DASAR-DASAR FARMAKOTERAPI
DASAR-DASAR FARMAKOTERAPI: "
n PENDAHULUAN
FARMAKOTERAPI :
n Mempelajari efektivitas obat pada manusia
n Mencakup juga tiga pendekatan thd penelitian medis dan pendidikan, yi :
Studi farmakologi pada manusia ( farmakokinetik dan farmakodinamik ).
Studi aksi obat untuk menyelidiki pato fisiologi penyakit pada sistem organ ttt.
Dokumentasi ttg keamanan dan daya guna obat pada manusia.
n Beberapa hal yg dipelajari dalam farmakoterapi :
Pemilihan Obat
Pengembangan Obat
Interaksi Obat
Efek Samping Obat
Terapi Obat Rasional
Keputusan Klinik
Pengobatan Sendiri
n I. Pemilihan obat
Syarat-syarat pemilihan obat yg rasional :
1. Diagnosis yg tepat.
2. Pengetahuan yg berhubungan dg patofisiologi suatu penyakit.
3. Pengetahuan farmakologi dasar, biokimia obat dan metabolitnya, kinetika senyawa pada orang normal dan sakit.
4. Kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu dalam praktek.
5. Tindakan yg beralasan dalam menghubungkan patofisiologi dan farmakologi hingga bisa di dapat hasil pengobatan yg dikehendaki.
6. Rencana untuk melakukan evaluasi dan pengukuran spesifik yg dapat menggambarkan daya guna dan toksisitas serta merancang terapi selanjutnya.
n Respon pasien thd obat
Merupakan resultan dari berbagai faktor :
Efek farmakodinamik obat dan interaksinya dg obat yg telah didapat pasien.
Farmakokinetik obat dan modifikasinya berkaitan dg faktor genetik,penyakit dan obat lain.
Kondisi fisiologis organ akhir, apakah dlm keadaan lebih atau kurang aktif.
Aksi pengobatannya, termasuk rute pemberian obat.
Perasaan dokter ,kepribadian, sikap dan kepercayaan.
Perasaan pasien, kepribadian, sikap dan kepercayaan.
Apa yang telah dikatakan dokter pada pasien.
Pengalaman pasien terhadap dokter.
Dugaan pasien tentang apa yg telah diterima dan hasil apa yang akan terjadi.
Lingkungan sosial, baik yg mendorong maupun yg melemahkan semangat.
n Beberapa penyebab ketidakpatuhan pasien terhadap obat :
Pasien tdk puas thd dokter
Motivasi rendah
Lupa
Kesengajaan
Informasi kurang, t.u info ttg efek samping obat
Frekuensi dan kompleksitas aturan minum regimen obat.
n II. Pengembangan Obat
Beberapa tahap untuk pengembangan obat baru :
Ide / hipotesis
Rancangan bahan sintesisnya.
Studi pada jaringan dan hewan (uji praklinik)
Studi pada manusia (uji klinik)
Hak paten
Studi pasca pasar ttg keamanan dan perbandingan dengan obat lain.
n Tes pada uji praklinik
Farmakodinamik
Farmakokinetik
Toksikologi, yg mencakup studi studi mutagenitas dan karsinogenitas.
n Uji klinik
Ada 4 tahap uji klinik :
Farmakologi klinik dan toksisitas
Penelitian klinis awal untuk efek pengobatan
Evaluasi lengkap pengobatan
Survei pasca pemasaran
Tahap 1 :
n Pengujian pd manusia sehat.
n Yg diutamakan adalah keamanan obat, bukan efikasi.
n Ditentukan dosis tunggal yg tepat tanpa menimbulkan efek samping yg serius.
n Diteliti juga metabolisme dan bioavailabilitas obat.
n Selanjutnya dosis ganda juga diberikan untuk menentukan skedul pemberian dosis.
n Memerlukan 20 – 80 subyek.
Tahap 2 :
n Pengujian pada manusia sakit / pasien.
n Yg diteliti efektifitas dan keamanan obat dg pemantauan ketat.
n Pd tahap ini merupakan uji klinik scr terbuka ( open trial / uncontroled trial )
n Diperlukan sampel 100 – 200 pasien.
Tahap 3 :
n Tahap terpenting dari uji klinik.
n Membandingkan obat yg baru dg obat baku.
n Memakai uji klinis terkendali / controlled trial
n Sampel harus sesuai dg rancangan penelitian.
