Bicara mengenai tas bagi seorang wanita seolah tiada habisnya, kita memang punya keterikatan emosional yang kuat pada barang satu ini.
KapanLagi.com - Coba tengok di lemari Anda, ada berapa tas yang selalu jadi teman bergaya Anda, setiap tas seolah memiliki karakter yang kuat untuk dipadankan dengan tampilan busana Anda.
Tas bukan hanya dilihat fungsinya, namun sisi estetikanya yang menawan dalam berbagai bentuk, warna, motif dan rangkaian model ini membuat para wanita jatuh cinta. Pada masanya kini, tas bahkan dianggap sebagai sebuah identitas bagi kalangan tertentu
Phenomena kecintaan dan perlakuan wanita pada tasnya ditangkap oleh 2 penulis cantik, Alexandra Dewi dan Fitria Yusuf yang pernah mengeluarkan panduan buku fashion bertajuk Little Pink. Kini Dewi dan Fifi, begitu nama panggilan kedua sahabat ini, kembali menyuguhkan kisah lain dari sisi fashion dan human behaviour, berbagi pengalaman dan pengetahuannya mengenai phenomena pengguna tas premium yang awalnya merupakan cerita kejadian yang mereka alami.
Foto: dok. WomanKapanlagi
HERMES TEMPTATION, judul buku mereka kali ini, merupakan nama group 'toko maya' yang mereka buat dalam Blackberry messenger group. Berawal dari kecintaan mereka akan tas dengan inisial "H" ini, dua sahabat ini kemudian membentuk sebuah BBM grup berisikan 30 anggota, yang akhirnya secara tidak sengaja mereka namakan
Hermes Temptation.
Ada berbagai cerita lucu dan menarik didalam buku sebanyak 400 halaman ini, cerita kekonyolan beberapa pecinta Hermes yang memperlakukan tasnya bagai bayi besar mereka.
"Ketika seorang pelayan restoran bertanya kepada 3 orang perempuan dengan tas Hermes di tangannya, sang pelayan bertanya berapa jumlah kursi yang dibutuhkan 3 perempuan itu. Spontan 3 perempuan tersebut bilang mereka membutuhkan 6 kursi, karena setiap orang butuh kursi khusus untuk menaruh tasnya," kelakar Dewi. Dewi juga menambahkan, jika di Eropa, orang memperlakukan tas ini sebagaimana mestinya, yaitu tas sesuai fungsinya. Namun lain lagi yang berlaku di Indonesia, banyak perempuan lebih mengkhawatirkan tasnya ketimbang yang lain. "Kadang banyak perempuan di sini, lebih senang mayungin tasnya kalo hujan ketimbang memayungi dirinya sendiri, mengingat harga tasnya memang cukup mahal," tambah Dewi, masih dengan gaya kelakarnya.
Petualangan yang menyita banyak waktu, tenaga serta emosi mereka ini memberikan banyak pengalaman berharga bagi keduanya. Pengalaman suka dan duka ini juga membuat mereka lebih bijak dalam memilih tas, tidak hanya sekedar 'lapar mata'.
"Kalo dulu saya sama Dewi, tiap liat di katalog atau majalah ada tas Hermes, bawaannya semua pingin, kalo perlu semua warnanya kita punya, jadi bisa matching sama koleksi – koleksi baju kita," ucap Fifi. Kini mengingat pekerjaan mereka yang setiap kali menerima banyak katalog Hermes, membuat mereka sedikit lebih bijak untuk membeli tas dengan harga ratusan juta ini.
Banyak perjalanan seru mereka sebagai broker tas premium, di mana mereka menjembatani hubungan antara pemilik tas dengan para calon pembeli. Kewajiban menjelaskan spesifikasi tas secara detail pada calon pembeli, memastikan keaslian, hingga mengatur cara agar tas dapat diterima oleh pembeli tepat pada waktunya. Tidak jarang keduanya mengalami kejadian pahit yang membuat mereka harus menguras otak dan tenaga demi memberikan pelayanan terbaik pada seluruh pelanggan.
Perkembangannya yang pesat dari jualan online via BBM group ini menunjukkan bahwa demand wanita akan kebutuhan tas premium ini juga meningkat. Dewi juga menjelaskan banyak cara yang dilakukan para wanita untuk mendapatkan tas impiannya ini. Beberapa bahkan menyewa, saling meminjamkan, hingga sampai bisa menipu sahabatnya sendiri.
Kini BBM group kedua wanita cantik ini telah berkembang menjadi 7 group dengan jumlah anggota sebanyak 210. Seiring berjalannya bisnis ini sebagai broker, mereka juga belajar sisi moral dari pengalaman mereka, untuk tidak lagi menilai seseorang dari tas yang mereka pakai. Meski banyak di kalangan mereka sendiri, tas – tas mahal ini masih dianggap sebagai penentu status sosial.
Selain itu, dengan membeli buku terbitan Gramedia Pustaka Utama seharga Rp 125.000 ini, para reseller dan penggemar tas Hermes juga akan mendapatkan pengetahuan secara detail tentang produk tas Hermes mulai dari cara pembuatan, spesifikasi, jenis kulit dan cara mengindentifikasi keaslian sebuah tas. Sehingga tidak hanya terhibur dengan kisah menarik keduanya saja, namun mereka dapat mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan panduan. (wo/ana/miw)