KOMPAS.com - Kalyana Shira Foundation dan Kao Indonesia berkolaborasi mengangkat kain batik dan budaya membatik di Indonesia melalui film dokumenter. Menjelang Hari Batik yang diperingati setiap 2 Oktober, penggemar batik Indonesia disuguhkan tontonan edukatif dalam pemutaran perdana film dokumenter berjudul "Batik: Our Love Story".
Dengan arahan sutradara Nia Dinata, film dokumenter tentang batik ini dibuat bukan untuk kepentingan komersial. Bersama Kao Indonesia, Nia membuka pintu lebar-lebar bagi siapa saja yang tertarik menyaksikan kisah di balik kain batik, tanpa dipungut biaya. Jika tertarik, Anda cukup mengajukan permohonan melalui Kalyana Shira Foundation.
"Hak cipta film ini milik berdua, yayasan dan Kao. Jika ada komunitas, kampus, sekolah, grup pembatik, perusahaan yang ingin mengenal batik bukan hanya seragam wajib setiap Jumat bisa membuat janji dengan kami melalui yayasan," jelas Nia saat konferensi pers di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Jakarta, Jumat (30/9/2011).
Bahkan, kata Nia, yayasan juga bersedia menyediakan perlengkapan pemutaran film seperti layar dan proyektor bagi mereka yang tak memiliki fasilitas ini. Termasuk sesi diskusi film bagi komunitas yang membutuhkan.
"Jika ingin mengadakan pemutaran film sebaiknya buat janji tiga minggu atau satu bulan sebelumnya," tambahnya.
Film dokumenter "Batik: Our Love Story" ini merupakan bentuk apreasi terhadap pembatik Indonesia, sekaligus mengingatkan masa depan batik ada di tangan setiap orang Indonesia. Bukan hanya pembatik, namun juga generasi muda, masyarakat luas, hingga pemerintah yang perlu melipatgandakan dukungannya.
Atas kepeloporan dalam memproduksi dan memberikan dukungan penuh film dokumenter ini, Kao Indonesia menerima penghargaan MURI dengan kriteria "Batik: Our Love Story", sebagai film dokumenter batik pertama yang dibuat oleh orang Indonesia.
Info kegiatan: Kalyana Shira Foundation Telp: 021-7503223
Sent from Indosat BlackBerry powered by