KOMPAS.com - Pekan mode ternama di Indonesia, Jakarta Fashion Week kembali digelar untuk keempat kalinya. JFW 2011/2012 (JFW 2012) resmi dibuka Sabtu (12/11/2011) lalu dengan fashion show perdana yang mengangkat tema "Alliance of Beauty", menampilkan empat desainer top ASEAN.
Setiap desainer menampilkan masing-masing 12 busana yang sarat dengan misi pertukaran juga aliansi budaya. Setiap desainer menampilkan busana dengan karakter personal yang unik dan berbeda, terinspirasi dari kekayaan budaya berbagai bangsa.
Kehadiran empat desainer ternama ASEAN dalam satu panggung mode ini semakin menguatkan platform JFW sebagai pusat mode di Asia. Selain juga tentunya, untuk mendorong desainer muda juga desainer ternama Indonesia lainnya untuk memajukan fashion di ASEAN dan berkontribusi terhadap industri mode dunia.
Biyan Wanaatmadja mewakili Indonesia dalam pagelaran busana pembuka di JFW 2012 ini. Perancang asal Surabaya ini tak menampilkan koleksi baru. Biyan memilih untuk menampilkan cuplikan dari koleksi yang diluncurkannya beberapa bulan lalu. Namun, tentu saja, penikmat fashion tetap dapat menyaksikan nuansa berbeda dari koleksi lamanya, terutama dalam detil dan warna.
Busana berkonsep oriental dengan gaya lebih praktis ditampilkan Biyan di malam pembukaan JFW 2012. Karakter Biyan dengan aksen embellishment (perhiasan) menonjol dalam gaun, blus, dan jaket yang ditampilkannya di ajang mode inisiasi Femina Grup ini.
Meski mengangkat konsep yang sama, sebagai pembeda, Biyan memberikan sentuhan warna yang berbeda. Perpaduan warna netral seperti hitam, putih, warna kulit dengan sentuhan warna keemasan, lebih ditonjolkannya dalam pagelaran busana di JFW 2012.
"Saya tidak membuat koleksi baru, namun ada beberapa elemen baru yang ditampilkan. Konsepnya sama dengan koleksi yang ditampilkan beberapa bulan lalu, namun penerjemahan warna dan detilnya berubah," kata Biyan saat konferensi pers di Mal Pasific Place, Jakarta, Sabtu (12/11/2011) lalu.
Biyan, yang sudah 28 tahun berkarier di dunia mode, tidak menunjukkan keorientalan secara konvensional. Gaya busana oriental ditafsirkannya melalui motif bunga, burung, dan pemandangan. Motif-motif tersebut menjadi ciri Chinoiserie, yaitu karya seni yang merupakan perpaduan antara budaya Barat dan China yang muncul pada pertengahan tahun 1700-an di Eropa. Konsep busana oriental juga diperlihatkan Biyan, melalui kerah cheongsam yang tak dibuat tinggi.
Dengan ciri khasnya, Biyan sukses berkiprah di panggung mode internasional. Melalui empat labelnya yakni Biyan, Biyan Bride, Studio 133, dan (X) SML, Biyan juga sukses memasarkan koleksinya di beberapa butik mewah di Tokyo, Osaka, Taipei, Singapura, Kuala Lumpur, dan yang terbaru adalah di Lane Crawford, IFC Mall, HongKong.
Desainer asing Biyan tampil pertama di fashion show perdana JFW 2012. Tamu undangan memberikan sambutan meriah kepadanya sebagai bentuk apresiasi dan dukungan. Suasana tambah meriah dengan kehadirkan desainer Asia lainnya, mulai Bernard Chandran dari Malaysia, disusul label Tube Gallery dari Thailand, dan ditutup oleh Ashley Isham dari Singapura.
Desainer Malaysia keturunan India-China Bernard Chandran menampilkan konsep busana terinspirasi dari era 60-an. Perpaduan warna cerah dan netral ditampilkan melalui terusan pendek dan rok dalam koleksinya. Bernard menjelaskan, ciri khas rancangannya lebih kepada konsep desain kontemporer dengan tetap berakar pada tradisi. Konsep busana yang menonjol dalam setiap rancangannya inilah yang dibawanya ke panggung mode dunia, terutama ke Eropa.
"Tidak mudah untuk berkiprah di panggung mode internasional, dengan budaya, juga keluarga yang turut memengaruhi. Namun dengan melihat kekuatan diri, impian untuk tampil di panggung mode internasional bisa diraih," kata Bernard yang belajar fashion di kota mode dunia, Paris.
Pertunjukkan di panggung mode pembukaan JFW 2012 berlanjut dengan kehadiran koleksi busana dari Thailand, dengan label Tube Gallery. Desainer Tube Gallery yang pernah berprofesi sebagai penari mengungkapkan koleksinya merupakan perpaduan budaya China, India, dan Eropa.
Percampuran warna menonjol dalam koleksi Tube Gallery. Pilihan warna cerah, dengan motif yang mencirikan perpaduan budaya menampilan koleksi busana yang unik dan menyegarkan. Baju terbuka dengan potongan yang seksi juga didapati dari beberapa set koleksi dari Thailand ini. Busana terusan pendek dan panjang, berkesan feminin dan seksi ini, ditampilkan segar untuk mereka yang berani tampil beda.
Ashley Isham, desainer kenamaan Singapura menutup pagelaran busana di pembukaan JFW 2012. Ashley menampilkan koleksi terbarunya, yang sebelumnya ditampilkan di Paris Fashion Week.
Terusan pendek dan panjang dengan potongan terbuka, selain juga one shoulder, menjadi konsep rancangan Ashley. Detil bunga dan draperi ditampilkan Ashley dalam beberapa busana rancangannya. Ciri khas yang juga menonjol dari rancangan Ashley di antaranya perpaduan warna cerah dan netral di beberapa busana karyanya. Namun ia juga memberikan pilihan bagi perempuan yang menyukai gaya busana feminin dengan terusan warna polos seperti biru tua terang dan warna kulit.
Koleksi busana rancangan Biyan yang ditampilkan di panggung JFW 2012 bisa dilihat lebih lengkap di sini.