KOMPAS.com - Apa yang Anda rasakan saat bangun tidur? Jika Anda merasakan badan terasa pegal, badan terasa lelah, mata masih ingin terus terpejam, dan bukannya segar, maka sebaiknya Anda mengamati kembali bagaimana Anda tidur. "Kita seharusnya merasa segar setelah bangun tidur, bukannya lelah atau lemas. Jika Anda merasa seperti itu, ada indikasi sesuatu terjadi selama tidur dan Anda tak menyadarinya," ungkap Michael Decker, PhD, profesor dari Georgia State University.
Memiliki waktu tidur yang berkualitas sangatlah penting, bukan hanya dari lamanya waktu tidur, tapi juga dari kualitasnya, yang berakibat pada meningkatnya kebugaran. Ketika Anda tidak mendapatkan kualitas tidur ini, kemungkinan ada beberapa faktor yang menyebabkannya:
1. Kesepian. Sebuah studi menunjukkan bahwa kesepian tidak hanya merupakan masalah hati dan pikiran, tapi juga berpengaruh pada masalah tidur. Berdasar penelitian, orang yang beranggapan bahwa mereka kesepian memiliki waktu tidur yang tidak berkualitas dibanding dengan mereka yang tidak merasa kesepian.
"Siapapun dan dimana pun Anda, kita semua hidup dan bergantung pada perasaan aman dalam lingkungan sosial sekitar kita untuk bisa tidur dengan nyenyak," ungkap peneliti Lianne Kurina, PhD. Faktor sosial dan psikologis sangat berpengaruh pada kualitas tidur seseorang dan kesehatannya.
2. Ketinggian. Lokasi di ketinggian juga berdampak pada kualitas tidur. "Ketika kita berada di dataran tinggi, udara menjadi lebih tipis, sehingga nafas pun menjadi tak teratur dan membuat otak kita 'terkejut' sehingga tidur jadi tidak nyenyak," ungkap Decker. Meskipun tidak hidup di dataran tinggi, namun permasalahan ini juga akan muncul ketika Anda tidur di dalam pesawat terbang.
3. Tidur bersama binatang peliharaan. Dokter hewan sebenarnya sudah menyarankan para pasiennya untuk tidak tidur bersama dengan hewan peliharaan karena resiko penularan penyakit. Selain itu, tidur dengan hewan peliharaan ternyata bisa mempengaruhi kualitas tidur Anda. Sebuah studi yang dilakukan oleh Mayo Clinic pada tahun 2002 menunjukkan bahwa 53 persen pemilik hewan yang tidur bersama peliharaannya mengalami gangguan tidur setiap malamnya. Sebanyak 21 persen pemilik hewan merasa terganggu akibat dengkuran anjing, dan 7 persen akibat dengkuran kucing. Untuk mengatasinya, Decker menyarankan untuk tidak memasukkan hewan peliharaan ke dalam kamar tidur, atau setidaknya tidur di lantai kamar saja.
4. Bekerja malam hari. Bekerja dengan shift malam tanpa disadari bisa berakibat pada kualitas tidur yang buruk. Sebuah penelitian dari Sleep Foundation pada tahun 2005 menyatakan, 14 persen orang Amerika yang sering bekerja malam hari mengalami masalah tidur seperti kelelahan, gangguan tidur, dan insomnia. Decker menjelaskan bahwa masalah yang datang selama bekerja malam hari dan tidur pada siang hari terjadi karena kepekaan tubuh pada cahaya, sehingga tubuh mengambil isyarat adanya cahaya sebagai sinyal untuk bangun tidur.
"Cahaya dan gelap adalah isyarat yang membantu sinkronisasi sistem tubuh kita terhadap lingkungan," tambah Decker.
Konsep yang sama berlaku ketika Anda baru melakukan perjalanan yang melintasi zona waktu, sehingga mengalami jetlag. Saat itu, otak Anda sedang mempersiapkan untuk tidur karena zona waktu Anda berada di zona gelap. "Namun, ketika melintasi zona waktu menuju zona terang, Anda tiba-tiba menerima cahaya baru, dan siklus bangun dan tidur Anda menjadi tidak sinkron. Butuh beberapa hari untuk menyeimbangkannya kembali," ungkapnya.
Salah satu cara yang direkomendasikan Decker untuk mengatasi hal ini adalah menggunakan penutup mata ketika tidur di siang hari untuk menstimulasi kegelapan dan tertidur.
5. Suhu ruangan. Apakah Anda sering membuatkan segelas susu hangat untuk anak Anda sebelum tidur? Ternyata hal ini memiliki khasiat untuk membuat tidur anak lebih nyenyak. Kondisi ruangan dan tubuh yang hangat bisa mempengaruhi nyenyak tidaknya tidur seseorang. Di malam hari, suhu tubuh mulai turun, dan penurunan suhu tubuh ini menandakan bahwa sudah waktunya untuk tidur. Mandi air hangat dan minum minuman hangat juga bisa membuat tubuh semakin menurunkan suhu tubuhnya dan mengirimkan sinyal fisiologis untuk tidur.
"Jika kamar terlalu hangat, suhu tubuh kita pun akan meningkat dan membuat kita terbangun. Mendinginkan ruangan bisa membantu memastikan bahwa tidur akan lebih berkualitas dan nyenyak," ungkap Decker. Saat pagi, suhu tubuh kita mulai meningkat secara bertahap, dan mengirim sinyal ke otak untuk bangun.
Sumber: Huffington Post