Menjadi "Sutradara" dalam Pesta Pernikahan

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Menjadi "Sutradara" dalam Pesta Pernikahan
Oct 31st 2011, 04:30

KOMPAS.com - Umumnya, pasangan calon pengantin mendambakan pesta pernikahan yang sempurna. Meskipun faktanya, tak ada pesta yang sepenuhnya sempurna namun setidaknya perhelatan istimewa dapat berlangsung sesuai rencana dan impian dengan kesalahan yang bisa diminimalisasi. Inilah tugas wedding organizer (WO) atau sutradara dalam rangkaian acara pernikahan.

Diani Pranata Chandra, Chief Executive Officer Belladona, berpengalaman menjalani bisnis WO selama 10 tahun terakhir, dan melayani kebutuhan ratusan calon pengantin untuk mewujudkan impian pesta pernikahannya. Profesional WO atau ada juga yang menyebutnya wedding planner, bagi Diani adalah seperti sutradara film. Tugasnya adalah mengurus pesta pernikahan dari awal sejak persiapan hingga pelaksanaan di hari istimewa pasangan pengantin. Namun penting dicatat, WO bukanlah pelaksana pesta pernikahan dan tidak menggantikan keluarga yang terlibat dalam pernikahan sebagai panitia.

"WO merupakan sutradaranya bukan pelaksana. WO memimpin divisi dari kepanitiaan yang telah dibentuk pihak keluarga. WO tidak menggantikan keluarga selaku panitia, namun juga WO tidak bisa digantikan keluarga," jelas Diani dalam seminar peluang usaha pesta pernikahan di Bandung, beberapa waktu lalu.

Menurut Diani, WO bekerja secara profesional dalam mengurus pesta pernikahan. Sementara, keluarga biasanya cenderung emosional dalam menjalankan tugas-tugasnya.

Tidak mahal "Banyak persepsi yang keliru dengan mengatakan untuk apa pakai WO, sementara banyak teman dan saudara yang bisa dilibatkan. Atau mengatakan bahwa WO mahal, padahal WO bekerja beberapa bulan sebelum pernikahan," katanya, menambahkan ada peran yang tak bisa digantikan WO dan membutuhkan keluarga di dalamnya, seperti pengaturan dan pengelolaan keuangan pesta pernikahan.

Padahal peran WO tidak sama seperti keluarga. Dan keluarga juga tetap masih dibutuhkan perannya untuk bekerja bersama WO. Keluarga dan WO berkolaborasi dengan cara kerja yang dipimpin oleh WO sebagai pihak yang ditunjuk secara profesional dalam merencanakan dan "menyutradarai" pesta pernikahan.

WO bekerja beberapa bulan atau bahkan satu tahun jelang hari pernikahan. Karena itu, peran WO penting dalam menunjang kesuksesan perhelatan hari istimewa ini. WO berkoordinasi dengan berbagai vendor pernikahan seperti dekorasi, fotografer, katering, dan lainnya untuk memastikan semua rencana berjalan lancar. Jadi tak benar bahwa WO memakan biaya pernikahan, apalagi kalau dilihat dari waktu kerja dan kontribusi yang bisa diberikan, biaya WO tidaklah mahal.

Penengah Menyiapkan pesta pernikahan, terutama di Indonesia yang melibatkan keluarga besar, tak selamanya mudah. Banyak keinginan yang disampaikan dari berbagai pihak. Tak hanya keluarga inti, namun juga keluarga besar dari pihak calon pengantin perempuan dan laki-laki. Menyatukan berbagai persepsi, pendapat, dan keinginan keluarga ini bukan pekerjaan mudah.

"Di sinilah peran WO, sebagai penengah dan memberikan saran yang obyektif dan tidak bias. Keluarga banyak peliknya dan cenderung tidak bisa memberikan saran yang netral," jelas Diani.

Dibutuhkan Menurut Diani, kebutuhan bisnis jasa WO selalu ada karena pernikahan tak ada habisnya. Penyedia jasa WO perlu jeli mencari peluang dan membangun jaringan serta memberikan pelayanan terbaik agar memiliki reputasi baik dan terpercaya.

Diani membuktikannya. Dengan bermodalkan kartu nama, jaringan ke hotel-hotel, ia berhasil menjalankan bisnis WO secara otodidak. Kepercayaan dari klien dan reputasi baik membuatnya selalu direkomendasikan dari pasangan pengantin satu ke pasangan lainnya. Kepuasan dalam hal pelayanan menjadi salah satu kunci meraih kepercayaan konsumen.

"Menjadi WO bisa menjadi bos untuk diri sendiri, menyenangkan, tidak membosankan, dapat dilakukan dengan pekerjaan lain, dan dari ratusan pengantin yang saya tangani, belum ada satu pun pengantin yang sama persis, karakter juga konsep pernikahannya," jelasnya.

Ia melanjutkan, transaksi yang terjadi dalam bisnis WO lebih kepada keterikatan. Mulai dari WO, Diani pun dipercaya pasangan menikah yang menjadi kliennya, untuk mengatur ulang tahun anaknya beberapa tahun setelah pesta pernikahan yang ditanganinya. Ikatan inilah yang tak pernah putus sehingga selalu mendatangkan permintaan untuk WO yang dikelolanya.

Tak takut pesaing Karena jasa bisnis WO dibangun atas dasar transaksi keterikatan tadi, Anda tak perlu khawatir jika pesaing baru bermunculan. Satu WO kadangkala kewalahan untuk mengatasi permintaan. Alhasil, WO pun membatasi permintaan.

"Belladona menangani 35-40 pengantin dalam satu tahun dengan persiapan 8-12 bulan. Jadi, celah dan pasarnya masih terbuka luas," kata Diani yang memimpin salah satu WO ternama di Indonesia.

Kompensasi jasa Bicara bisnis tak lengkap tanpa mengungkit penghasilan. Bisnis WO di Indonesia, kata Diani, berbeda dengan negara lain. Boleh jadi WO di negara lain lebih mahal, karena menggunakan sistem pembayaran per jam atau skema presentase.

Di Indonesia, kebanyakan WO menggunakan satu harga untuk satu pesta pernikahan. Misalnya, untuk mengatur satu pesta pernikahan, WO memasang fee Rp 10-15 juta. Sementara di luar negeri, angkanya bisa bervariasi karena berdasarkan presentasi dari total nilai pengeluaran pesta pernikahan tersebut. "Sistem presentase masih belum bisa berjalan di Indonesia," lanjut Diani.

Untuk mekanisme pembayaran, Diani menyarankan, sebaiknya jasa WO dibayar lunas oleh klien sebelum hari H.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post