Rata-rata Orang Dewasa Kurang Tidur  

Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Tempointeraktif.com - Gaya Hidup
Rata-rata Orang Dewasa Kurang Tidur  
Dec 14th 2011, 04:35

Rabu, 14 Desember 2011 | 10:19 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Kurang tidur bisa mempengaruhi konsentrasi, ingatan, penampilan, bahkan sistem kekebalan tubuh kita. Selain itu, Anda pun cenderung mengalami kecelakaan jika Anda kurang tidur.

Hasil survei terhadap 1.500 orang Australia yang dilakukan oleh Sleep Health Foundation menemukan bahwa rata-rata orang kurang tidur selama satu jam dari delapan jam tidur yang direkomendasikan. Orang pada rentang usia 18 hingga 24 tahun adalah mereka yang waktu tidurnya paling sedikit. Sebanyak 35 persen dari responden juga mengatakan bahwa mereka kerap terbangun saat tidur tengah malam.

Di antara penyebab kurangnya tidur adalah ruangan yang terlalu terang, terlalu ramai, atau terlalu panas. Penyebab lain adalah terlalu banyak mengkonsumsi anggur merah, makan malam yang berat, bekerja dalam shift, depresi, dan mempunyai bayi. Sayangnya, efek dari kurang tidur ini sering kali bersifat kumulatif sehingga semakin menyulitkan kita untuk mengubah atau memperbaiki cara tidur kita demi menghindari insomnia kronis.

Siklus Tidur

Kebutuhan tidur setiap orang berbeda-beda, namun satu hal yang pasti adalah tidur kita memiliki beberapa fase (siklus tidur). "Orang harus menyadari bahwa tidur bukanlah suatu ketidaksadaran sepanjang malam," kata Profesor Leon Lack, direktur laboratorium tidur di Flinders University Australia.

"Kita mengalami tidur nyenyak (deep sleep) hanya sekitar satu jam dari periode tidur malam kita. Setelah itu, kita masuk ke dalam fase light sleep, rapid eye movement, atau dreaming sleep, untuk periode yang pendek, lalu kembali lagi ke fase deep sleep," ujar dia, seperti dikutip Sydney Morning Herald edisi 12 Desember 2011.

Sesuatu yang umum adalah terbangun dengan cepat dari tidur ketika kita dalam fase light sleep. Menurut Lack, tak perlu khawatir jika hal tersebut terjadi. "Biasanya kita terbangun setelah tiga atau empat jam tidur, setelah sekitar dua atau tiga jam siklus tidur dan kemudian kita tertidur lagi untuk kemudian terbangun lagi sekitar satu jam kemudian sepanjang malam," ujar dia.

Menurut Dr Gerard Kennedy, profesor dan peneliti tidur dari Victoria University, deep sleep penting untuk pemulihan kondisi fisik. "Orang yang banyak melakukan aktivitas fisik dalam bekerja, seperti para buruh, mengalami tidur lelap lebih lama. Sebaliknya, mereka yang melakukan banyak kegiatan berpikir, cenderung untuk mengalami tidur dengan fase REM (rapid eye movement). Fase REM ini penting untuk mengkonsolidasikan memori," ujar dia.

Strategi Tidur

Lalu, bagaimana strategi untuk memulihkan tenaga jika kita harus bekerja sampai malam, ada pesta hingga tengah malam, atau bayi menangis terus di tengah malam? Menurut Kennedy, tubuh kita didesain untuk tidur dua jam per 24 jam, yaitu satu jam lebih tidur di malam hari dan sekitar 30-45 menit tidur pada siang menjelang sore.

Para ibu yang memiliki bayi disarankan untuk tidur saat bayi mereka tidur, tak peduli jam berapa pun itu. Hal ini dimaksudkan untuk 'mengejar' kekurangan waktu tidur. Selama waktu tersebut, kata Kennedy, kita memang tidak tidur nyenyak, tapi hal tersebut cukup untuk menyegarkan mental kita sehingga bisa melakukan berbagai kegiatan pada hari tersebut.

Dikatakan Kennedy, kuncinya adalah jangan tidur lebih dari 45 menit agar tidak mengganggu jam biologis alami kita. Memang, tak seorang bos pun akan mengizinkan anak buahnya untuk tidur di bawah meja kerja mereka, tapi Anda tetap bisa melakukan hal tersebut pada akhir pekan dan tetap cukup tidur pada malam hari.

Tidak Bisa Tidur

Bagaimana jika Anda tidak bisa tidur? Menurut David Hillman, ketua Sleep Heath Foundation, "Problem dari kebanyakan orang yang kurang tidur adalah sudah berada di tempat tidur dan tidak bisa tidur dengan baik. Dalam kondisi seperti itu, lebih baik Anda bangun dari tempat tidur dan pergi ke tempat yang gelap dan tenang."

Ketika Anda siap untuk tidur lagi, pergilah ke tempat idur. Ia menambahkan bahwa beristirahat penting juga dilakukan sebelum tidur.

Adapun ahli tidur Amerika, Dr Matthew Edlund, mengatakan istirahat sama pentingnya dengan tidur untuk kesehatan kita. Namun yang dimaksudkan bukanlah istirahat pasif seperti menonton televisi. Ia menyarankan untuk melakukan meditasi, berinteraksi sosial, maupun latihan pernapasan sebagai kegiatan beristirahat.

ARBA'IYAH SATRIANI

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post