KOMPAS.com — Menurut sebuah polling yang diadakan situs Gallup.com, banyak pekerja di Amerika yang merasa tak nyaman dengan pekerjaan mereka. Yang lebih mengejutkan, rasa tidak nyaman ini bukan disebabkan permasalahan gaji, atau lama dan hari kerja, melainkan tentang jenis pekerjaan yang mereka lakukan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Harvard Business School, melakukan pekerjaan yang berarti dan membuat banyak kemajuan dalam pekerjaan bisa membuat orang merasa bahagia dalam bekerja. Mereka yang bahagia banyak memiliki ide-ide baru dan jauh lebih kreatif. Sebaliknya, karyawan yang tidak menikmati pekerjaan bisa berakibat buruk pada karyawan itu sendiri ataupun pada perusahaan.
"Ketika orang tidak peduli tentang pekerjaan atau atasan mereka, mereka pasti akan sering absen, tidak produktif, dan memiliki kualitas pekerjaan yang buruk," ungkap Teresa Amabile, profesor dari Harvard.
Teresa dan rekan penelitinya, Steven Kramer, melakukan percobaan dengan mengumpulkan sekitar 12.000 eksemplar buku harian elektronik dari 238 karyawan pada tujuh perusahaan yang berbeda. Teresa menemukan bahwa sepertiga responden tidak bahagia dengan pekerjaannya, tidak termotivasi untuk bekerja, dan merasakan kedua hal ini. Lebih buruk lagi, karyawan sering merasa muak dengan pekerjaan mereka.
Teresa juga mendapati bahwa faktor yang paling penting untuk merasa bahagia dalam bekerja adalah adanya penghargaan dari perusahaan. Hal ini yang melecut mereka untuk terus membuat kemajuan. "Selama mereka memiliki pengalaman yang berharga dalam pekerjaan karena mereka merasa berguna, maka kemajuan ini akan diikuti dengan sukacita dan kegembiraan dalam bekerja," tukasnya.
Sayangnya, masih banyak atasan yang tidak menyadari pentingnya hal ini. Ketika Teresa dan Steven meminta para manajer dari 669 perusahaan yang diteliti untuk memberikan peringkat dalam hal motivasi karyawan, mereka memberikan "dukungan untuk maju" pada peringkat terakhir. Tim peneliti ini yakin bahwa para manajer harus lebih berpikir tentang cara mendukung karyawan dengan menghapus hambatan, memberikan bantuan, dan mengakui usaha mereka.
Terlepas dari apa yang dilakukan perusahaan untuk Anda, sebagai pekerja Anda juga harus berusaha untuk mencintai pekerjaan Anda. Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk itu: 1. Punya tujuan yang jelas. Atasan harus memberikan tujuan yang harus dicapai dalam pekerjaan. Pahami alasan Anda bekerja. Usahakan tujuan ini hanya dalam jangka pendek dan bisa dicapai, tidak mengada-ada. Pertama, cobalah untuk memperjelas tujuan Anda sendiri dengan informasi yang Anda miliki. "Lalu, temukan cara untuk mendapat kejelasan dari atasan Anda. Tujuan dalam bekerja bisa membantu Anda untuk lebih bersemangat dan fokus dalam bekerja," ungkap Teresa. 2. Bekerja mandiri. Beberapa orang butuh kebebasan untuk mencapai tujuannya dalam bekerja. Jika pekerjaan Anda mengharuskan Anda untuk bekerja dalam tim, cobalah untuk berpikir kreatif sesuai dengan ide Anda, jangan mudah terpengaruh orang lain. Namun, ini bukan berarti bahwa Anda tidak boleh meminta bantuan orang lain ketika Anda memang membutuhkannya. 3. Lengkapi dengan fasilitas. Hal ini sangat berhubungan dengan kemampuan dan kreativitas Anda. Tak jarang, sumber daya yang terbatas bisa menyebabkan seseorang merasa frustrasi dalam bekerja. Langkah awalnya, cobalah untuk berpikir kreatif dan menemukan cara untuk bisa menyelesaikan pekerjaan dengan sumber daya yang tersedia.
4. Tentukan "deadline". Batas waktu dalam bekerja adalah hal yang wajar. "Kami menemukan bahwa secara umum tekanan waktu yang ekstrem adalah hal yang buruk untuk produktivitas dan kreativitas," ungkap Teresa. Jika deadline Anda terlalu ketat, coba diskusikan dengan atasan. Jika tidak, Anda akan merasa seperti dikejar-kejar oleh pekerjaan yang tiada habisnya.
5. Belajar dari masalah. Ketika mengalami kegagalan, Anda mungkin akan menjadi sasaran kemarahan atasan dan rekan kerja Anda. Jika hal ini terjadi, jangan cepat putus asa. Renungkan dengan bijak, dan cobalah untuk mencari tahu apa yang salah, dan mengapa bisa terjadi. "Rekan kerja bisa membuat rasa 'aman' saat berdiskusi tentang masalah dalam pekerjaan. Diskusikan kegagalan Anda dengan mereka dan petiklah pelajaran dari mereka," ungkap Teresa.
Sumber: Shine