Liputan6.com, Washington: Beberapa ilmuwan berusaha menemukan vaksin pencegah infeksi virus AIDS. Studi baru melalui cara menyuntikkan tikus dengan gen pelindung, menjadikan ini sebagai penemuan yang telah teruji terhadap infeksi HIV pada hewan selama satu dekade.
Dalam risetnya, sejumlah tikus diikutsertakan dalam penelitian ini yang memiliki perlindungan terhadap virus HIV seratus persen. Para ahli terkesan dengan fakta ini yang rencananya akan diterapkan pada manusia.
"Penelitian ini jadi sesuatu yang sangat penting bagi sebuah penemuan yang kreatif," ujar Ketua AIDS Nasional, Anthony Fauci, pada abcnews.com, Rabu (30/11).
Hampir 30 tahun lamanya penyakit ganas ini telah teridentifikasi. Namun para ilmuwan belum mampu menemukan vaksin penangkal yang efektif. Barulah pada 2009, Thailand melakukan uji coba terhadap vaksin yang bisa melindungi sepertiga dari penderita terhadap infeksi AIDS. Meski itu tidak baik digunakan secara umum, namun para peneliti saat ini tengah mengembangkan lebih baik lagi.
Para peneliti melaporkan hasil risetnya dalam jurnal Nature Online, Rabu (30/11). Mereka berharap pengujian vaksin ini dapat dilakukan pada orang dalam beberapa tahun mendatang. Tim riset lain juga melaporkan keberhasilan serupa pernah dilakukan pada monyet di tahun 2009 lalu, dan peneliti berharap hal ini dapat diterapkan pada manusia dengan segera.
Dalam prosesnya, sebuah vaksin tradisional bekerja dengan menyamar sebagai kuman, yang bisa melatih sistem kekebalan tubuh untuk bisa bertahan terhadap serangan kuman. Pertahanan tersebut umumnya antibodi, berupa protein dalam darah yang dibentuk untuk menahan bagian-bagian yang terkena virus. Setelah terjadi, virus tidak dapat membuat infeksi abadi dan dibersihkan dari tubuh.
"Saya pikir itu hebat," kata Dr Philip R. Johnson dari Rumah Sakit Anak Philadelphia, yang melaporkan hasil serupa pada monyet di tahun 2009. "Hal Ini memberikan bukti tambahan bahwa penemuan ini layak bergerak maju," tambahnya. (abcnews.go.com/MEL)