KOMPAS.com - Penikmat kuliner di Indonesia, secara umum, masih terbagi dalam dua kubu. Satu kubu menyukai dan memilih makanan lebih holistik dengan memerhatikan unsur kesehatan. Satu lagi, kubu yang memilih makanan berdasarkan selera atau kenikmatan, tak terlalu memikirkan faktor kesehatannya.
Kafi Kurnia, dari USA Pear dan Washington Apple Commission yang juga pendiri Tirtayu Healing Center mengatakan, dunia kuliner Indonesia terbagi dua. Sebanyak 50 persen adalah kubu holistik yang memilih makanan sehat. Sementara 50 persennya lagi mereka yang menikmati makanan mewah, menantang, cenderung mencari sensasi dan kenikmatan kuliner yang berbeda.
"Kubu holistik menyukai makanan seperti salad. Kalangan ini akan terus berkembang dalam 1-2 tahun ke depan. Sementara di negara lain, kebiasaan makan sehat sudah dilakukan sejak 7-8 tahun lalu, seperti di Amerika Serikat. Sementara, kubu satunya lagi, orang cenderung mencari kuliner yang ekstrem. Kalau di luar negeri, ada steak berukuran besar, sedangkan di Indonesia ada nasi goreng gila, nasi pedes di Bali dan lainnya," jelas Kafi kepada Kompas Female di sela demo masak inovasi dan kreasi menu baru dengan buah di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Kafi, dunia kuliner terpecah menjadi dua kubu sejak awal 2000-an, dan terus bertahan hingga kini bahkan di masa mendatang. Meski begitu, keduanya masih menyeimbangkan makanan mereka dengan asupan buah-buahan. Makan buah tetap menjadi pilihan bagi dua kubu penikmat kuliner berbeda selera ini.
Bagaimana dengan Anda? Lebih menyukai makanan yang berbeda dan ekstrem, atau mulai menjaga makanan dengan hanya mengasup hidangan sehat setiap harinya?