Banjarmasin, Kalimantan Selatan (ANTARA News) - Ratusan ibu-ibu memadati seminar sehari tentang imunisasi yang diselenggarakan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Islam Kalimantan Moh Arsyad Al-Banjary, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Rabu.
Imunisasi sangat penting menuju masyarakat yang sehat. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Uniska Moh Arsyad Al-Banjary, Fahrurazi, di Banjarmasin, mengatakan, seminar itu bertujuan mengetahui respon masyarakat dan pemangku kepentingan di daerah itu.
Seminar menampilkan sejumlah pembicara, yakni Hj Ummu Salamah, selaku penulis buku "Vaksinasi, Dampak, Konspirasi dan Solusi Sehat Ala Rasulullah SAW". Selain itu ada Dr Sudjatmiko Sp.A (K) M.Si dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, Aminudin Yakub MA dari Komisi Fatwa MUI, Prof Kamrani Busri (mantan Rektor IAIN Antasari), dan pejabat dinas kesehatan Prov Kalsel.
Sudjatmiko menjelaskan program vaksinasi yang telah dilaksanakan pemerintah, juga dilaksanakan pada 194 negara dengan cakupan layanan berkisar 85-90 persen sasaran. Selain itu, pencapaian cakupan layanan vaksinasi berkorelasi dengan wabah penyakit, dengan kata lain apabila cakupan layanan tinggi maka wabah penyakit menurun begitu juga sebaliknya.
"Sampai sekarang program vaksinasi terus berjalan karena dilaksanakan melalui penelitian yang cermat dengan pendekatan bioteknologi," katanya.
Menanggapi masalah dalam pelaksanaan program vaksinasi, Sudjatmiko berharap itu tentunya jangan memvonis program vaksinasi gagal. "Analoginya sama artinya apabila ada satu-dua terjadi kecelakaan sepeda motor maka tidak serta merta bersepeda motor harus dilarang. Begitu juga dengan imunisasi," katanya.
Sedangkan Yakub dari MUI mengatakan, menyikapi permasalahan yang masih muncul dalam program vaksinasi hendaknya jangan membenturkan antara hal-hal yang berbau nabawi dengan penanganan medis secara moderen karena zamannya sudah jauh berbeda.
Menurut dia, MUI berkepentingan dengan status kehalalan bahan medis termasuk vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi, untuk itu diharapkan kesadaran produsen obat dan vaksin dalam menjamin kehalalan produk melalui pelabelan halal MUI.
Dr Julitasari Sundoro, pengamat imunisasi yang hadir dalam seminar itu, mengatakan, "Saya berharap dari forum akademik ini maka sudah seharusnya bersikap lebih kritis terhadap setiap informasi yang diterima, apakah itu berasal dari hasil penelitian atau studi yang benar atau hanya pengalaman pribadi yang belum tentu sama untuk setiap orang." (A019)