Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Gangguan Sistem Integumen : Nyeri Akibat Combustio di Ruang Gelatik Rumah Sakit CC
Asuhan Keperawatan pada Tn. A dengan Gangguan Sistem Integumen : Nyeri Akibat Combustio di Ruang Gelatik Rumah Sakit CC:
ABSTRAK
4 bab, 73 halaman, 2 lampiran
Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka gangguan sistem integumen : nyeri akibat combustio di Ruang Gelatik Rumah Sakit CC yaitu sekitar 38,8%. Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu dapat mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada Tn. A dengan gangguan sistem integumen : nyeri akibat combustio di Ruang Gelatik Rumah Sakit CC. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode studi kasus. Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah atau frostbite. Masalah keperawatan dalam teori adalah gangguan rasa nyaman nyeri, kerusakan integritas kulit, resiko terjadinya infeksi, gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene, gangguan citra tubuh. Masalah keperawatan yang muncul pada Tn. A adalah gangguan rasa nyaman nyeri, kerusakan integritas kulit, resiko terjadinya infeksi, gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene. Intervensi yang direncanakan adalah atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan keinginan klien, tinggikan dan sokong ekstremitas yang mengalami fraktur dan dislokasi dengan menggunakan bantal dan selimut, anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi : nafas dalam ketika rasa nyeri timbul. Kesimpulan yang diperoleh penulis setelah melakukan asuhan keperawatan secara langsung adalah pada pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus Tn. A yaitu, riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik. Pada diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus Tn. A yaitu rasa nyaman nyeri, kerusakan integritas kulit, Resiko terjadinya infeksi, pemenuhan ADL : personal hygiene. Pada perencanaan terdapat diagnosa nyeri perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan resti infeksi. Pelaksanaan yang ada ditahap perencanaan dilakukan tanpa ada hambatan. Semua diagnosa keperawatan yang muncul dapat teratasi. Saran untuk institusi pendidikan yaitu hendaknya pihak institusi pendidikan menyediakan buku-buku tentang combustio, sehingga penulis dapat menggunakan literatur tersebut, untuk perawat ruangan diharapkan dapat melengkapi alat-alat yang dibutuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien combustio, dan lebih ditingkatkan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk klien dan keluarga dapat lebih memahami cara perawatan luka yang baik agar bisa melakukan sendiri pada saat di rumah dengan cara, untuk siswa agar lebih ditingkatkan dalam hal pengkajian dan kemampuan membina hubungan saling percaya dengan klien.
Daftar pustaka : 11 buah ( 1999-2009 )
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
ABSTRAK
4 bab, 73 halaman, 2 lampiran
Karya tulis ini dilatarbelakangi oleh tingginya angka gangguan sistem integumen : nyeri akibat combustio di Ruang Gelatik Rumah Sakit CC yaitu sekitar 38,8%. Adapun tujuan yang ingin dicapai, yaitu dapat mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada Tn. A dengan gangguan sistem integumen : nyeri akibat combustio di Ruang Gelatik Rumah Sakit CC. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan metode studi kasus. Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah atau frostbite. Masalah keperawatan dalam teori adalah gangguan rasa nyaman nyeri, kerusakan integritas kulit, resiko terjadinya infeksi, gangguan pemenuhan ADL : personal hygiene, gangguan citra tubuh. Masalah keperawatan yang muncul pada Tn. A adalah gangguan rasa nyaman nyeri, kerusakan integritas kulit, resiko terjadinya infeksi, gangguan pemenuhan ADL : Personal Hygiene. Intervensi yang direncanakan adalah atur posisi tidur yang nyaman sesuai dengan keinginan klien, tinggikan dan sokong ekstremitas yang mengalami fraktur dan dislokasi dengan menggunakan bantal dan selimut, anjurkan klien untuk melakukan teknik relaksasi : nafas dalam ketika rasa nyeri timbul. Kesimpulan yang diperoleh penulis setelah melakukan asuhan keperawatan secara langsung adalah pada pengkajian terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus Tn. A yaitu, riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik. Pada diagnosa keperawatan terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus Tn. A yaitu rasa nyaman nyeri, kerusakan integritas kulit, Resiko terjadinya infeksi, pemenuhan ADL : personal hygiene. Pada perencanaan terdapat diagnosa nyeri perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan resti infeksi. Pelaksanaan yang ada ditahap perencanaan dilakukan tanpa ada hambatan. Semua diagnosa keperawatan yang muncul dapat teratasi. Saran untuk institusi pendidikan yaitu hendaknya pihak institusi pendidikan menyediakan buku-buku tentang combustio, sehingga penulis dapat menggunakan literatur tersebut, untuk perawat ruangan diharapkan dapat melengkapi alat-alat yang dibutuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien combustio, dan lebih ditingkatkan sistem pendokumentasian asuhan keperawatan. Untuk klien dan keluarga dapat lebih memahami cara perawatan luka yang baik agar bisa melakukan sendiri pada saat di rumah dengan cara, untuk siswa agar lebih ditingkatkan dalam hal pengkajian dan kemampuan membina hubungan saling percaya dengan klien.
Daftar pustaka : 11 buah ( 1999-2009 )
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/