Kanker Payudara

Pengertian Kanker Payudara
Kata ‘kanker’ berasal dari bahasa latin ‘crab’ (kepiting) yang digunakan untuk menggambarkan tumor ganas (pertumbuhan kanker). Kanker bermula ketika sel mulai membelah dan tumbuh dalam cara yang tidak terkontrol dan abnormal. (Lincoln, Jakie-Wilensky, 2008). Sedangkan payudara berasal dari bahasa latin ‘mamma’ adalah organ tubuh bagian atas dada dari mamalia yang berjenis kelamin perempuan yang biasanya digunakan untuk menyalurkan air susu (Wibisono, Nancy, 2009).
Menurut DR Sutjipto Sp.B (K) Onk (2008), saat ini banyak penderita kanker payudara berusia muda, bahkan tidak sedikit yang baru berusia 14 tahun. walaupun belum diketahui penyebab pastinya, ada faktor risiko terjadinya kanker payudara. Pemicu terjadinya penurunan usia kanker payudara, disebabkan oleh perubahan gaya hidup, seperti konsumsi makanan cepat saji serta kurang konsumsi sayur dan buah.

Berapa Faktor Resiko pada Kanker Payudara
Sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun ada berbagai faktor resiko yang berhubungan dengan kanker payudara, diantaranya adalah sebagai berikut:
Faktor hormon; yang diduga memegang peranan dalam proses kejadian tumor ini adalah faktor hormon estro¬gen. Namun, bagaimana mekanisme kejadiannya belum jelas diketahui. Akan tetapi pemberian hormon estrogen dan progesteron pada penggunaan alat kontrasepsi belum terbukti berpengaruh meningkatkan angka kejadian kanker payudara, kecuali pemakaian pil kontrasepsi pada usia muda. Penelitian membuktikan bahwa wanita usia dini (remaja) yang memakai alat kontrasepsi oral (pil) sangat berisiko tinggi terserang kanker payudara.
Pernah menggunakan obat hormonal yang lama, seperti terapi sulih hormon atau hormonal replacement therapy (HRT), dan pengobatan kemandulan (infertilitas).
Pemakai kontrasepsi oral pada penderita tumor jinak payudara seperti kelainan fibrokistik.
Wanita bekerja pada malam hari. Pusat Penelitian Kanker Fired Hutchison Cancer di Seatle, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa wanita yang bekerja malam hari mempunyai peluang 60% terkena kanker payudara. Cahaya lampu yang kusam pada malam hari dapat menekan produksi melatonin noctural pada otak sehingga hormon estrogen yang diproduksi oleh ova¬rium meningkat. Padahal diketahui melatonin dapat menekan pertumbuhan sel kanker payudara.
  1. Faktor usia; wanita berusia di atas 30 tahun, wanita yang mendapatkan haid pertama pada umur kurang dari 10 tahun, dan wanita yang mengalami menopause (mati haid) setelah usia 50 tahun, mempunyai ke¬mungkinan lebih besar mendapatkan kanker payudara.
  2. Wanita yang tidak pernah melahirkan anak.
  3. Wanita yang melahirkan anak pertama sesudah usia 35 tahun.
  4. Wanita yang tidak pernah menyusui anak.
  5. Terapi radiasi pada daerah sekitar dada dan payudara pernah dilakukan.
  6. Riwayat keluarga; beberapa riwayat keluarga yang dianjurkan untuk deteksi dini yaitu ibu atau saudara perempuan terkena kanker payudara atau kanker yang berhubungan dari ibu atau ayah, kanker ovarium, endometrium, kolorektal, prostat, tumor otak, leukemia, dan sarkoma.
  7. Pernah mengalami infeksi, trauma/benturan, operasi payudara akibat tumor jinak (kelainan fibrokistik dan fibroadenoma), atau tumor ganas payudara kontralateral.
  8. Wanita yang terlalu banyak mengkonsumsi alkohol.
  9. Wanita yang pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada, misalnya untuk pengobatan keloid.
  10. Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa.
  11. Konsumsi makanan berlemak dan berprotein tinggi tetapi rendah serat yang terlalu banyak dan sering, karena mengandung zat karsinogen yang dapat merangsang pertumbuhan sel kanker.
(Purwoastuti, Endang Th, 2008).

Tanda dan Gejala Kanker Payudara
Tanda dan gejala yang tampak pada penderita kanker payudara adalah sebagai berikut:
  1. Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan dari dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri sehingga kurang mendapat perhatian dari penderita.
  2. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
  3. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
  4. Payudara mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan.
  5. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sem¬buh meskipun sudah diobati, serta puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
  6. Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
  7. Terkadang keluar cairan, darah merah kehitam-hitam¬an, atau nanah dari puting susu, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
  8. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah ber¬darah.
  9. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.
  10. Keadaan umum penderita buruk.
(Purwoastuti, Endang Th, 2008).

