Pameran Batik (VIVAnews/Muhamad Solihin)
VIVAnews - Dengan sentuhan kreativitas, kain nusantara menjelma menjadi busana kontemporer nan eksotis. Ini tak lepas dari hasrat untuk selalu melestarikan keragaman corak dan warna dalam setiap helai kain tradisional.
Letupan hasrat inilah yang ditunjukkan Rumah Pesona Kain (RPK), sebuah organisasi penggiat pengrajin kain nusantara.
Bekerja sama dengan dua perancang, Ghea Panggabean dan Oscar Lawalata, Rumah Pesona Kain kembali menggelar peragaan busana di World Batik Summit 2011, Jakarta Hilton Convention Centre.
Ghea menampilkan koleksi busana yang terbuat dari kain sutra motif Geringsing. Kain dengan motif khas desa Tenganan, Bali ini, merupakan karya para pengrajin lokal yang dibina oleh Rumah Pesona Kain.
Bertema 'Gadis Tenganan Bali', Ghea menampilkan perpaduan motif Geringsing dengan Lok Chan. Nuansa klasik memang jadi kekhasan keduanya. "Di Bali Geringsing dan Lok Chan memang sering dipadukan dan dikenakan saat upacara adat. Saya ingin menampilkan dalam nuansa yang lebih antik," kata Ghea.
Terdapat koleksi gaun malam berbentuk kemben yang terlihat unik dan klasik dengan hiasan pending. Ada juga kaftan, dress simple dan semacam bolero yang bisa dikenakan baik pada acara formal maupun informal. Sementara Oscar memadukan kebaya rancangannya dengan kain batik Kudus, yang identik dengan warna coklat. Tak ketinggalan, ia menampilkan batik Sidoarjo, yang identik dengan warna berani seperti merah hijau dan biru.
"Melalui peragaan dan pameran semacam ini, kami bisa menampilkan karya-karya pengrajin binaan kami. Dengan begitu perekonomian mereka pun bisa jadi lebih baik," kata Ike Nirwan Bakrie, Ketua Perkumpulan Rumah Pesona Kain. (eh)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }