Ilustrasi pasangan bertengkar. (doc. Corbis)
VIVAnews- Sering debat atau adu mulut bisa berakhir menjadi suatu pertengkaran. Tidak hanya membahayakan suatu hubungan, perdebatan sengit juga bisa mempengaruhi kualitas kesehatan Anda.
Seperti dikutip laman The Stir Cafemom, melakukan perdebatan yang berakhir dengan pertengkaran bisa mempengaruhi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh menjadi lebih lemah selama 24 jam setelah pertengkaran terjadi. Sel-sel yang berguna untuk membunuh kuman dan virus penyakit dalam tubuh pun menjadi berkurang.
Banyak efek buruk yang bisa dirasakan jika terlalu sering berdebat, berikut efek buruk lainnya yang perlu Anda tahu:
Bikin jantung berdebar lebih cepat Sering berdebat sengit dengan seseorang, ternyata memiliki efak yang sama dengan menghisap rokok. Bisa membuat jantung berdegup lebih cepat bahkan bisa membuat dada terasa sesak.
Insomnia Saat perdebatan berlangsung adrenalin terus dipompa. Setelah perdebatan berakhir, tubuh Anda pun merasa lelah, tapi otak Anda cemas. Hal inilah yang dapat menyebabkan insomnia.
Picu timbulnya jerawat Ketika berdebat, emosi bisa memuncak, memicu kelenjar memproduksi keringat berlebih, penyebab dibalik timbulnya jerawat.
Hormon stres meningkat Setelah menghadapi perdebatan sengit, kadar hormon stres dalam tubuh tinggi hingga berjam-jam kemudian. Andapun bernapas lebih cepat, membuat tekanan darah meningkat sehingga memungkinkan Anda mengalami pusing atau sakit kepala ringan.
Hasrat ngemil tinggi Perut Anda mungkin menjadi hal terakhir yang ada di pikiran Anda ketika perdebatan dan pertengkaran tengah berlangsung. Maka tak heran, saat perdebatan usai, Anda mulai memikirkan camilan. Hal ini dipicu oleh tubuh yang mengalami stres. Camilan pun bisa dibilang menjadi pelarian untuk membuat tubuh lebih rileks. Maka jangan heran, jika perdebatan berakhir, keinginan mengonsumsi makanan manis bisa meningkat.
Tidak hanya itu saja, kebiasaan berdebat sengit juga bisa mengancam pernikahan. Dari penelitian terhadap 90 pasangan baru menikah yang sering berdebat, 19 persen akan bercerai sekitar 10 tahun kemudian. Karena itu, demi kesehatan dan keharmonisan hubungan carilah jalan tengah untuk mengatasi permasalahan. Sebab perdebatan yang terlalu sengit terbukti merugikan.
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
' ); $.ajax({ type: "POST", url: "/comment/load/", data: "valIndex=" + a + "&articleId=" + b + "&defaultValue=" + c, success: function(msg){ $("#loadkomen").html(msg); //$(".balasan").hide(); } }) }