Tahap 4 ( post marketing surveillance ):
n Pemantauan efek samping dan penelitian yg luas ttg morbiditas dan mortalitas.
n Tahap ini biasanya dimanfaatkan untuk promosi luas di kalangan praktisi medis.
n Penelitian pd tahap ini mempunyai nilai ilmiah terbatas.
n III. Interaksi Obat
Berbagai tingkat interaksi obat :
Interaksi absorbsi
Cont : Antasida dpt mengurangi absorbsi fenitoin, barbiturat dan sejuml. Benzodiazepin.
Interaksi ikatan protein plasma
fenilbutazon,sulfarazol,asam salisilat, diazoksid, asam valproat,tolbutamid, halofenat dapat mendesak fenitoin dari tempat ikatan protein plasma.
Inhibisi metabolisme
INH mampu menghambat metabolisme fenitoin.
Induksi metabolisme
n Fenitoin,fenobarbital,pirimidon dan karbamazepin mampu menginduksi ensim mikrosomal hati.
n Obat yg kemudian terpengaruh akan turun steady state nya.
Obat yg mempengaruhi ekskresi renal.
n Obat yg membuat suasana alkalis urin dpt mengurangi reabsorbsi tubuler dari fenobarbital dan menaikkan kecepatan ekskresinya dlm urin.
n Cont : pada over dosis barbiturat, penderita dpt diberi Natrium bicarbonat.
Interaksi farmakodinamik
n Interaksi dpt terjadi pada tingkat reseptor.
n Cont : Obat anti epilepsi mrpk juga depresan SSP. Dan ini akan berpotensiasi bila bersama-sama diberikan dengan Diazepam atau fenobarbital shg dpt menyebabkan henti napas ( depresi pernapasan ).
n IV. Efek Samping Obat
n Mencakup setiap pengaruh obat yg tdk dikehendaki atau yg merugikan/ membahayakan pasien dlm dosis terapeutik untuk pencegahan maupun pengobatan.
n Insiden antara 10 – 20 persen.
n Faktor predisposisi tjdnya ESO :
Ras
Kelainan genetis
Jenis kelamin
Usia
Riwayat alergi, gangguan fs ginjal dan hati.
Ditinjau dari aspek patologi, ESO dpt dibagi :
1. Tipe A
n Tjd akibat aksi farmakologis yg normal, dpt diperkirakan dr aksi farmakologisnya yg biasa dan umumnya tergtg dosis.
n Insiden dan morbiditasnya tinggi, tp mortalitas rendah.
n Cont. : Mengantuk setelah minum CTM.
2. Tipe B
n ESO tdk berkaitan dg aksi farmakologis yg biasa.
n Timbulnya tdk dapat diduga.
n Insiden dan morbiditasnya rendah, namun mortalitasnya tinggi.
n Cont : Reaksi imunologik.
n V. Terapi Obat Rasional
Enam langkah farmakoterapi yg rasional :
Menentukan diagnosis yg tepat.
Memahami patofisiologi penyakit dan peluang untuk intervensi obat.
Memahami farmakologi obat yg dapat dipakai sbg pilihan farmakoterapi thd penyakit tsb.
Seleksi obat dan dosis yg paling optimal utk pasien yg paling spesifik.
Seleksi efikasi dan toksisitas yg perlu dipantau.
Membina hubungan baik dg pasien.
n VI. Keputusan Klinik
Faktor yg berperan dlm proses pengambilan keputusan klinik :
Bukti ilmiah atau medik yg valid (mis. Uji klinik).
Faktor pasien (mis. Kepercayaan pasien).
Faktor Dokter (mis. Pengalaman / mutu).
Paksaan (mis. Asuransi).
=====รจ Dipengaruhi paradigma yg dianut oleh dokter.
Paradigma Lama :
n Memakai intuisi, pengalaman klinis yg tidak sistematis, dan pendekatan patofisiologi yg berasal dari hewan percobaan.
Paradigma Baru :
n Evidence Based Medicine ( EBM ).
n Lewat pelacakan kepustakaan, baik lewat CD-ROM, Internet, maupun publikasi ilmiah.
n VII. Pengobatan Sendiri
Dapat dilakukan untuk hal berikut :
n Penghilangan simptom jangka pendek, untuk penyakit yg diagnosis akuratnya tidak diperlukan.
n Kasus penyakit kronik atau kambuhan tanpa komplikasi.
Keamanan pengobatan sendiri tergantung pada :
Obat :
n Kandungan obat, dosis dan lama pengobatan, serta kemungkinan ketergantungannya.
Formulasi obat, sebaiknya dosis rendah saja.
Informasinya ( biasanya sdh ada dalam kemasan obat ).
