10 Perintah Diet Terbaik

KapanLagi.com - Pembaca, berkati saya atas 'dosa-dosa' yang saya buat... Bertahun-tahun sejak saya mulai berdiet, berat badan memang turun tapi kemudian naik lagi dengan cepat. Saya menyerah. Akhirnya terpikir: Apakah cara berdiet saya sudah tepat? Untuk terbebas dari yoyo diet yang bikin berat badan naik turun, saya pun merangkum 10 perintah diet terbaik. Saya telah mengujinya sendiri dengan bantuan saran tiga 'guru'. Pengalaman ini sangat baik dan membuka pikiran saya tentang berdiet sehat. Coba deh, dan Anda akan melangsing dengan mudah dan cepat!

1. Anda hanya boleh makan pada saat lapar

Melewatkan makan saat siang hari rasanya mudah. Kesibukan di kantor maupun di rumah bisa mengalihkan pikiran dari makanan. Saya hanya makan ketika perut keroncongan. Tapi begitu malam hari selera makan meningkat. Saya pun mengubah pola ini, makan yang saya butuhkan bukan yang saya inginkan. Tapi, ada masalah lain: Setelah anak saya selesai makan, saya sulit menolak untuk menghabiskan sisa kentang atau burger miliknya. Bukan karena saya lapar – hello! – tapi itu kentang dan burger... Malam berikutnya saya juga tidak lapar, tapi justru menghabiskan sisa es krim anak saya. (Siapa yang bisa menolak es krim? Apakah ini karena anak saya?)

Tip Menahan Godaan: Selain saya wajib mencermati tanda-tanda fisik ketika rasa lapar datang, saya juga harus bisa mengatasi godaan ketika anak Anda makan es krim," kata Madelyn Fernstrom Ph.D., konsultan diet di FITNESS dan penulis buku THE REAL YOU DIET. Saya juga membuat aturan sendiri: Bila anak saya mengajak makan kue bareng, cukup ambil satu atau dua. Sisanya simpan dalam toples lalu jauhkan dari pandangan mata dan mulut tentunya.

2. Anda wajib sarapan sehat

Biasanya di pagi hari saya hanya mengisi perut dengan beberapa cangkir kopi. Hingga siang menjelang, perut pun tidak terasa lapar. Saya juga berusaha mengikuti aturan pertama. Setiap saat saya berusaha mematuhi aturan ini. Salah satu caranya dengan ngemil snack kedelai atau menyantap semangkuk oatmeal yang diberi taburan kismis atau berries di pagi hari. Namun anehnya, pada siang hari perut saya malah bergejolak kelaparan.

Tip Diet Sukses: "Mereka yang tidak sarapan justru cenderung makan berlebih saat waktu makan berikutnya," kata Andrea Giancoli R.D., juru bicara American Dietetic Association. Informasi ini memang bagus, tapi pada pagi hari perut saya memang tidak lapar. Setelah saya pikir kemungkinan adalah karena saya makan malam terlalu malam. Mungkin benar juga, ya: makan malam sekitar pukul 20.00, lalu biasanya sebelum tidur ngemil snack. Bila ingin puas, saran Giancoli, tambahkan protein saat sarapan pagi. Benar juga, waktu saya memasukkan segenggam kacang ke dalam bubur oatmeal atau keju dan berries, rasanya saya seperti dapat energi baru. Efek positif lain, pada saat makan siang saya nggak rakus lagi. Dan ketika makan malam tiba, saya hanya makan sedikit. Esok paginya ketika bangun perut saya sudah terasa lapar.

3. Anda boleh makan bila paham kandungannya

Secara teori: makanan yang sudah diproses, tidak sehat dan tidak akan memuaskan Anda. Setelah saya renungkan, mengganti oatmeal dengan 5 g serat – dari maltodextrin, guargum, cellulose gum dan BHT – lalu saya melihat lagi sendok berisi oat. Tapi, ada hal yang berat dengan aturan ini: ketika saya membeli French loaf dari toko roti (tepung, gula, mentega dan selanjutnya), apakah kemudian ini lebih sehat karena lebih mudah menyebut kandungannya dibanding roti gandum, yang mengandung stearoyl lactylate, menhaden oil dan triticale?

Tip Diet Sukses: "Bukan berarti karena mudah mengucapkan mentega dan tepung terigu berarti produk makanan itu baik untuk tubuh," kata Giancoli. Coba pikir, menhaden oil adalah minyak ikan yang kaya akan omega 3 sedangkan triticale adalah nutrisi campuran gandum dan gandum hitam. Lalu, saya membuang aturan ini. Meskipun setelah melihat BHT, ternyata kandungan ini bukan hanya di sereal tapi juga di bahan bakar pesawat jet! Kalau begitu, nggak akan saya makan!

Lanjutan: 10 Perintah Diet Terbaik Bagian 2 (fitness/wsw)

Source: Fitness Magazine, Edisi September 2011, Halaman 99