Aspirin mungkin bisa membantu orang yang terkena serangan jantung akibat tersumbatnya pembuluh darah. Aspirin mengencerkan darah sehingga bisa melewati penyumbatan itu. Tetapi sebagian ahli jantung mengatakan orang yang terkena serangan jantung harus segera mencari pertolongan. Dan mereka mengatakan aspirin bukanlah pengganti pengobatan tetapi hanya untuk menolong sementara.
Studi-studi lain menunjukkan aspirin bisa membantu mencegah kanker dan memperpanjang hidup penderita penyakit itu. Studi-studi itu menunjukkan aspirin bisa membantu mencegah kanker pada lambung, usus kecil dan usus besar.
Dua tahun lalu, peneliti melaporkan dampak aspirin terhadap pengidap kanker kolorektal (yang biasa menyerang usus besar, rektum dan usus buntu). Mereka mendapati pengidap kanker kolorektal yang minum aspirin resiko kematian akibat kanker 30 persen lebih rendah.
Awal bulan ini, jurnal medis Lancet menerbitkan temuan dari studi aspirin dan kanker. Para peneliti mengamati hampir 1.000 pasien yang menderita sindrom Lynch, kondisi genetis yang membuat mereka rawan terkena kanker. Pasien yang minum aspirin setiap hari dalam dua tahun memiliki resiko terkena kanker kolorektal 63 persen lebih rendah dibanding pasien yang minum plasebo. Semakin lama mereka minum aspirin, semakin rendah resiko terkena kanker. Tahun lalu, Lancet menerbitkan hasil studi yang lebih besar yang dipimpin Professor Rothwell. Para peneliti mendapati dengan minum aspirin dalam dosis kecil setiap hari mengurangi angka kematian dari berbagai penyakit kanker.
Tetapi, para pakar mengatakan orang umum tidak boleh minum aspirin untuk mencegah penyakit tanpa konsultasi dengan dokter karena aspirin juga memiliki efek-efek samping yang berbahaya.