Jujur Bukan Kepribadian Permanen

Psikologi - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/ 
Learning HTML & CSS shouldn't be difficult.

Master Trainer, Mark Lassoff, will teach you everything you need to know to create a creative and professional web site in 4 hours.
From our sponsors
Jujur Bukan Kepribadian Permanen
Oct 1st 2013, 09:23


KOMPAS.com - Jujur merupakan kepribadian terpuji, yang memungkinkan pelakunya dihormati. Sayangnya menerapkan jujur tidak semudah yang dipikirkan. Beberapa kondisi seolah 'menggiring' seseorang untuk berbohong.

Kondisi ini didukung oleh lingkungan yang seperti mengizinkan seseorang untuk berbohong. Bahkan, lingkungan seperti sudah memaklumi bila ditemukan kebohongan.

"Jujur adalah sebuah kepribadian, tapi tidak permanen. Kepribadian sendiri dipengaruhi pembawaan dan karakter," ungkap psikolog Roslina Verauli beberapa waktu lalu di Jakarta.

Pembawaan, kata Roslina akan menjadi temperamen yang cenderung melekat. Sedangkan karakter pembentukannya sangat bergantung pada lingkungan tempat seseorang tumbuh. Salah satu karakter, kata Roslina, adalah jujur. Dengan sifat kepribadian yang cenderung labil, jujur harus ditanamkan sedini mungkin.

Roslina menyarankan orangtua dan lingkungan membiasakan bertindak serta berkata jujur, saat anak mulai membuka mata. Hasil paparan tindakan dan perkataan jujur bisa dilihat saat anak berusia 2 tahun.

"Saat usia 2-3 tahun anak mulai bisa bermanipulasi. Mereka mulai bisa berbohong untuk memperoleh apa yang diinginkan," kata Roslina.

Anak yang terbiasa melihat dan mendengar kejujuran, bisa membentengi diri dari kebohongan yang ingin dilakukan. Pemberian contoh ini harus dilakukan terus menerus bersama seluruh komponen keluarga.

Bila perlu diadakan sanksi bagi anggota keluarga yang memberi contoh kebohongan. Selain pemberian contoh, lingkungan juga harus memberi suasana senyaman mungkin sehingga anak bisa berkata dan berlaku jujur.

Roslina menyarankan orangtua tidak memarahi anaknya jika anak ketahuan berbohong, atau hendak berlaku jujur.

"Jangan dimarahi. Lebih baik diajak duduk bersama, dielus, dan dibuat tenang. Jangan bikin anak tidak nyaman dengan ancaman, omelan, atau pukulan," kata Roslina.

Ancaman justru akan membuat anak enggan mengeluarkan kejujuran yang dipendam. Selain menghambat kejujuran, ancaman juga memunculkan dendam yang tidak baik bagi perkembangan emosi anak.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post