Jum'at, 09 Desember 2011 | 18:45 WIB
TEMPO.CO, - Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa burung-burung menguap bersama-sama. Sementara itu, para peneliti menemukan bahwa menguap lebih mudah menular di antara anggota keluarga atau teman, ketimbang dengan orang yang tidak dikenal.
Kita semua tahu bahwa ketika seseorang menguap, yang lain bisa dengan segera ikut menguap. Namun mengapa fenomena ini terjadi, belumlah diketahui secara jelas.
Temuan terbaru mengungkapkan bahwa empati sosial mempunyai peran penting di sini. Para ilmuwan menemukan bahwa menular tidaknya menguap tergantung dari kuat tidaknya ikatan antara orang-orang yang berada di suatu tempat. Anggota keluarga adalah yang paling mungkin untuk memicu penularan menguap ini, diikuti oleh teman-teman, kemudian baru orang asing atau yang tidak dikenal.
Para peneliti dari Italia, seperti dikutip laman Huffington Post edisi 8 Desember 2011, menghabiskan waktu satu tahun untuk merekam menguapnya 109 orang dewasa--53 pria dan 56 wanita--dari seluruh dunia. Partisipan dibagi dalam kategori 'triggers' yang lebih dulu menguap serta 'observers' yang merespons dengan menguap.
Secara keseluruhan, ada 480 contoh di mana seseorang yang menguap bisa memicu orang lain di dekatnya untuk menguap dalam waktu tiga menit. Kesimpulan dari artikel yang ditulis di jurnal online Public Library Science ONE ini, menurut penulisnya Dr Ivan Norscia dan Dr Elisabeta Palagi dari University of Pisa, "Anggota keluarga adalah pemicu terbesar menguap, baik dari sisi terjadinya maupun dari frekuensi terjadinya."
ARBA'IYAH SATRIANI