Penderita Diabetes Rawan Terkena Alzheimer dan Demensia

Liputan6 Kesehatan
Liputan6 Kesehatan
Penderita Diabetes Rawan Terkena Alzheimer dan Demensia
Sep 23rd 2011, 08:17

Liputan6.com, Jakarta: Orang-orang dengan diabetes memang berisiko tinggi terkena komplikasi berbagai penyakit lain seperti serangan jantung atau stroke, pada usia yang relatif masih muda. Tapi ternyata risikonya tidak hanya itu.

Sebuah penelitian di Jepang menunjukkan bahwa penderita diabetes juga sangat rawan terkena penyakit alzheimer. Studi terhadap lebih dari seribu pasien laki-laki dan perempuan berusia di atas 60 menunjukkan, bahwa mereka yang terkena diabtes memiliki risiko dua kali lebih besar terkena alzheimer dibanding mereka yang tidak memiliki diabetes, untuk kurun waktu 15 tahun.

Penderita diabetes itu juga punya resiko 1,75 kali lebih tinggi terkena demensia. Demensia adalah gangguan intelektual/daya ingat yang umumnya progresif dan ireversibel. Umumnya terjadi pada orang berusia di atas 65.

"Penting untuk dimengerti bahwa diabetes sangat signifikan resikonya terkena semua tipe demensia," kata Rachel Whitmer, PhD, ahli epidemiologi pada divisi riset Kaiser Permanente Northern California, sebuah organisasi kesehatan nonprofit yang bermarkas di Oakland.

Namun Whitmer juga mengakui, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab mengenai kaitan antara diabetes dan demensia. "Studi baru itu berhasil dengan baik, dan memberikan bukti yang bagus, bahwa orang dengan diabetes punya risiko yang lebih besar," ujarnya. "Tapi kita harus melihat studi-studi yang lain untuk mencari tahu mengapa?"

Diabetes bisa menyebabkan demensia melalui beberapa cara, yang oleh para peneliti masih dipilah-pilah. Resistensi pada insulin yang menyebabkan gula darah tinggi, dan pada sejumlah kasus mengarah pada diabetes tipe 2, bisa saja merusak kemampuan tubuh untuk mem-break down protein (amyloid) yang membentuk plak otak yang terkait dengan alzheimer. Gula darah yang tinggi juga memproduksi molekul yang mengandung oksigen yang bisa merusak sel-sel, dalam proses yang disebut stress oksidatif.

Selain itu, gula darah dan kolesterol yang tinggi berperan untuk memperkeras dan mempersempit arteri pada otak. Kondisi yang dikenal sebagai atherosclerosis ini bisa menyebabkan vascular demensia, yang terjadi saat arteri yang tersumbat membunuh jaringan otak.

"Memiliki glukosa yang tinggi merupakan pemicu stres bagi sistem saraf dan pembuluh darah," ujar David Geldmacher, MD, Professor Neurology pada Universitas Alabama di Birmingham. "Informasi yang muncul pada penyakit alzheimer dan glukosa menunjukkan kepada kita, bahwa kita perlu untuk tetap waspada terhadap kadar gula darah seiring bertambahnya usia." (Health.com/mla)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post