Tahap Perkembangan Sel Kanker/Penentuan Stadium Kanker Payudara
Penentuan Stadium
Stadium tumor merupakan peramal yang sangat penting bagi keberlangsungan kanker payudara. Stadium kanker payudara memungkinkan para dokter melakukan rekomendasi yang terbaik bagi pengobatannya. la juga memungkinkan untuk perbandingan yang lebih akurat terhadap metode-metode pengobatan yang berbeda dan hasil-hasilnya.

Sistem penentuan stadium TNM
Metode standar untuk menentukan stadium yang digunakan di seluruh dunia disebut sistem penentuan stadium TNM. `TNM' menandakan `tumor, bintil-bintil dan metastase' dan penggolongannya adalah sebagai berikut:
  • Tumor (T) - diameternya sangat besar dari tumor primer.
  • Bintil-bintil (N) - metastasis bintil-bintil getah bening (apakah ia telah menyebar ke kelenjar-kelenjar getah bening). Bintil-bintil tersebut bisa berpindah-pindah maupun bersifat tetap. Apabila bintil-bintil bersifat tetap, kemungkinan bahwa perbandingan besar bintil-bintil tersebut diganti dengan tumor.
  • Metastasis (M) - metastasis terpencil (apakah ia telah menyebar pada bagian lain di dalam tubuh).
Karena kanker-kanker yang bersifat tidak menyerang (in situ) yang menurut pengertiannya tidak menyebar di luar payudara, mereka digolongkan sebagai Stadium. Kanker-kanker yang bersifat menyerang digolongkan dari stadium I – IV
Stadium 0 (stadium awal)
Kanker-kanker yang bersifat tidak menyerang pada pipa saluran atau lobula, atau penyakit Paget pada puting.

Stadium 1 (stadium awal)
  • Tumor tidak lebih besar dari 2 cm.
  • Bintil-bintil getah bening pada aksila tidak mengandung tumor. Tidak ada bukti metastase.
Stadium II (stadium awal)
  • Tumor tidak lebih besar dari 2 cm namun bintil-bintil aksila (ketiak) mengandung tumor.
  • Tumor sudah mencapai antara 2-5 cm, bintil-bintil aksila mungkin atau tidak mungkin mengandung tumor.
  • Tumor lebih besar dari 5 cm, bintil-bintil aksila tidak mengandung tumor.
  • Tidak ada bukti metastase.
Stadium III (stadium parah)
  • Tumor tidak lebih dari 5 cm, bintil-bintil.
  • Tumor lebih besar dari 5 cm, bintil-bintil aksila mengandung tumor. Tumor dari setiap ukuran dengan perluasannya menuju dinding dada dan/atau kulit, ada status bintil-bintil.
  • Tumor dari setiap ukuran (dengan atau tanpa perluasan), bintil-bintil payudara internal mengandung tumor.
  • Tidak ada bukti metastase.
  • Bintil-bintil aksila, kelenjar-kelenjar getah bening yang ada di ketiak
Stadium IV (stadium parah)
  • Tumor dari setiap ukuran, terdapat status bintil-bintil.
  • Adanya metastases.
(Lincoln Jackie-Wilensky, 2008)

Pencegahan terhadap Kanker Payudara
Perubahan apa pun pada payuda¬ra Anda harus disikapi dengan hati-hati. Bila penyebabnya dapat diketahui sejak dini, upaya penanganan bisa dilakukan segera. Tindakan ini akan membuahkan hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, pencegahan timbulnya gangguan kesehatan pada payudara dapat dilakukan dengan beberapa caranya berikut:

Membuat catatan bulanan
Keteraturan siklus haid dapat diketahui dengan cara menghitung hari, bukan berdasarkan tanggal, setiap bulannya. Catatlah pula segala hal atau perubahan yang dirasakan menje¬lang, selama, dan sesudah berlangsungnya haid. Segera temui dokter bila Anda mengalami hal-hal berikut:
  • Siklus haid kurang dari 14 hari atau lebih dari 35-40 hari sekali.
  • Lamanya haid lebih dari 14 hari.
  • Volume darah haid sangat banyak (sampai-sampai Anda perlu ganti pembalut sebanyak 10 kali per hari).
Hindari makanan tinggi lemak
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa kemung¬kinan wanita yang mengonsumsi makanan tinggi lemak untuk terkena kanker payudara akan lebih tinggi dibandingkan mereka yang banyak mengonsumsi makanan yang rendah lemak. Namun, belum diketahui apakah diet rendah lemak bisa benar-benar mencegah kanker payudara atau tidak.
Dalam jurnal kedokteran terbitan FKUI, Medical Journal oflndonesia edisi April-Juni 1999 dilaporkan, ada sejumlah hasil penelitian yang berkaitan dengan faktor risiko kanker payuda¬ra. Antara lain diungkapkan bahwa minum susu dan makan daging berlemak merupakan faktor risiko yang signifikan bagi munculnya kanker payudara. Begitu pula makanan dan minum¬an yang mengandung santan kelapa, terutama jika dikonsumsi setiap hari.

