ASKEP NY. W DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : STROKE ULANG KE-2 SAMA SISI e.c INFARK ATEROTROMBOLIK SISTEM KAROTIS KANAN FAKTOR RESIKO HYPERTENSI
ASKEP NY. W DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN : STROKE ULANG KE-2 SAMA SISI e.c INFARK ATEROTROMBOLIK SISTEM KAROTIS KANAN FAKTOR RESIKO HYPERTENSI:
ABSTRAK
IV Bab, viii, 109 Halaman, 2 Tabel, 4 Gambar, 1 Skema, 5 Lampiran
Tingginya angka kejadian stroke yang mencapai 57,32 % (176 orang) yang merupakan prosentase paling tinggi dari seluruh kasus sistem persarafan di Ruang 19 A RS MM serta kompleks dan besarnya akibat yang ditimbulkan, hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan asuhan keperawatan pada Ny. W. Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan : Stroke Ulang Ke-2 Sama Sisi e.c Infark Aterotrombolik Sistem Karotis Kanan Faktor Resiko Hipertensi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Stroke yaitu kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah kebagian otak. Masalah keperawatan yang timbul adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, ganguan mobilitas fisik, gangguan komunikasi verbal, gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB, gangguan pemenuhan kebutuhan ADL dan resiko terjadinya stroke ulang berlanjut. Perencanaan disusun bersama keluarga sesuai dengan kemampuan klien dan keluarga.
Pada pelaksanaan, tidak semua tindakan dapat dilakukan secara maksimal yaitu latihan pergerakan aktif dan pasif / ROM dikarenakan kurangnya motivasi dari klien. Setelah dilakukan intervensi selama 5 hari, pada akhir evaluasi keenam masalah tersebut dapat teratasi dengan baik sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah direncanakan, namun ada satu diagnosa yang harus dilakukan tindakan secara kontinyu yaitu diagnosa gangguan mobilitas fisik, karena hal ini perlu tindakan yang terus menerus dan berkesinambungan untuk menghindari dampak yang mungkin muncul seperti kontraktur bahkan kecacatan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan stroke latihan aktif dan pasif / ROM sangatlah penting sehingga tindakan yang kontinyu dan berkesinambungan sangat diperlukan, oleh karena itu penulis merekomendasikan untuk perawat ruangan agar lebih sabar dan terampil dalam melatih klien dengan stroke, sementara untuk klien dan keluarga penulis merekomendasikan agar tetap melakukan latihan ROM secara teratur, disiplin dalam minum obat, makan sesuai diet dan kontrol secara teratur.
Daftar pustaka : 25 buah (1983-2003).
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
ABSTRAK
IV Bab, viii, 109 Halaman, 2 Tabel, 4 Gambar, 1 Skema, 5 Lampiran
Tingginya angka kejadian stroke yang mencapai 57,32 % (176 orang) yang merupakan prosentase paling tinggi dari seluruh kasus sistem persarafan di Ruang 19 A RS MM serta kompleks dan besarnya akibat yang ditimbulkan, hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan asuhan keperawatan pada Ny. W. Tujuan pembuatan karya tulis ini adalah mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan : Stroke Ulang Ke-2 Sama Sisi e.c Infark Aterotrombolik Sistem Karotis Kanan Faktor Resiko Hipertensi dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Metode penulisan yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Stroke yaitu kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh terhentinya suplai darah kebagian otak. Masalah keperawatan yang timbul adalah gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi, ganguan mobilitas fisik, gangguan komunikasi verbal, gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAB, gangguan pemenuhan kebutuhan ADL dan resiko terjadinya stroke ulang berlanjut. Perencanaan disusun bersama keluarga sesuai dengan kemampuan klien dan keluarga.
Pada pelaksanaan, tidak semua tindakan dapat dilakukan secara maksimal yaitu latihan pergerakan aktif dan pasif / ROM dikarenakan kurangnya motivasi dari klien. Setelah dilakukan intervensi selama 5 hari, pada akhir evaluasi keenam masalah tersebut dapat teratasi dengan baik sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah direncanakan, namun ada satu diagnosa yang harus dilakukan tindakan secara kontinyu yaitu diagnosa gangguan mobilitas fisik, karena hal ini perlu tindakan yang terus menerus dan berkesinambungan untuk menghindari dampak yang mungkin muncul seperti kontraktur bahkan kecacatan. Kesimpulan yang dapat diambil adalah dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan stroke latihan aktif dan pasif / ROM sangatlah penting sehingga tindakan yang kontinyu dan berkesinambungan sangat diperlukan, oleh karena itu penulis merekomendasikan untuk perawat ruangan agar lebih sabar dan terampil dalam melatih klien dengan stroke, sementara untuk klien dan keluarga penulis merekomendasikan agar tetap melakukan latihan ROM secara teratur, disiplin dalam minum obat, makan sesuai diet dan kontrol secara teratur.
Daftar pustaka : 25 buah (1983-2003).
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/