Makan Berlebih? Ubah Tangan untuk Menyuap

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Makan Berlebih? Ubah Tangan untuk Menyuap
Sep 21st 2011, 07:38

VIVAnews - Bermula dari mengambil sekeping keripik kentang, lantas keripik kentang berikutnya sampai Anda tiba-tiba menyadari, sekantung keripik telah Anda habiskan saat menonton televisi. 

Makan berlebih sering kali disebabkan kebiasaan makan yang tak memikirkan makanan apa yang dimasukkan dan berapa banyak menyuap makanan ke dalam mulut.

Penelitian di University of Southern California menemukan, lingkungan memengaruhi kebiasaan makan seseorang. Orang yang makan menggunakan tangan non-dominan mengurangi sekitar 30 persen asupan makanan mereka dibandingkan dengan mereka yang menggunakan tangan dominan. "Mengganggu urutan fisik dari tindakan makan otomatis, merupakan cara untuk mengontrol asupan makanan," kata David Neal, asisten profesor psikologi di USC saat penelitian.

Untuk penelitian ini, Neal dan rekan-rekannya memberi setiap peserta sekantong popcorn yang sudah lama atau baru dibuat selama menonton di bioskop yang gelap. Mereka juga ditanyakan apakah memiliki kebiasaan makan popocorn saat menonton atau tidak. Setelahnya, para ahli menimbang sisa popcorn.

Disimpulkan, sebanyak 63 persen makan popcorn dari semua kantong, terlepas itu adalah popcorn yang sudah lama ataupun baru. Hasil lainnya, kebiasaan membuat orang akan memakan popcorn walaupun makanan itu sudah basi.

"Orang-orang percaya makan dikendalikan preferensi, kami pikir makan ditentukan lapar dam rasa makanan. Namun kenyataannya, lingkungan memainkan peran besar," katanya seperti dikutip laman CNN.

Untuk menguji lebih lanjut, peneliti mengubah lingkungan bioskop yang gelap menjadi sebuah ruang pertemuan yang digelapkan dan memutar video lengkap dengan popcorn. Hasilnya, semua peserta tidak makan popcorn sebanyak ketika berada di lingkungan sebelumnya.

Mengganti tangan saat makan popcorn juga terbukti menurunkan asupan makanan hingga 30 persen.

"Tidak nyaman makan menggunakan tangan yang tidak dominan. Dan efek ini semakin buruk bila makanannya mengerikan," kata Neil. "Ini menunjukkan bukan hanya menimbulkan ketidaknyamanan tapi membuat Anda berpikir, 'Apakah ada arti dari tindakan ini? Apakah rasanya enak? Apakah aku lapar? "Jika jawabannya tidak, Anda akan berhenti makan."

Para peneliti meminjam trik ini dari studi neuroimaging yang menunjukkan kebiasaan orang terganggu bila diminta menggunakan tugas dengan tangan yang tak dominan.

Untuk mengurangi asupan makan, cobalah mengubah lingkungan yang memicu perilaku makan 'tanpa berpikir'. Neil menyarankan. Anda bisa mencoba beralih ke piring dan alat makan yang lebih kecil untuk makan lebih sedikit, menyembunyikan junk food di luar jangkauan dan makan dengan tangan yang bukan dominan. Bila tangan dominan Anda kanan, gunakan tangan kiri dan sebaliknya bila kidal gunakan tangan kanan untuk menyuap.

Studi  dipublikasikan secara  online di jurnal Personality and Social Psychology Bulletin.

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post