ASKEP KOMUNITAS KELUARGA DENGAN ARTRITIS REMATOID PADA LANSIA
artritis rematoid; artritis pada lansia; artritis rematoid artritis pada lansia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA PADA NY. S.
DENGAN ARTRITIS REMATOID DI DUSUN
DENGAN ARTRITIS REMATOID DI DUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Salah satu tolak ukur kemajuan suatu Bangsa seringkali dilihat dari harapan hidup penduduknya. Demikian juga Indonesia sebagai Negara bekembang dengan perkembangannya yang cukup baik, makin tinggi harapan hidupnya di proyeksikan dapat mencapai lebih dari 70 tahun pada tahun 2000 yang akan datang.
Saat ini, disluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliar. Dari data USA, bahkan Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan warga Lansia terbesar diseluruh dunia, diantara tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber, 1993)
Hal ini merupakan gambaran pada seluruh Negara-negara di dunia, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kemajuan dalam kondisi sosio, ekonominya masing-masing.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi masih di tantang dengan menerangkan sebab-sebab orang menjadi tua. Proses menua merupakan suatu misteri kehidupan yang masih belum dapat diungkapkan. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun menjadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini menimbulkan maslah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
DEFENISI
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap kerusakan yang diderita.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses menua sudah berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, mislanya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, jaringan lain, sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
2.2 Mitos-Mitos Lanjutan Usia dan Kenyataanya.
Menurut Sheiera Saul
1. Mitos kedamaian dan ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya, berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataan :
Sering ditemui stress
Depresi
Kekhawatiran
Paranoid
2. Mitos konservatisme dan kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :
- Konservatif
- Tidak kreatif
- Menolak Inovasi
- Berorientasi ke masa silam
- Merindukan masa lalu
- Kembali ke masa anak-anak
- Susah berubah
- Keras kepala
- Cerewet
Kenyataan :
Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3. Mitos berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua.
Kenyataan :
Memang proses penuaan disertai dengan menurunya daya tahan tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit.
Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak.
5. Mitos Tidak Jatuh Cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan :
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa
Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia
6. Mitos Aseksualitas
ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang.
Kenyataan :
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
7. Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidka produktif.
Kenyataan :
Banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan dan produktifitas mental dan material.
2.3 Teori-Teori Proses Menua
2.3.1 Teori-teori Biologi
1. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogramkan oleh molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
2. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sesl-sel tubuh lelah.
3. Teori akumulasi dari produk sisa
Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh.
4. Peningkatan jumlah kalogen dalam jaringan
5. Tidak ada perlindungan terhadap; radiasi, penyakit dan kekurangan gizi
6. Reaksi dari kekebalan sendiri
Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suat zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut. Sehinga jaringan tubuh menjadi lemah.
7. Teori Imunologi Slow virus
Sisitem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
8. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal. Kelebihan usaha dan stres menyebabakan sel-sel tubuh telah dipakai.
9. Teori Radikal Bebas
Radikal dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
10. Teori Rantai Silang
Reaksi kimia sel-sel yang tua dan usang menyebabkan ikatan yang kuat. Ikatan ini menyebabkan kurang elastis fungsi.
11. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel-sel yang membelah setelah sel-sel mati.
2.3.2 Teori kejiwaan Sosial
1. Aktivitas atau kegiatan
2. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
3. Teori pembebasan (Disengagement Theory)
Mengakibatkan interkasi sosial lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasi sehingga sering terjadi kehilangan ganda :
Kehilangan peran
Hambatan kontak sosial
Berkurangnya komitmen
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
Hereditas : keturunan/genetic
Nutrisi : makanan
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stres
2.5 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
2.5.1 Perubahan-perubahan fisik
A. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurang jumlah cairan tubuh dan intraseluler
Menurun proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
Jumlah sel otak menurun
Terganggunya mekanisme perbaikan sel
Otak menjadi atrofis bertany kurang 5-10%
B. Sistem Persarafan
Berat otak menurun 10-20%
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi
Mengecilnya saraf panca indra
Kurang sensitif terhadap sentuhan
C. Sistem Pendengaran
Presbiakusis (Gangguan pada pendengaran)
Membran timpani menjadi atrofi
Terjadinya pengumpulan cerumen dan mengeras
Pendengaran bertambah menurun
D. Sistem Pengelihatan
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilang respon terhadap sinar
Kornea berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram
Meningktanya ambang, susah melihat
Hilangnya daya akomodasi
Menurunya daya membedakan warna biru atau hijau
E. Sistem Kardiovaskuler
Elastisitas dingin aorta menurun
Katup jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Tekanan darah meningkat
F. Sistem Pengaturan Termperatur Tubuh
Temperatur tubuh menurun
Keterbatasan refleks menggigil
G. Sistem Respirasi
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan
Menurunnya aktivitas dan silia
Paru-paru kehilangan elastisitas
H. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi
Indra pengecap menurun
Esofagus menurun
Peristaltik lemah dan timbul konstipasi
Fungsi absorbsi melemah
Liver makin mengecil
I. Sistem Genitourinaria
Ginjal : mengalami pengecilan
Vesika Urinaria : otot menjadi lemah, kapasitas menurun mengakibatkan frekuensi BAK meningkat
J. Sistem Endokrin
Produksi Hormon menurun
K. Sistem Integumen
Mengerut/keriput
Permukaan kulit kasar dan bersisik
Menurunya respon terhadap trauma
Kulit kepala dan rambut menipis
Rambut dalam hidung dan telinga menebal
Pertumbuhan kuku lambat
L. Sistem Muskuloskletal
Tulang kehilangan cairan
Kefosis
Discus Invertebralis menipis dan menjadi pendik
Persendian membesar dan kaku
Tendon mengerut dan mengalami sclerosis
2.5.2 Perubahan-Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
Perubahan Fisik
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
2.5.3 Perubahan-Perubahan Psikososial
Pensiun
Mengalami kehilangan : - Kehilangan Finansial
- Kehilangan Status
- Kehilangan teman
- Kehilangan pekerjaan
Merasakan / sadar akan kematian
Perubahan dalam cara hidup
Penyakit kronis dan ketidakmampuan
2.6 Masalah dan Penyakit yang sering kali dihadapi LANSIA
2.6.1 Masalah Fisik Sehari-Hari
Mudah jatuh
Mudah lelah
Disebabkan oleh : - Faktor psikologis
- Ganguan organis
- Pengaruh obat-obat
Kekacauan mental
Disebabkan oleh : - Keracunan
- Penyakit infeksi
- Penyakit metabolisme
- Dehidrasi
Nyeri dada
Disebabkan oleh : - Penyakit jantung
- Radang selaput jantung
Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik
Palpifasi
Pembengkakan kaki bagian bawah
Nyeri pinggang atau punggung
Nyeri pada sendi pinggul
Berat badan menurun
Suka menahan buang air seni
Gangguan pada ketajaman penglihatan
Gangguan pendengaran
Gangguan tidur
Pusing-pusing
2.6.2 Penyakit yang sering dijumpai pada LANSIA
a. Penyakit sistem Paru dan Kardiovaskuler
Paru-paru
Jantung dan pembuluh darah
Penykit jantung koroner
Hipertensi
b. Penyakit pencernaan makanan
Gastritis
Ulcus Peptikum
c. Penyakit sistem Urogenital
Peradangan kandung kemih
Peradangan ginjal
d. Penyakit pada persendian dan Tulang
Osteoporosis
Gout
2.7 Asuhan Keperawatan pada Lansia
Tujuan
Lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
Mempertahankan kesehatan
Membantu mempertahankan serta membesarkan semangat hidup klien
Merawat dan menolong klien Lansia
Merangsang petugas kesehatan menegakkan diagnosa yang tepat
Fokus Asuhan Keperawatan
1. Meningkatkan Kesehatan (Health Promotion)
2. Pencegahan Penyakit (Preventive)
3. mengoptimalkan fungsi mental
4. mengatasi gangguan kesehatan
Pengkajian
a. Fisik : - Head to toe
- Sistem tubuh
b. Psikologis : Mengenal masalah-masalah utama
c. Sosio ekonomi : Mengenai finansial Lansia
d. Spritual : Keyakinan
Pengkajian Dasar
Temperatur
Pulse
Respirasi
Tekanan Darah
Berat Badan
Tingkat Orientasi
Memory
Pola Tidur
Pemeriksaan per sistem
Diagnosa Keperawatan
1. Fisik/Biologis
Gangguan Nutrisi
Gangguan persepsi sensori
Kurang perawatan diri
Potensial Cedera fisik
Gangguan pola tidur
Perubahan pola eliminasi
Gangguan mobilitas fisik
2. Psikososial
Isolasi sosial
Menarik diri dari lingkungan
Depresi
Harga diri rendah
Koping tidak adekuat
3. Spiritual
Reaksi berkabung atau berduka
Penolakan terhadap proses penuaan
Marah
Perasaan tidak tenang
Rencana Keperawatan
Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan
Bekerjasama dengan profesi kesehatan lain
Cegah timbulnya masalah
Saat ini, disluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 miliar. Dari data USA, bahkan Indonesia diperkirakan akan mengalami pertambahan warga Lansia terbesar diseluruh dunia, diantara tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber, 1993)
Hal ini merupakan gambaran pada seluruh Negara-negara di dunia, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan kemajuan dalam kondisi sosio, ekonominya masing-masing.
