Liputan6.com, London: Wanita yang melakukan olahraga secara rutin dan tidak menonton televisi terlalu lama mempunyai kemungkinan kecil mengalami depresi. Ini berdasarkan studi yang dilakukan pada wanita di usia menegahnya.
Para peneliti menemukan bahwa wanita yang melaporkan berolahraga paling dalam beberapa tahun terakhir sekitar 20 persen kemungkinnya kecil mengalami depresi dibandingkan mereka yang jarang bergerak. Di sisi lain, semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi setiap minggunya, risiko depresi semakin merangkak naik - tapi efeknya lebih kecil daripada kegiatan fisik.
"Temuan ini menambah bukti bahwa aktivitas fisik penting untuk menjaga kesehatan otak," kata Dr Gillian Mead, yang mempelajari obat-obatan lambung di Royal Infirmary Edinburgs dalam emailnya kepada Reuters Health, Senin (14/11).
Studi ini tidak bisa membuktikan langsung bahwa menonton televisi terlalu banyak dan tidak berolahraga secara teratur akan mengakibatkan depresi. Tetapi, bagi mereka yang suka bergerak akan mempunyai tingkat percaya diri yang tinggi. Data yang diambil oleh Studi Kesehatan Keperawatan Amerika Serikat melalui survei terhadap 50 ribu wanita setiap dua tahun.
Peserta mencatat jumlah waktu yang mereka habiskan untuk menonton televisi setiap minggu pada 1992, dan juga menjawab pertanyaan tentang seberapa sering mereka berjalan, bersepeda, berlari dan berenang antara 1992 dan 2000.
Setelah peneliti memperhitungkan aspek kesehatan dan gaya hidup dikaitkan dengan depresi, termasuk berat badan, merokok dan berbagai penyakit, sering berolahraga-90 menit atau lebih setiap harinya - menunjukkan 20 persen perempuan kecil kemungkinan didiagnosis depresi dibandingkan mereka yang berolahraga 10 menit atau kurang setiap harinya.
"Apabila hanya berjalan pelan, maka efeknya tidak akan terasa pada tubuh kita. Sebaiknya, kalau ingin berolahraga dengan berjalan maka harus menggunakan gerakan yang cepat," ujar Michel Lucas, dari Harvard School of Public Health in Boston, kepada Reuters.
Wanita yang menonton TV tiga jam per harinya atau lebih 13 persen besar kemungkinan didiagnosis depresi dibandingkan mereka yang hampir tidak pernah menyetel televisi. Hal ini dikarenakan, mereka menukar waktu olahraganya dengan menonton televisi. , Namun para peneliti tidak bisa meyakinkan bahwa temuan ini bukan karena kebetulan.(msnbc/MEL)