Lupakan mimpi Anda untuk cuti lama dan mengambil libur panjang, penelitian membuktikan libur panjang malah bikin stres.
KapanLagi.com - Perebutan kepentingan antara waktu untuk bekerja, untuk keluarga dan juga untuk 'me' time, membuat kita membayangkan--dan merencanakan--sebuah liburan yang sangat panjang sehingga terpuaskan. Apalagi di momen Natal dan Tahun Baru yang pasti sangat menggoda untuk menggabungkan cuti yang telah disimpan.
Dengan waktu luang yang sangat banyak, bahkan tak terbatas, kita berharap bisa melakukan banyak hal yang tidak pernah bisa kita lakukan. Dengan harapan ketika berhasil melakukan semuanya itu, maka rasa bahagia akan didapatkan. Namun penelitian mendapatkan fakta yang berbeda.
Memiliki sedikit waktu senggang memang bikin stres, tapi banyak waktu senggang juga ternyata sukses membuat seseorang menjadi tidak bahagia. Penelitian dari University of Cincinnati di Ohio dan Baylor University di Texas ini menanyai 1329 remaja hingga dewasa muda tentang waktu luang yang mereka miliki dan sebahagia apa mereka.
Para partisipan mengaku, mereka yang memiliki sedikit saja waktu luang sering tidak bahagia, namun yang memiliki banyak waktu luang malah segera merasa bosan dan tidak tahu harus melakukan apa. Mencari mana yang lebih disukai, antara sedikit atau banyak waktu luang, para peneliti menemukan yang terbaik adalah tidak terlalu banyak maupun tidak terlalu sedikit.
Saat ini budaya konsumerisme begitu mengendalikan manusia, yang bercirikan materialisme dan gairah belanja yang kompulsif. Orang muda yang mengejar materi ini ternyata hanya membutuhkan durasi waktu luang yang tepat agar merasa bahagia. Jika berlebihan, mereka justru akan cemas dan bingung. Solusinya, menurut para ilmuwan, adalah berpikir lebih bijak dengan menyeimbangkan jumlah waktu senggang dan waktu sibuk, serta berusaha meringankan hal-hal negatif yang terjadi dalam hidup sehari-hari sehingga Anda tidak merasa harus menunggu waktu luang untuk memiliki jiwa yang sehat. (dm/wo/miw)