Legian (ANTARA News) - Pejabat Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali mengatakan bahwa setiap tahunnya sekitar 300 bayi di Pulau Dewata tertular virus HIV dan dibutuhkan peran masyarakat untuk mencegah serta menanggulangi penyakit itu.
Hal itu disampaikan Koordinator Pokja Humas Informasi Pencegahan & Advokasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali, Prof Mangku Karmaya, disela kegiatan sosialisasi yang bertajuk "Bankers Go Surf, Stop AIDS!" pada Minggu.
"Namun angka yang cukup besar itu dapat ditekan, jika seluruh kalangan masyarakat mau bergerak untuk mencegah penularan kepada generasi penerus," katanya.
Dia menjelaskan, cara mencegah dapat dilakukan dengan menggalakkan program prevention mother to child transmission (PMTCT) di kalangan ibu hamil.
Program itu bertujuan untuk memberikan kesadaran kepada para ibu hamil yang memiliki pasangan dengan gaya hidup beresiko, maka disarankan untuk melakukan "voluntary counseling and testing" (VCT).
Mengenai pemeriksaan VCT, ucap Karmaya, dapat dilakukan di seluruh Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di kabupaten/kota se-Bali. Pemeriksaan tersebut semuanya tanpa dikenai biaya.
"Apabila hasil tes tersebut positif, maka akan segera dilakukan pencegahan terhadap bayi dengan secara rutin mengkonsumsi obat antiretrovirus (ARV) supaya nantinya bayi tidak tertular," ujarnya.
Selain itu, ucap Karmaya, dalam proses persalinan, sang ibu diwajibkan menjalani proses kelahiran dengan cara operasi caesar.
Menurut Karmaya, apabila program PMTCT itu dapat berjalan dengan baik maka dipercaya akan menekan angka penularan HIV kepada bayi.
"Jika program tersebut berjalan dengan baik maka diperkirakan dalam setahun hanya 14 bayi saja yang tertular," katanya.
Oleh karena itu, tambah Karmaya, pihaknya akan terus melakukan sosialisasi mengenai program pencegahan penularan HIV dari ibu ke bayi ke seluruh kawasan Pulau Dewata.
(KR-IGT/I006)