KOMPAS.com - Menjamurnya situs belanja online di Indonesia sepanjang 2011, memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat untuk berbelanja lebih praktis di dunia maya. Termasuk saat membeli kado Natal untuk pasangan dan keluarga, juga berbagai kebutuhan liburan akhir tahun.
Pebelanja juga semakin dimudahkan berbelanja online dengan cara pembayaran menggunakan kartu kredit. Perasaan nyaman pun melengkapi karena pebelanja merasa aman berbelanja online dengan tersediakan layanan otentifikasi.
Saat temu media di Jakarta, beberapa waktu lalu, pendiri toko online Lojai, Agus Tjandra, mengatakan pembayaran menggunakan kartu kredit saat berbelanja online memberikan kontribusi terbesar praktik transaksi online di situs belanja miliknya. Situs belanja online lebih terpercaya ketika ada penguatan penerbit kartu kredit yang menyertakan logo di situs belanja tersebut.
"Dengan endorsement dari bank, situs belanja online lebih terpercaya. Termasuk transaksi online dengan menggunakan kartu kredit berlogo Visa dan Mastercard. Kepercayaan Visa dan Mastercard juga tak sembarangan. Mereka mengaudit perusahaan yang bekerjasama dengannya, dan menyeleksinya berdasarkan pengalaman juga legalitas " jelas Agus.
Studi belanja online Daya tarik belanja online pun mengundang Visa untuk mengadakan studi Online Holiday Shopping di delapan negara. Visa mencatat, transaksi belanja online banyak ditemui di Australia, Daratan Utama Cina, Jepang, Korea, Singapura, Malaysia, Indonesia dan Thailand.
Visa, menggandeng The Nielsen Company sebagai pelaksana survei, melakukan studi bertajuk Pola Belanja Online untuk Masa Liburan Akhir Tahun. Studi ini melibatkan 4.032 responden, dengan 501 responden di antaranya berasal dari Indonesia. Para responden berusia 18-55 tahun ini melakukan pembelanjaan online selama enam bulan terakhir, termasuk untuk berbelanja online sebagai persiapan masa liburan akhir tahun 2011.
Hasil studi kebiasaan belanja online ini sekaligus menunjukkan tren kado Natal masyarakat Indonesia, mulai prioritas belanja, nilai belanja, produk favorit, bahkan hingga bagaimana penerima hadiah menyikapi kado Natal yang tak disukainya.
"Anggaran belanja hadiah Natal secara online pada 2011 meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2010. Para pemegang kartu Visa juga dapat menikmati keamanan saat berbelanja online berkat adanya layanan otentifikasi seperti Verified by Visa," jelas Ellyana Fuad, Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, melalui siaran persnya.
Tren belanja online kado Natal Mengambil momen hari raya dan liburan, termasuk jelang Natal dan liburan akhir tahun, sejumlah mal ternama di Jakarta tak hentinya menggelar program belanja diskon besar-besaran, mulai midnight shopping hingga morning shopping. Meski begitu, belanja online punya daya tariknya tersendiri.
Hasil studi Visa tentang belanja online ini menunjukkan tingginya animo masyarakat Indonesia berbelanja online. Soal kado Natal, studi ini mengungkapkan baik perempuan dan laki-laki, sama antusiasnya saat berbelanja online.
Pola belanja online khusus kado Natal bagi masyarakat Indonesia khas dan berbeda. Nilai kekeluargaan yang kuat bagi masyarakat Indonesia menempatkan ibu sebagai prioritas utama dalam daftar penerima kado Natal. Meski begitu, membelikan kado pasangan tak kalah pentingnya. Inilah sebabnya pasangan mendapatkan hadiah paling mahal di antara yang lainnya. Sementara, perilaku belanja online lainnya yang menjadi tren adalah belanja untuk diri sendiri.
Survei Visa ini mengungkapkan 30 persen pria Indonesia lebih cenderung memberikan hadiah termahal untuk pasangannya, sedangkan perempuan menempatkan baik pasangan (19 persen responden) dan ibu mereka (19 persen responden) di posisi atas dalam memberikan hadiah Natal termahal.
"Di Indonesia, ikatan keluarga benar-benar kuat. Oleh karena itu, orang tua, pasangan, dan anak adalah penerima hadiah Natal yang menjadi prioritas. Orang-orang Indonesia cenderung lebih menghargai pasangan dan ibu mereka, karena itu mereka mendapatkan kado Natal yang termahal," kata Ellyana.
Masih menurut survei yang sama, orang Indonesia menghabiskan rata-rata Rp 4.850.000 untuk belanja hadiah Natal secara online. Angka ini meningkat 25 persen dibandingkan tahun 2010. Sementara mereka yang berumur 35 hingga 55 tahun serta sudah menikah dan memiliki anak, menunjukkan anggaran tertinggi sebesar lebih dari Rp 5.320.000.
Kebanyakan orang Indonesia berbelanja lima kado Natal. Pakaian (23 persen) dan jam tangan (21 persen) paling sering disebutkan dalam daftar belanja Natal. Sementara secara umum, pakaian, komputer dan liburan adalah tiga barang yang paling ingin dibeli secara online. Pilihan belanja online pria dan perempuan Indonesia juga berbeda, berikut perbedaannya:
* Pilihan belanja online untuk perempuan: pakaian (38 persen), tas (32 persen). * Pilihan belanja online untuk laki-laki: perangkat komputer (27 persen), tiket pesawat untuk liburan (26 persen), akomodasi liburan (21 persen).
Membelikan dan menerima hadiah Natal memberikan kegembiraan tersendiri, namun bagaimana jika hadiah tersebut berupa barang yang tidak diinginkan. Survei ini menunjukkan, 74 responden mengakui hadiah Natal yang tak disukainya akan diberikan ke orang lain. Sedangkan 12 persennya mengatakan bahwa mereka akan menyimpan hadiah tersebut, dan lima persen lainnya akan menjual hadiah itu.