Rajin-rajin lakukan "Sadari"
Sebenarnya, untuk mengetahui keadaan payudara (apakah normal atau tidak), dianjurkan untuk melakukan pemerik¬saan payudara sendiri alias Sadari secara rutin. Kapan persisnya? Sebaiknya, pemeriksaan dilakukan tiap bulan, kira-kira seming¬gu setelah siklus haid usai. Lebih-lebih, kalau ibu atau famili perempuan dekat Anda punya riwayat kanker payudara.
Namun, jika merasa bahwa ada sesuatu yang tidak biasa terjadi pada payudara Anda, dan Anda merasa cemas karena¬nya, maka berikut ini panduan untuk perlu tidaknya bagi Anda pergi ke dokter spesialis.
a) Gejala yang tidak perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis:
  • Wanita muda (kurang dari 35 tahun) dengan benjolan pada payudara dan terasa sakit.
  • Wanita kurang dari 40 tahun dengan benjolan yang simetris.
  • Wanita kurang dari 50 tahun dengan keluarnya cairan dari puting susu dan bukan berwarna merah. Maksud cairan di sini adalah: Keluar spontan atau tanpa dimanipulasi, - Keluar dari satu atau ke-2 sisi payudara,Keluar cairan yang berhubungan dengan haid atau tidak, sedang hamil atau tidak; cedera rudapaksa (luka akibat perkosaan), atau kelainan kelenjar gondok.
  • Wanita dengan keluhan nyeri dan benjolan yang tidak jelas batasnya.
2) Gejala yang perlu dikonsultasikan ke dokter spesialis:
Benjolan:
- Berbatas tegas.
- Terdapat pada satu sisi (asimetris) setelah haid.
- Kista lebih dari satu, atau kista timbul kembali setelah disedot.

Nyeri:
- Berhubungan dengan adanya benjolan.
- Tidak dapat diatasi dengan pengobatan.
- Pada satu sisi payudara pada wanita pasca menopause.

Keluar cairan dari puting:
- Pada wanita umur lebih dari 50 tahun.
- Khusus wanita kurang dari 50 tahun, cairan berwarna merah dan spontan.

Kelainan posisi puting.
- "Tenggelam".
- Kelainan kulit sekitar puting (seperti eksim).
- Kelainan kulit payudara.
- Bentuk seperti kulit jeruk yang tebal.
- Warna kemerahan.
(Lincoln, Jakie-Wilensky, 2008)



Pengobatan Kanker Payudara
Umumnya, pengobatan kanker payudara terbagi menjadi dua golongan besar: pertama, pengobatan untuk kanker tahap awal, kedua, pengobatan untuk kanker tahap lanjut dan kambuh. Saat ini, pengobatan terhadap kanker payudara meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi, terapi hormonal, dan terapi biologi. Jika kanker masih dalam stadium dini, maka operasi dapat dilakukan.
  • Operasi dengan cara Breast Conserving Therapy (BCT), pengangkatan seluruh jaringan kanker clan sedikit jaringan payuda¬ra di sekitarnya dilanjutkan dengan radiasi, telah sering dilakukan dengan hasil yang sama dengan operasi pengangkatan seluruh payudara. Tetapi, BCT hanya dapat dilakukan pada pasien dengan ukuran tumor yang kecil atau tumor yang ukurannya dikecilkan dengan pengobatan awal (radioterapi dan/atau kemoterapi) sehing¬ga menjadi layak untuk dioperasi.
  • Radioterapi dan/atau kemoterapi merupakan pilihan pengobat¬an untuk kanker tahap lanjut. Berkat kemajuan penelitan kanker payudara, saat ini pengobatan untuk kanker payudara tahap lanjut celah menunjukkan bahwa angka ketahanan hidup meningkat dan angka kematian menurun. Kemoterapi juga dapat dilakukan pada pasien kanker tahap awal untuk mengurangi kemungkinan terjadi¬nya penyebaran sel-sel kanker yang pada awalnya tidak terdeteksi. Efek samping kemoterapi yang sering kali ditakutkan oleh pasien telah semakin berkurang dengan ditemukannya obat-obat baru yang memiliki efek spesifik terhadap sel kanker sehingga efek sampingnya terhadap sel-sel normal menjadi berkurang..
Next Post Previous Post