Jakarta (ANTARA News) - Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kekurangan makanan bergizi dan memiliki berat badan berlebihan dapat mengurangi konsentrasi dari sperma dan berdampak pada kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Para ilmuwan juga mendorong para pria untuk mengonsumsi buah-buahan dan biji-bijian untuk meningkatkan kesempatan keberhasilan pembuahan di luar rahim.
Di masa lalu, masalah kesuburan wanita terkait dengan obesitas, kebiasaan merokok dan meminum alkohol, tetapi hal itu tak terlalu pasti hingga hal serupa juga dialami para pria.
Penemuan terbaru pada diri pria dan wanita yang menjalani terapi kesuburan, mendapati bahwa kebiasaan minum dan mengonsumsi makanan yang rendah gizi dapat menurunkan kualitas kesuburan mereka.
Kepala penelitian, Edson Borges dari Fertility Assited Fertilization Center di Sao Paolo, Brazil mengatakan, "Konsentrasi dari sperma berdampak buruk akibat indeks berat tubuh dan konsumsi alkohol Dan secara positif, dipengaruhi oleh konsumsi sereal dan makanan bergizi setiap hari."
Penelitian di Brazil itu melibatkan 250 pria dan pasangannya yang melakukan terapi kesuburan yang disebut intracytoplasmic sperm injection (ICSI).
Masing-masing partisipan diminta untuk mengatakan seberapa sering mereka mengonsumsi sejumlah makanan, termasuk buah-buahan dan sayuran, kacang, biji-bijian, daging dan ikan.
Mereka juga diminta mengatakan seberapa sering mereka mengonsumsi alkohol dan menghisap rokok. Sampel air mani pun kemudian dianalisa untuk menentukan kesehatan mereka dan konsentrasi sperma masing-masing pasangan yang dipantau selama terapi.
Berkaitan dengan itu, para ahli kini mendorong para pria untuk melakukan diet pada makanan yang kaya akan buah-buahan dan biji-bijian untuk keberhasilan dari proses terapi itu.
Telur yang sukses menyuburkan dalam terapi itu berjumlah 3 perempat dari partisipan dan kurang dari 40 persen dari wanita yang berhasil hamil selama terapi itu.
Setelah melihat kecepatan sperma untuk mencapai sel telur, maka pria yang gemar minum alkohol dan memakan makanan yang kurang bergizi cenderung tidak subur.
Lynn Westphal, seorang pakar dalam kesehatan dan kesuburan dari Universitas Standford, berharap bahwa hasil ini yang dipublikasikan dalam jurnal Fertility and Sterility akan mampu mendorong para pria untuk memilih gaya hidup yang lebih sehat.
"Kita berbicara mengenai gaya hidup sehat dan mencoba untuk menghilangkan beberapa hal buruk dalam kesehatan, " katanya seperti dikutip dari Daily Mail.(yud)