Medan (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Dr Fauzi Masjhur, mengatakan bahwa perlu dilakukan penelitian khusus terhadap air isi ulang yang dewasa ini keberadaannya semakin menjamur, terutama di kota-kota besar.
"Selama ini memang belum ada penelitian khusus terhadap usaha air isi ulang itu sejauh mana kesterilannya. Mengingat dewasa ini cukup banyak warga yang mengkonsumsi air isi ulang yang di beli dari depot-depot air isi ulang," katanya pada Simposium "Hydration and Health" di Medan, Sabtu.
Ia mengatakan, pihaknya akan menyikapi itu dengan mengusulkan kepada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes), agar segera melakukan penelitian terhadap kemasan air isi ulang tersebut, mengingat hal itu berkaitan langsung dengan kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya.
Ia juga menyarankan kepada masyarakt sebaiknya tetap memasak air yang akan dikonsumsi sampai mendidih untuk memastikan bahwa air isi ulang tersebut benar-benar terbebas dari kuman dan bakteri yang dapat menganggu kesehatan.
"Sebelum sakit sebaiknya semuanya diantisipasi, salah satunya dengan tetap memasak sampai mendidih sebelum dikonsumsi. Biaya kesehatan itu mahal, jadi sebelum sakit jagalah dengan sebaiknya," katanya.
Wakil Ketua Umum IDI Medan, dr Ramlan Sitompul, pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa Kemenkes telah mengeluarkan ketentuan dan persyaratan air minum yang layak konsumsi melalui Permenkes No 492/Menkes/Per/IV/2010.
Ciri-ciri air yang aman dikonsumsi adalah tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mengandung zat berbahaya dan tidak mengandung cemaran pestisida, jamur dan bahan lain yang dapat membahayakan tubuh.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap berbagai penyakit yang dapat ditularkan langsung melalui air, jika air minum mengandung kuman patogen tersebut terminum oleh manusia.
Diantara penyakit yang dapat menyerang manusia jika mengkonsumsi air mengandung kuman patogen tersebut yakni cholera, penyakit tyhoid, penyakit hepatitis infektiosa, penyakit dysentri dan gastroenteritis.
Ia juga menyatakan, sangat penting artinya bagi dokter dan praktisi kesehatan untuk selalu memberikan nasihat kepada pasiennya tentang pemilihan air yang akan di konsumsi.
"Pencegahan tetap jauh lebih penting dibanding mengobati. Dengan minum air putih berkualitas, kita sudah dapat mencegah terjadinya penyakit," katanya. (*)