Ilustrasi serangan jantung (heartattacktreatmenttips.com)
VIVAnews - Bercerminlah dan perhatikan mata Anda. Segera periksakan diri ke dokter jika terdapat garis atau bintik kuning di kulit sekitar kelopak mata. Itu karena garis tersebut bisa jadi penanda penyakit jantung.
Hal tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan tim dari University of Copenhagen, Denmark, dengan melibatkan lebih dari 12 ribu orang. Seseorang dengan kondisi yang juga dikenal sebagai xanthelasmata ini, cenderung mendapat serangan jantung atau meninggal dunia dalam waktu 10 tahun.
Bintik atau garis kuning merupakan endapan kolesterol, tidak menimbulkan rasa sakit ataupun mengganggu penglihatan. Tetapi banyak orang ke dokter kulit untuk bisa menyamarkan atau menghilangkannya. Menurut penelitian yang dipublikasi secara online di British Medical Journal, orang dengan xanthelasma harus memeriksakan ke dokter.
Seseorang dengan xanthelasmata berisiko 12 persen lebih besar mengalami penyakit jantung dibandingkan seseorang yang tidak mengalami kondisi ini. Bintik kuning di sekitar kelopak mata ini lebih bisa diandalkan sebagai tanda penyakit jantung pada wanita.
"Prevelensi xanthelasmata tidak jauh berbeda antara pria dan wanita. Tetapi, pada wanita tanda ini bisa jadi prediksi yang lebih baik dibandingkan pada pria," kata Profesor Anne Tybjaerg-Hansen dari University of Copenhagen, seperti dikutip dari Daily Mail.
Hal ini, menurut Anne, dapat menjelaskan fakta bahwa pria dan wanita memiliki faktor risiko yang sama dalam hal penyakit jantung. Tim peneliti mengungkap, temuan ini secara jelas menemukan untuk pertama kalinya bahwa orang dengan xanthelasmata memiliki peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.
Studi ini juga menemukan garis warna putih atau abu-abu di sekitar kornea, yang dalam istilah medis dikenal sebagai arcus corneae, tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Dalam penelitian ini, Profesor Anne mencatat riwayat kesehatan 12.745 responden dari 1976 hingga Mei 2009. Usia mereka antara 20 hingga 93 tahun dan tidak terkena penyakit jantung pada awal proyek penelitian.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }