Kisah Bocah Cangkok Hati Sang Ayah

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Kisah Bocah Cangkok Hati Sang Ayah
Sep 9th 2011, 06:14

VIVAnews - Di usia yang masih belia, Muhammad Aulia Apriansyah, 5 tahun, harus berjuang melawan penyakit sirosis autoimun. Setelah bertahun-tahun menjalani perawatan akibat gejala anemia, anak kedua pasangan Trianing Astuti dan Hariyanto ini didiagnosis mengalami gagal hati (sirosis) dan menjalani transplantasi hati.

Di usia dua tahun, Aulia mengalami gejala anemia dan harus menjalani pengobatan di Rumah Sakit di daerah Cirebon dan menjalani tranfusi darah. Namun transfusi tak membuat keadaannya membaik. Perutnya mulai membuncit, dan matanya menguning.

Ia bahkan bolak-balik menjalani perawatan di RS Ciremai di Cirebon dan RS AL Mintoharjo hampir selama empat tahun. Awalnya, tes hepatitis A, B, dan C berakhir dengan hasil negatif. Hingga Aulia menjalani pemeriksaan biopsi atau pemeriksaan sel hati di laboratorium untuk mengecek kondisi hatinya. Hasilnya menunjukkan Aulia mengalami sirosis autoimun. RSPAD Gatot Subroto meminta Aulia segera dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Awalnya didiagnosis, saya tidak percaya. Karena tes hepatitis A,B, C negatif. Dokter minta untuk biopsi ulang untuk menyakinkan." ujar ibu Aulia, Trianing Astuti lewat percakapan telepon kepada VIVAnews, Jumat, 9 September 2011.

Setelah sang anak mendapat perawatan di RSCM, para dokter memang menyarankan transplantasi hati. Peluang transplantasi muncul saat Aulia melakukan kontrol bulanan. "Saat saya kontrol dengan dokter Hanifah sekitar Maret 2009. Beliau bilang ada dokter asal asal Zheijang University School of Medicine Huangzhou China, Shu Sen Zheng yang akan datang ke Jakarta. Saat itu saya masih takut tapi merasa itu patut dicoba bila itu semua untuk kebaikan Aulia," katanya sambil terisak.

Pada 2010, Aulia berhasil menjadi salah satu dari dua pasien yang akan menjalani transplantasi hati dengan dokter Shu Sen Zheng dan tim RSCM. Aulia pun menjalani transplantasi hati pada 15 Desember 2010. Sang ayah, Hariyanto, menjadi donor bagi anak keduanya. Hati Aulia diangkat seluruhnya dan digantikan dengan 20 persen hati Hariyanto.

Namun perjuangan Aulia tak berhenti. Dia mengalami muntah darah setelah transplantasi. Dan, sejak empat bulan lalu, perutnya yang awalnya kembali normal mulai membengkak. Dari pemeriksaan, dokter mengatakan ada penyempitan pembuluh darah vena aorta yang menyebabkan cairan terhambat masuk ke jantung, sehingga membengkak dan bocor.

"Dokter Shu mengatakan harus ada operasi yang memasukkan alat untuk meluruskan pembuluh darah Aulia. Seharusnya, operasi dilakukan hari ini, tapi karena kondisi Aulia drop terus, kedatangan kami ke China ditunda," ucap Tri.  Seluruh biaya operasi penanaman alat akan ditanggung pihak RS China.

Selama perawatan untuk memperbaiki kondisinya, tim dokter RSCM mencoba mengoperasi namun tak diperbolehkan tim dokter China. "Sudah dilakukan MCV yang hasilnya akan dikirim ke China."

Menurut dokter, kata Tri, begitu kondisi Aulia memungkinkan terbang, Aulia akan langsung diterbangkan ke China. "Rencananya saya dan Aulia akan terbang 17 September mendatang."

Rencananya, keduanya akan menghabiskan tiga-lima minggu untuk operasi dan pemulihan pasca operasi.

Ketegaran sang buah hati membuat Tri yang sempat pasrah merasa punya harapan demi kesembuhan buah hatinya. "Kadang saya merasa enggak sanggup, enggak tega dan saya hanya pasrah. Apalagi waktu biopsi dua kali ditusuk belum berhasil. Tapi saat saya melihat dia ingin sehat saya berusaha tegar."

"Saya ingin ia berhasil menjalani operasi dan hidup lebih panjang lagi. Walaupun nanti dia akan perlu perawatan dan minum obat sepanjang hidupnya," ucapnya.

Tri berharap, ada donatur yang bersimpati dan membuat cita-cita sembuh anaknya menjadi kenyataan. Sebab, bagi Tri dan suami, biaya pengobatan Aulia cukup memberatkan. Dalam sebulan, pengobatan Aulia membutuhkan Rp10 juta hanya untuk obat belum termasuk biaya perawatan. Sebulan Aulia bisa menjalani lima kali perawatan. Meski biaya operasi ditanggung RS Zheijang, Tri mengaku masih kesulitan untuk biaya hidup selama menemani Aulia di China.

"Saya berharap di luar sana, ada orang-orang yang peduli akan kesehatan Aulia. Saya juga mengharapkan doa dan bantuan dari semua pihak," ucap sang bunda. (umi)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post