Namun ilmu pengetahuan dan teknologi masih di tantang dengan menerangkan sebab-sebab orang menjadi tua. Proses menua merupakan suatu misteri kehidupan yang masih belum dapat diungkapkan. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun menjadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini menimbulkan maslah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
DEFENISI
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap kerusakan yang diderita.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh. Proses menua sudah berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, mislanya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, jaringan lain, sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
2.2 Mitos-Mitos Lanjutan Usia dan Kenyataanya.
Menurut Sheiera Saul
1. Mitos kedamaian dan ketenangan
Lanjut usia dapat santai menikmati hasil kerja dan jerih payahnya di masa muda dan dewasanya, berbagai goncangan kehidupan seakan-akan sudah berhasil dilewati.
Kenyataan :
Sering ditemui stress
Depresi
Kekhawatiran
Paranoid
2. Mitos konservatisme dan kemunduran
Pandangan bahwa lanjut usia pada umumnya :
- Konservatif
- Tidak kreatif
- Menolak Inovasi
- Berorientasi ke masa silam
- Merindukan masa lalu
- Kembali ke masa anak-anak
- Susah berubah
- Keras kepala
- Cerewet
Kenyataan :
Tidak semua lanjut usia bersikap dan berpikiran demikian.
3. Mitos berpenyakitan
Lanjut usia dipandang sebagai masa degenerasi biologis yang disertai oleh berbagai penderitaan akibat bermacam-macam penyakit yang menyertai proses menua.
Kenyataan :
Memang proses penuaan disertai dengan menurunya daya tahan tubuh dan metabolisme sehingga rawan terhadap penyakit.
Tetapi banyak penyakit yang masa sekarang dapat dikontrol dan diobati.
4. Mitos Senilitas
Lanjut usia dipandang sebagai masa pikun yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak.
5. Mitos Tidak Jatuh Cinta
Lanjut usia tidak lagi jatuh cinta dan gairah kepada lawan jenis tidak ada.
Kenyataan :
Perasaan dan emosi setiap orang berubah sepanjang masa
Perasaan cinta tidak berhenti hanya karena menjadi lanjut usia
6. Mitos Aseksualitas
ada pandangan bahwa pada lanjut usia, hubungan seks itu menurun, minat, dorongan, gairah, kebutuhan dan daya seks berkurang.
Kenyataan :
Menunjukkan bahwa kehidupan seks pada lanjut usia normal saja.
7. Mitos Ketidakproduktifan
Lanjut usia dipandang sebagai usia tidka produktif.
Kenyataan :
Banyak lanjut usia yang mencapai kematangan, kemantapan dan produktifitas mental dan material.
2.3 Teori-Teori Proses Menua
2.3.1 Teori-teori Biologi
1. Teori Genetik dan Mutasi
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogramkan oleh molekul / DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi.
2. Pemakaian dan rusak
Kelebihan usaha dan stress menyebabkan sesl-sel tubuh lelah.
