Liputan6.com, Washington DC: Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sedang meningkatkan pengawasan terhadap salah satu jenis flu babi. CDC mengimbau seluruh laboratotium kesehatan masyarakat di AS untuk melapor jika mereka mencurigai seseorang yang kemungkinan terinfeksi virus tersebut. Demikian dilansir laman
ABC, Selasa (27/12).
Menurut laporan CDC, sudah ada 12 orang terinfeksi virus H3N3 di lima negara bagian, yakni Indiana, Iowa, Maine, Pennsylvania dan Virginia Barat. Dari sejumlah penderita, 11 orang adalah anak-anak, tiga orang masih dirawat di rumah sakit dan sisanya sudah sembuh. Selain itu, petugas kesehatan telah meneliti dua jenis penyebaran virus di Virginia Barat, yakni dari babi dan dari manusia.
Flu babi mulai muncul pada 2009, dimana subtipe virus H1N1 pertama kali terdeteksi di AS. Semasa penyebaran virus tersebut di Amerika, flu babi telah mengakibatkan 8,870 sampai 18,300 orang meninggal. Kemudian, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus tersebut telah berakhir pada Agustus 2010.
Saat ini, sudah ditemukan vaksin virus H3N3 dan H1N1. CDC menyarankan perlu adanya pemberian vaksin tersebut kepada bayi usia 6 bulan dan orang lanjut usia sebagai upaya pencegahan. "Kita harus waspada terhadap flu ini, karena telah menyebabkan sekitar 36.000 orang mati setiap tahun," kata Dr William Schaffner, Ketua Pengobatan dan Pencegahan Medis di Universitas Vanderbilt di Nashville.(ABC/ADO)