Obat-Obatan yang Meningkatkan Risiko Cacat Lahir

Obat dan Vitamin - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/ 
Obat-Obatan yang Meningkatkan Risiko Cacat Lahir
Aug 7th 2013, 05:32



Kompas.com -
Saat hamil bukan hanya alkohol dan sushi saja yang harus dihindari. Konsumsi obat untuk meringankan hidung tersumbat (dekongestan) yang dijual bebas ternyata juga berisiko meningkatkan kelahiran bayi cacat.

Tim peneliti dari Harvard University and Boston University memeriksa 20 ribu bayi dari berbagai negara bagian di AS pada dua dekade terakhir. Tim peneliti meminta perawat bertanya pada ibu bayi-bayi itu apakah selama hamil minum obat dekongestan. Ternyata, beberapa dekongestan meningkatkan risiko kecacatan tertentu pada bayi baru lahir

Penelitian juga mengidentifikasi tiga bahan dekongestan yang berbahaya, terutama jika dikonsumsi pada trimester pertama dan atau menjelang kehamilan.

1. Phenylephrine
Phenylephrine meningkatkan risiko 8 kali lebih besar pada cacat endiocardial cushion, dimana kondisi dinding jantung bayi tidak terbentuk sempurna. Phenylephrine ditemukan pada merek oat dengan huruf PE di belakangnya seperti Sudafed PE Congestionand dan Suphedrin PE.

2. Phenylpropanolaminea
zat ini akan meningkatkan risiko cacatan telinga sampai 8 kali. Zat ini juga meningkatkan risiko gangguan pada perut yang disebut pyloric stenosis. Walaupun sudah dilarang di Amerika, zat ini masih ada pada pil seperti Accutrim and Dexatrim.

3. Pseudoephedrine
Pseudoephedrine meningkatkan risiko dinding perut yang tidak terbentuk sempurna. Kondisi ini disebut gastroschisis. Pada resep, obat ini merupakan pilihan, seperti Sudafed Congestion.

Sampai saat ini peneliti belum mengetahui bagaimana ketiga zat tersebut menyebabkan kecacatan. Namun menurut peneliti, dekongestan mungkin menyempitkan saluran pembuluh darah. Jika dekongestan juga menyempitkan pembuluh darah rahim, maka akan aliran oksigen pada janin terganggu sehingga terjadi gangguan perkembangan.

Bagaimana jika terlanjur mengkonsumsi?

Peneliti menganjurkan ibu tidak terlalu mengkhawatirkan efek dekongestan. Namun tetaplah waspada, mengingat obat-obatan umumnya tidak diujicoba pada wanita hamil.

Walau peningkatan risikonya sampai 8 kali, tetapi masih terbilang kecil. Misalnya Phenylephrine hanya mempengaruhi 3 sampai 27 per 10 ribu kehamilan. Untuk berjaga-jaga, sebaiknya jika Anda sedang hamil atau sedang dalam program kehamilan, jangan membeli obat secara bebas.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post