3. Teori akumulasi dari produk sisa
Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh.
4. Peningkatan jumlah kalogen dalam jaringan
5. Tidak ada perlindungan terhadap; radiasi, penyakit dan kekurangan gizi
6. Reaksi dari kekebalan sendiri
Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suat zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut. Sehinga jaringan tubuh menjadi lemah.
7. Teori Imunologi Slow virus
Sisitem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
8. Teori Stres
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal. Kelebihan usaha dan stres menyebabakan sel-sel tubuh telah dipakai.
9. Teori Radikal Bebas
Radikal dapat menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.
10. Teori Rantai Silang
Reaksi kimia sel-sel yang tua dan usang menyebabkan ikatan yang kuat. Ikatan ini menyebabkan kurang elastis fungsi.
11. Teori Program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel-sel yang membelah setelah sel-sel mati.
2.3.2 Teori kejiwaan Sosial
1. Aktivitas atau kegiatan
2. Kepribadian berlanjut (Continuity Theory)
3. Teori pembebasan (Disengagement Theory)
Mengakibatkan interkasi sosial lansia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitasi sehingga sering terjadi kehilangan ganda :
Kehilangan peran
Hambatan kontak sosial
Berkurangnya komitmen
2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketuaan
Hereditas : keturunan/genetic
Nutrisi : makanan
Status kesehatan
Pengalaman hidup
Lingkungan
Stres
2.5 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia
2.5.1 Perubahan-perubahan fisik
A. Sel
Lebih sedikit jumlahnya
Lebih besar ukurannya
Berkurang jumlah cairan tubuh dan intraseluler
Menurun proporsi protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati
Jumlah sel otak menurun
Terganggunya mekanisme perbaikan sel
Otak menjadi atrofis bertany kurang 5-10%
B. Sistem Persarafan
Berat otak menurun 10-20%
Cepatnya menurun hubungan persarafan
Lambat dalam respond an waktu untuk bereaksi
Mengecilnya saraf panca indra
Kurang sensitif terhadap sentuhan
C. Sistem Pendengaran
Presbiakusis (Gangguan pada pendengaran)
Membran timpani menjadi atrofi
Terjadinya pengumpulan cerumen dan mengeras
Pendengaran bertambah menurun
D. Sistem Pengelihatan
Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilang respon terhadap sinar
Kornea berbentuk sferis (bola)
Lensa lebih suram
Meningktanya ambang, susah melihat
Hilangnya daya akomodasi
Menurunya daya membedakan warna biru atau hijau
E. Sistem Kardiovaskuler
Elastisitas dingin aorta menurun
Katup jantung menebal dan menjadi kaku
Kemampuan jantung memompa darah menurun
Kehilangan elastisitas pembuluh darah
Tekanan darah meningkat
F. Sistem Pengaturan Termperatur Tubuh
Temperatur tubuh menurun
Keterbatasan refleks menggigil
G. Sistem Respirasi
Otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan
Menurunnya aktivitas dan silia
Paru-paru kehilangan elastisitas
H. Sistem Gastrointestinal
Kehilangan gigi
Indra pengecap menurun
Esofagus menurun
Peristaltik lemah dan timbul konstipasi
Fungsi absorbsi melemah
Liver makin mengecil
I. Sistem Genitourinaria
Ginjal : mengalami pengecilan
Vesika Urinaria : otot menjadi lemah, kapasitas menurun mengakibatkan frekuensi BAK meningkat
J. Sistem Endokrin
Produksi Hormon menurun
K. Sistem Integumen
Mengerut/keriput
Permukaan kulit kasar dan bersisik
Menurunya respon terhadap trauma
Kulit kepala dan rambut menipis
Rambut dalam hidung dan telinga menebal
Pertumbuhan kuku lambat
L. Sistem Muskuloskletal
Tulang kehilangan cairan
