implan payudara (Corbis)
VIVAnews - Gelombang panik merayapi ribuan wanita yang menjalani implan payudara berbahan gel produksi perusahaan asal Perancis, Poly Implant Prothese (PIP). Mereka terjebak di tengah risiko implan yang sewaktu-waktu bisa meletus, memicu kanker, dan infeksi kronis.
Risiko di depan mata. PIP yang merupakan pemasok terbesar bahan baku implan payudara di seluruh dunia itu terbukti menggunakan bahan baku membahayakan kesehatan, yang biasa dipakai untuk komponen elektronik dan komputer. Perusahaan itu ditutup tahun lalu.
Lindsey Easeman merupakan satu dari ribuan wanita yang menjadi korban, seperti dikutip The Sun. Wanita 27 tahun asal Inggris ini kehilangan dua payudaranya akibat penggunaan implan tersebut. Gel penyumpal payudaranya meletus, tepat empat tahun pascaoperasi.
Mulanya ia sangat bahagia dengan payudara palsunya. Namun, bahagia itu berubah menjadi tangis saat ia menemukan benjolan di bawah ketiak kanan disertai sakit luar biasa. Hasil pemeriksaan menunjukkan, gel implan di payudara bagian kanan meletus sehingga meradang dan membentuk benjolan.
Kondisi itu membuatnya harus menjalani operasi pengangkatan dua payudaranya segera. Payudara di bagian kiri juga harus diangkat sebelum meletus dan meradang. "Saya syok, sampai-sampai dokter memberi saya obat antidepresi. Saya tak bisa membayangkan dada saya keriput tanpa payudara."
Kisah serupa menimpa sekitar 1.000 wanita di Perancis. Bahkan, beberapa di antaranya terdiagnosis kanker akibat penggunaan implan yang tak memenuhi standar medis tersebut. Bahkan, satu di antaranya mengalami sakit kanker langka yang menyerang imunitasnya.
Melihat kenyataan itu, Pemerintah Perancis akhirnya setuju membiayai operasi pengangkatan implan payudara warganya. Sebanyak 30 ribu wanita di negara itu diperkirakan menjadi korban penggunaan implan PIP. Bahkan, mungkin lebih 300 ribu wanita di seluruh dunia.
Di balik kemampuannya memperbaiki penampilan tubuh secara instan, implan payudara menyimpan sejumlah risiko berbahaya. Untuk itu pikirkan dan pelajari dengan detail manfaat dan risikonya, sebelum memutuskan untuk melakukannya. Jangan pertaruhkan nyawa demi penampilan. (umi)
• VIVAnews
Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.
Kirim Komentar
Anda harus Login untuk mengirimkan komentar