Liputan6.com, Ottawa: Hati-hati menggunakan tisu di toilet umum. Sebuah penelitian menemukan di tisu yang belum digunakan di toilet umum banyak ditemukan bakteri.
Mereka juga menemukan bahwa bakteri dapat ditransfer ke tangan setelah mencucinya. Para ahli mengatakan, temuan ini paling penting untuk orang-orang di unit isolasi rumah sakit dan orang-orang dengan fungsi kekebalan tubuh yang lemah. Mereka perlu ekstra hati-hati jika kontak dengan kuman.
Para peneliti di Laval University di Kanada menguji enam merek tisu toilet yang dijual komersial, jenis ini banyak digunakan di toilet umum. Mereka menemukan bakteri pada semua merek, tapi tisu yang terbuat dari serat daur ulang merupakan jenis yang paling terkontaminasi.
"Dalam penelitian kami, konsentrasi bakteri di dalam kertas daur ulang adalah antara 100 hingga 1.000 kali lipat lebih tinggi daripada merek dengan menggunakan pulp kayu," tulis para peneliti, Kamis (29/12).
Para peneliti mengatakan, temuan tisu toilet ini cocok dengan penelitian lain yang telah mencatat jumlah bakteri yang tinggi dalam jenis lain dari produk kertas daur ulang. Bakteri bisa berkembang di kertas daur ulang karena mengandung bahan pengikat seperti pati dan pengisi yang berfungsi sebagai makanan.
Sebagian besar bakteri yang ditemukan di tisu toilet adalah bakteri Bacillus. Banyak strain Bacillus dapat menghasilkan racun yang menyebabkan keracunan makanan. Satu merek tisu toilet mengandung bakteri Bacillus cereus. Selain keracunan makanan, B. cereus telah dikaitkan dengan infeksi mata, paru-paru, darah, dan sistem saraf pusat.
Meskipun sejumlah bakteri B. cereus tidak akan membahayakan orang sehat, peneliti mencatat mungkin lebih berbahaya bagi orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah, seperti bayi dan orang tua, dan bagi orang-orang yang pengobatan yang menekan fungsi kekebalan tubuh mereka.
Ahli kuman mengatakan bahwa penelitian itu membuka mata kita. "Temuan ini menarik karena kita tidak berpikir bahwa tisu toilet terkontaminasi," kata Elizabeth Scott, PhD, dari Simmons College di Boston.
Scott mengatakan studi ini juga membuat dia penasaran tentang bakteri pada produk kertas lainnya. "Itu membuat saya bertanya-tanya tentang tisu dapur. Ini ditempatkan untuk semua jenis kegunaan yang berhubungan langsung dengan makanan, misalnya, meliputi dan pembungkus makanan,"katanya.
Scott dan ahli lainnya mencatat bahwa penelitian ini tidak menemukan bahwa tisu toilet menyebabkan orang sakit. Para ahli setuju bahwa studi ini tidak harus menjadi alasan bagi orang sehat untuk menghindari tisu toilet.
"Orang tidak harus berpikir bahwa lebih baik tidak mencuci tangan jika hanya tisu toilet yang tersedia untuk mengeringkan tangan mereka," ujar Angela Emas, DNP, yang merupakan presiden terpilih dari American Academy of Nurse Practitioners.
Dia mengatakan aturannya, 20 detik dengan sabun dan air, terutama setelah beraktivitas yang secara dramatis meningkatkan paparan kuman, seperti memegang daging mentah.(webmd/MEL)