Kepatuhan pasien.
n Pemantauan Farmakoterapi
n Variabel Farmakokinetik :
Absorbsi
Klirens
Volume distribusi
Waktu paruh
n Variabel Farmakodinamik :
Efek Maksimum
Kepekaan / Sensitivitas.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
DASAR-DASAR FARMAKOTERAPI
n PENDAHULUAN
FARMAKOTERAPI :
n Mempelajari efektivitas obat pada manusia
n Mencakup juga tiga pendekatan thd penelitian medis dan pendidikan, yi :
Studi farmakologi pada manusia ( farmakokinetik dan farmakodinamik ).
Studi aksi obat untuk menyelidiki pato fisiologi penyakit pada sistem organ ttt.
Dokumentasi ttg keamanan dan daya guna obat pada manusia.
n Beberapa hal yg dipelajari dalam farmakoterapi :
Pemilihan Obat
Pengembangan Obat
Interaksi Obat
Efek Samping Obat
Terapi Obat Rasional
Keputusan Klinik
Pengobatan Sendiri
n I. Pemilihan obat
Syarat-syarat pemilihan obat yg rasional :
1. Diagnosis yg tepat.
2. Pengetahuan yg berhubungan dg patofisiologi suatu penyakit.
3. Pengetahuan farmakologi dasar, biokimia obat dan metabolitnya, kinetika senyawa pada orang normal dan sakit.
4. Kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu dalam praktek.
5. Tindakan yg beralasan dalam menghubungkan patofisiologi dan farmakologi hingga bisa di dapat hasil pengobatan yg dikehendaki.
6. Rencana untuk melakukan evaluasi dan pengukuran spesifik yg dapat menggambarkan daya guna dan toksisitas serta merancang terapi selanjutnya.
n Respon pasien thd obat
Merupakan resultan dari berbagai faktor :
Efek farmakodinamik obat dan interaksinya dg obat yg telah didapat pasien.
Farmakokinetik obat dan modifikasinya berkaitan dg faktor genetik,penyakit dan obat lain.
Kondisi fisiologis organ akhir, apakah dlm keadaan lebih atau kurang aktif.
Aksi pengobatannya, termasuk rute pemberian obat.
Perasaan dokter ,kepribadian, sikap dan kepercayaan.
Perasaan pasien, kepribadian, sikap dan kepercayaan.
Apa yang telah dikatakan dokter pada pasien.
Pengalaman pasien terhadap dokter.
Dugaan pasien tentang apa yg telah diterima dan hasil apa yang akan terjadi.
Lingkungan sosial, baik yg mendorong maupun yg melemahkan semangat.
n Beberapa penyebab ketidakpatuhan pasien terhadap obat :
Pasien tdk puas thd dokter
Motivasi rendah
Lupa
Kesengajaan
Informasi kurang, t.u info ttg efek samping obat
Frekuensi dan kompleksitas aturan minum regimen obat.
n II. Pengembangan Obat
Beberapa tahap untuk pengembangan obat baru :
Ide / hipotesis
Rancangan bahan sintesisnya.
Studi pada jaringan dan hewan (uji praklinik)
Studi pada manusia (uji klinik)
Hak paten
Studi pasca pasar ttg keamanan dan perbandingan dengan obat lain.
n Tes pada uji praklinik
Farmakodinamik
Farmakokinetik
Toksikologi, yg mencakup studi studi mutagenitas dan karsinogenitas.
n Uji klinik
Ada 4 tahap uji klinik :
Farmakologi klinik dan toksisitas
Penelitian klinis awal untuk efek pengobatan
Evaluasi lengkap pengobatan
Survei pasca pemasaran
Tahap 1 :
n Pengujian pd manusia sehat.
n Yg diutamakan adalah keamanan obat, bukan efikasi.
n Ditentukan dosis tunggal yg tepat tanpa menimbulkan efek samping yg serius.
n Diteliti juga metabolisme dan bioavailabilitas obat.
n Selanjutnya dosis ganda juga diberikan untuk menentukan skedul pemberian dosis.
n Memerlukan 20 – 80 subyek.
Tahap 2 :
n Pengujian pada manusia sakit / pasien.
n Yg diteliti efektifitas dan keamanan obat dg pemantauan ketat.
n Pd tahap ini merupakan uji klinik scr terbuka ( open trial / uncontroled trial )
n Diperlukan sampel 100 – 200 pasien.
Tahap 3 :
n Tahap terpenting dari uji klinik.
n Membandingkan obat yg baru dg obat baku.
n Memakai uji klinis terkendali / controlled trial
n Sampel harus sesuai dg rancangan penelitian.
Tahap 4 ( post marketing surveillance ):
n Pemantauan efek samping dan penelitian yg luas ttg morbiditas dan mortalitas.
n Tahap ini biasanya dimanfaatkan untuk promosi luas di kalangan praktisi medis.
n Penelitian pd tahap ini mempunyai nilai ilmiah terbatas.
n III. Interaksi Obat
Berbagai tingkat interaksi obat :
Interaksi absorbsi
Cont : Antasida dpt mengurangi absorbsi fenitoin, barbiturat dan sejuml. Benzodiazepin.
Interaksi ikatan protein plasma
fenilbutazon,sulfarazol,asam salisilat, diazoksid, asam valproat,tolbutamid, halofenat dapat mendesak fenitoin dari tempat ikatan protein plasma.
Inhibisi metabolisme
INH mampu menghambat metabolisme fenitoin.
Induksi metabolisme
n Fenitoin,fenobarbital,pirimidon dan karbamazepin mampu menginduksi ensim mikrosomal hati.
n Obat yg kemudian terpengaruh akan turun steady state nya.
Obat yg mempengaruhi ekskresi renal.
n Obat yg membuat suasana alkalis urin dpt mengurangi reabsorbsi tubuler dari fenobarbital dan menaikkan kecepatan ekskresinya dlm urin.
n Cont : pada over dosis barbiturat, penderita dpt diberi Natrium bicarbonat.
Interaksi farmakodinamik
n Interaksi dpt terjadi pada tingkat reseptor.
n Cont : Obat anti epilepsi mrpk juga depresan SSP. Dan ini akan berpotensiasi bila bersama-sama diberikan dengan Diazepam atau fenobarbital shg dpt menyebabkan henti napas ( depresi pernapasan ).
n IV. Efek Samping Obat
n Mencakup setiap pengaruh obat yg tdk dikehendaki atau yg merugikan/ membahayakan pasien dlm dosis terapeutik untuk pencegahan maupun pengobatan.
n Insiden antara 10 – 20 persen.
n Faktor predisposisi tjdnya ESO :
Ras
Kelainan genetis
Jenis kelamin
Usia
Riwayat alergi, gangguan fs ginjal dan hati.
Ditinjau dari aspek patologi, ESO dpt dibagi :
1. Tipe A
n Tjd akibat aksi farmakologis yg normal, dpt diperkirakan dr aksi farmakologisnya yg biasa dan umumnya tergtg dosis.
n Insiden dan morbiditasnya tinggi, tp mortalitas rendah.
n Cont. : Mengantuk setelah minum CTM.
2. Tipe B
n ESO tdk berkaitan dg aksi farmakologis yg biasa.
n Timbulnya tdk dapat diduga.
n Insiden dan morbiditasnya rendah, namun mortalitasnya tinggi.
n Cont : Reaksi imunologik.
n V. Terapi Obat Rasional
Enam langkah farmakoterapi yg rasional :
Menentukan diagnosis yg tepat.
Memahami patofisiologi penyakit dan peluang untuk intervensi obat.
Memahami farmakologi obat yg dapat dipakai sbg pilihan farmakoterapi thd penyakit tsb.
Seleksi obat dan dosis yg paling optimal utk pasien yg paling spesifik.
Seleksi efikasi dan toksisitas yg perlu dipantau.
Membina hubungan baik dg pasien.
n VI. Keputusan Klinik
Faktor yg berperan dlm proses pengambilan keputusan klinik :
Bukti ilmiah atau medik yg valid (mis. Uji klinik).
Faktor pasien (mis. Kepercayaan pasien).
Faktor Dokter (mis. Pengalaman / mutu).
Paksaan (mis. Asuransi).
=====รจ Dipengaruhi paradigma yg dianut oleh dokter.
Paradigma Lama :
n Memakai intuisi, pengalaman klinis yg tidak sistematis, dan pendekatan patofisiologi yg berasal dari hewan percobaan.
Paradigma Baru :
n Evidence Based Medicine ( EBM ).
n Lewat pelacakan kepustakaan, baik lewat CD-ROM, Internet, maupun publikasi ilmiah.
n VII. Pengobatan Sendiri
Dapat dilakukan untuk hal berikut :
n Penghilangan simptom jangka pendek, untuk penyakit yg diagnosis akuratnya tidak diperlukan.
n Kasus penyakit kronik atau kambuhan tanpa komplikasi.
Keamanan pengobatan sendiri tergantung pada :
Obat :
n Kandungan obat, dosis dan lama pengobatan, serta kemungkinan ketergantungannya.
Formulasi obat, sebaiknya dosis rendah saja.
Informasinya ( biasanya sdh ada dalam kemasan obat ).
Kepatuhan pasien.
n Pemantauan Farmakoterapi
n Variabel Farmakokinetik :
Absorbsi
Klirens
Volume distribusi
Waktu paruh
n Variabel Farmakodinamik :
Efek Maksimum
Kepekaan / Sensitivitas.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/