KOMPAS.com - Batik semakin digandrungi anak muda, apalagi sejak pencanangan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2 Oktober 2009, oleh organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu, Budaya atau UNESCO. Untuk mempromosikan batik agar mendunia, tak hanya dibutuhkan anak muda yang suka batik namun juga anak muda yang peduli dan bisa menjadi juru bicara batik di tingkat dunia.
Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara menjadi salah satu cara mencari sosok anak muda peduli batik dan memahami seluk beluk batik, sehingga layak menjadi duta juga juru bicara dari Indonesia.
"Pemilihan ini untuk pertama kalinya diadakan, bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Tujuannya mencari anak muda yang bisa menjadi juru bicara tentang batik dari Indonesia. Pemilihan ini juga menjadi penggerak generasi muda yang memiliki inovasi untuk mengembangkan batik ke depan," kata Andara Rainy Ayudini, Sekretaris Ikatan Pecinta Batik Nusantara selaku pemrakarsa Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara kepada Kompas Female sesuai konferensi pers World Batik Summit 2011, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Andara, promosi batik di luar negeri masih perlu ditingkatkan. Selama ini banyak duta dari berbagai kontes pemilihan di Indonesia, yang membawa nama besar batik di luar negeri. Namun, katanya, dibutuhkan sosok duta batik yang secara khusus menyebarluaskan pemahaman mengenai batik di level nasional dan internasional.
"Kita kekurangan sumber daya manusia yang benar-benar bisa bicara mengenai batik, yang memahami batik, peduli batik, dan memiliki inovasi untuk mengembangkan batik," lanjutnya.
Satu tahun ke depan, Putra-Putri Batik Nusantara akan mengikuti berbagai kegiatan dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, dengan lebih fokus pada pengembangan batik.
Saat ini, penyelenggara pemilihan sudah menyeleksi finalis yang akan mengikuti masa karantina mulai 25 September 2011. Andara mengungkapkan, tak disangka, para finalis pemilihan tak hanya memenuhi persyaratan utama, termasuk memahami batik. Namun anak muda usia 18-25 ini justru memiliki latar belakang yang akrab dengan batik dan menguasai berbagai hal seputar batik.
"Kualitas peserta melebihi dari ekspektasi. Finalis memiliki latar belakang pebisnis, perajin batik dari kalangan anak muda. Ada juga penari yang terbiasa menggunakan batik, bahkan ada yang pernah mengangkat batik sebagai bahan penelitian untuk skripsinya," jelas Andara yang meyakini, pemilihan duta batik ini bisa menyerap banyak anak muda yang punya pengetahuan mendalam soal batik, bukan sekadar suka memakai batik.
Andara yang pernah menjabat sebagai Puteri Pariwisata Indonesia 2009 mengatakan, seperti pemilihan pada umumnya, peserta harus memenuhi kriteria fisik. Seperti memiliki tinggi minimal 165 cm untuk perempuan, dan 170 cm untuk laki-laki, juga berwajah dan berpenampilan menarik, ramah, serta berkepribadian Indonesia.
"Syarat fisik tetap dibutuhkan, karena bagaimana pun mereka nantinya adalah juru bicara yang akan tampil di depan umum. Penampilan sebagai daya tarik, namun utamanya, mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai batik," tuturnya, menambahkan final pemilihan ini akan berlangsung 28 September 2011 di Balai Kartini, Jakarta.
Sent from Indosat BlackBerry powered by