Saatnya Sarung ‘Unjuk Gigi’ di Fashion Week 2012

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Saatnya Sarung 'Unjuk Gigi' di Fashion Week 2012
Nov 9th 2011, 23:37

TEMPO Interaktif,:- Kaum bersarung sering identik dengan kelas bawah atau santri dari pesantren konvensional. Tapi anggapan itu akan sirna tahun depan. Para desainer Indonesia akan menampilkan sarung sebagai tren mode dunia dalam Indonesia Fashion Week pada Februari 2012.

"Perkembangan mode memberi kesempatan terbuka sarung bisa berjaya ke pentas nasional hingga go international, mengikuti batik dan lurik," kata Ketua Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia, Taruna Kusmayadi, dalam acara Group Discussion Road to Indonesia Fashion Week (IFW) 2012 di Hotel Morrisey, Menteng, Jakarta.

Menurut perancang yang akrab dipanggil Nuna itu, sarung Indonesia sangat istimewa sebagai salah satu hasil karya serta kreativitas perempuan Indonesia. Biasanya, sarung hanya digunakan untuk sehari-hari, menghadiri beberapa acara tertentu atau keagamaan dan sebagai hadiah. "Sangat disayangkan bila keberagaman motif dan bahan sarung yang indah saat ini hanya digunakan untuk saat tertentu," ujarnya.

Karena itu, menjelang pemanasan acara tersebut, para desainer akan menyebarkan demam sarung kepada masyarakat. "Kami akan menampilkan berbagai koleksi sarung dari para perancang supaya bisa menasional seperti batik," ucap Nuna.

Perancang senior Musa Widyatmodjo juga menilai sarung sebenarnya sudah sangat merakyat di Indonesia. Sayangnya, belum banyak orang yang berani pakai sarung untuk berbagai acara formal. Menurut dia, sebenarnya sarung bisa dikreasikan menjadi aneka gaya cantik. "Ini adalah tugas serta tantangan terbesar para desainer dan produsen untuk berkreasi dengan sarung supaya ditiru, dipakai masyarakat," dia menuturkan.

Selain memperkenalkan berbagai kreasi sarung, event ini bertujuan meningkatkan industri kecil kreatif di Indonesia. Adanya pergelaran besar semacam ini, diakui Musa, secara tak langsung bisa memajukan industri kecil menengah yang ada di Indonesia. "Salah satu tujuan acara ini mengembalikan jati diri dan kejayaan sarung di tanah kelahirannya sendiri."

Persepsi sarung selama ini, menurut ketua pelaksana acara mode Indonesia, Dina Midiani, sebagai busana kuno, kampungan, dan terkesan tradisional makin terkikis. Kini sarung semakin sering digunakan oleh berbagai kalangan untuk beberapa acara kasual, koktail, pesta malam hari hingga acara karpet merah.

Menurut Dina, yang juga seorang perancang, bentuk khas sarung sering disebut cup atau sepotong kain lebar yang dijahit menyatu kedua sisinya menyerupai tabung. Ada juga sarung yang dibentuk dengan menggunakan sepotong kain memanjang yang dililitkan di pinggang. "Ini saatnya orang Indonesia dan masyarakat internasional mengenal sarung sebagai budaya bernilai tinggi dan identitas bangsa," ucapnya.

Bagi perancang Deden Siswanto, sarung bisa dikreasikan menjadi berbagai gaya yang modis. Tidak hanya untuk salat, khitanan, diselempangkan di bahu seperti boneka Unyil, atau dikenakan sebagai busana ronda dan siskamling. "Sedih kalau mendengar kesan buruk sarung dipakai dengan gaya seperti itu," dia mengungkapkan.

Menurut Deden, ada beberapa gaya sarung yang bisa menjadi tren modern. Misalnya sarung yang dilipat menjadi rok sepan atau ketat, bisa untuk mini, medium, dan panjang. Atau gaya sarung yang dibuat menjadi gaun, sebagai celana bergaya Jodhpur yang biasa dikenakan para pria India, Timur Tengah, dan Afrika. "Bisa juga gaya sarung sebagai gaun mini, bolero, obi, atau ikat pinggang dan masih banyak lagi gaya lainnya," kata Deden sambil memamerkan gaya sarung yang dikenakannya menjadi celana ala Jodhpur.

Pada acara itu, bahkan artis Sheza Idris mengenakan sarung bermotif kotak-kotak perpaduan warna hijau dan merah. Dia mendandani sarungnya meninggi hingga selutut, dipadu kebaya ketat lengan pendek berwarna merah jambu (pink) menyala. Penampilannya juga dipercantik dengan ikat pinggang besar berhiaskan bunga-bunga besar dan sepatu hak tinggi.

Lain lagi dengan Lenny Agustin yang tampil kasual mengenakan sarung bermotif garis berdominasi warna krem dililitkan di pinggang menyerupai rok mini. Perancang berwajah imut ini memadukannya dengan atasan kebaya sederhana bertangan tujuh per delapan dilengkapi dengan ikat pinggang.

Presenter Cyntia Sari mengaku suka gaya gaun model kemben semata kaki yang terbuat dari sarung hitam bermotif batik grinsingan. Saat itu dia memakai busana paduan atasan bergaya bolero warna senada dengan kain. "Seru juga bergaya modis dengan sarung," katanya. Nah, sudah beranikah Anda bersarung mengikuti mode yang bakal muncul tahun depan?

HADRIANI P

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post