Kefosis
Discus Invertebralis menipis dan menjadi pendik
Persendian membesar dan kaku
Tendon mengerut dan mengalami sclerosis
2.5.2 Perubahan-Perubahan Mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental
Perubahan Fisik
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan
Lingkungan
2.5.3 Perubahan-Perubahan Psikososial
Pensiun
Mengalami kehilangan : - Kehilangan Finansial
- Kehilangan Status
- Kehilangan teman
- Kehilangan pekerjaan
Merasakan / sadar akan kematian
Perubahan dalam cara hidup
Penyakit kronis dan ketidakmampuan
2.6 Masalah dan Penyakit yang sering kali dihadapi LANSIA
2.6.1 Masalah Fisik Sehari-Hari
Mudah jatuh
Mudah lelah
Disebabkan oleh : - Faktor psikologis
- Ganguan organis
- Pengaruh obat-obat
Kekacauan mental
Disebabkan oleh : - Keracunan
- Penyakit infeksi
- Penyakit metabolisme
- Dehidrasi
Nyeri dada
Disebabkan oleh : - Penyakit jantung
- Radang selaput jantung
Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik
Palpifasi
Pembengkakan kaki bagian bawah
Nyeri pinggang atau punggung
Nyeri pada sendi pinggul
Berat badan menurun
Suka menahan buang air seni
Gangguan pada ketajaman penglihatan
Gangguan pendengaran
Gangguan tidur
Pusing-pusing
2.6.2 Penyakit yang sering dijumpai pada LANSIA
a. Penyakit sistem Paru dan Kardiovaskuler
Paru-paru
Jantung dan pembuluh darah
Penykit jantung koroner
Hipertensi
b. Penyakit pencernaan makanan
Gastritis
Ulcus Peptikum
c. Penyakit sistem Urogenital
Peradangan kandung kemih
Peradangan ginjal
d. Penyakit pada persendian dan Tulang
Osteoporosis
Gout
2.7 Asuhan Keperawatan pada Lansia
Tujuan
Lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri
Mempertahankan kesehatan
Membantu mempertahankan serta membesarkan semangat hidup klien
Merawat dan menolong klien Lansia
Merangsang petugas kesehatan menegakkan diagnosa yang tepat
Fokus Asuhan Keperawatan
1. Meningkatkan Kesehatan (Health Promotion)
2. Pencegahan Penyakit (Preventive)
3. mengoptimalkan fungsi mental
4. mengatasi gangguan kesehatan
Pengkajian
a. Fisik : - Head to toe
- Sistem tubuh
b. Psikologis : Mengenal masalah-masalah utama
c. Sosio ekonomi : Mengenai finansial Lansia
d. Spritual : Keyakinan
Pengkajian Dasar
Temperatur
Pulse
Respirasi
Tekanan Darah
Berat Badan
Tingkat Orientasi
Memory
Pola Tidur
Pemeriksaan per sistem
Diagnosa Keperawatan
1. Fisik/Biologis
Gangguan Nutrisi
Gangguan persepsi sensori
Kurang perawatan diri
Potensial Cedera fisik
Gangguan pola tidur
Perubahan pola eliminasi
Gangguan mobilitas fisik
2. Psikososial
Isolasi sosial
Menarik diri dari lingkungan
Depresi
Harga diri rendah
Koping tidak adekuat
3. Spiritual
Reaksi berkabung atau berduka
Penolakan terhadap proses penuaan
Marah
Perasaan tidak tenang
Rencana Keperawatan
Melibatkan klien dan keluarganya dalam perencanaan
Bekerjasama dengan profesi kesehatan lain
Cegah timbulnya masalah
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
silahkan download GRATIS dalam bentuk dokumen word
ASKEP KOMUNITAS KELUARGA DENGAN ARTRITIS REMATOID PADA LANSIA
artritis rematoid; artritis pada lansia; artritis rematoid artritis pada lansia
(isi: tinjauan teoritis; PATHWAYS, tinjauan kasus dan daftar kepustakaan)
ASKEP KOMUNITAS KELUARGA DENGAN ARTRITIS REMATOID PADA LANSIA
artritis rematoid; artritis pada lansia; artritis rematoid artritis pada lansia
(isi: tinjauan teoritis; PATHWAYS, tinjauan kasus dan daftar kepustakaan)
DAFTAR KTI LENGKAP KEBIDANAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI
KLIK DISINI
DAFTAR KTI LENGKAP KEPERAWATAN dalam DOKUMEN WORD (.doc)
KLIK DISINI