KOMPAS.com - Seiring dengan dicanangkannya Indonesia sebagai pusat mode Asia di tahun 2015, dan pusat mode dunia di tahun 2025, Asosiasi Pengusaha dan Perancang Mode Indonesia (APPMI) berniat mengadakan pekan mode yang bisa membantu mewujudkan mimpi ini. "APPMI bekerjasama dengan beberapa pihak lain dan juga pemerintahan akan mengadakan Indonesia Fashion Week di bulan Februari mendatang," tukas Dina Midiani, Direktur Indonesia Fashion Week kepada Kompas Female di Senayan City, Selasa (17/1/2012) lalu.
Meski bertajuk pekan mode, namun Indonesia Fashion Week (IFW) memiliki konsep yang berbeda dengan pekan mode serupa. Ajang fashion week umumnya menampilkan banyak peragaan busana dengan busana rancangan perancang terkenal yang harganya tidak terjangkau kaum menengah ke bawah. "Selama ini ajang-ajang peragaan busana ini memang hanya ditujukan untuk memperlihatkan kemajuan mode Indonesia dari para perancangnya, tapi punya kesan yang kurang merakyat. Dan memang dari awal kami ingin konsep acaranya adalah business to business," tambahnya. Hal inilah yang akhirnya mendorong APPMI untuk menyelenggarakan IFW yang lebih mengutamakan acara pameran dagang dari berbagai industri fashion di Indonesia.
Salah satu sumbangan terbesar untuk perekonomian negara adalah melalui ekonomi kreatif di bidang fashion, maka IFWdiharapkan bisa menjadi ajang bertemu para pemilik UKM sekaligus memfasilitasi UKM atau pengusaha fashion lainnya dengan para buyer dalam skala besar. Namun IFW yang baru akan digelar untuk pertama kalinya ini masih menargetkan buyer lokal dan industri fashion terlebih dahulu. "Di tahun selanjutnya secara bertahap akan mulai untuk membidik pasar yang lebih luas, sekaligus meningkatkan kecintaan pada produk lokal," tambahnya. Ajang bisnis fashion Dina menjanjikan IFW ini akan menjadi sebuah etalase kemajuan produk Indonesia yang bisa dinikmati oleh berbagai kalangan. Tak hanya kalangan sosialita dan kaum menengah atas saja, tapi lebih banyak menjangkau buyer lokal dari department store ataupun dari butik-butik di Indonesia. Dalam acara yang akan digelar pada 23-26 Februari 2012 di Jakarta Convention Center ini akan dihadirkan lebih dari 200 peserta pameran dari berbagai kalangan, mulai desainer muda, desainer independen, UKM, ataupun industri kecil.
"Para peserta yang ingin ikut dalam pameran ini tak sembarangan, karena mereka harus diseleksi terlebih dahulu agar sesuai dengan kriteria dan tema acara, yaitu Colorful Indonesia," beber Dina. Sampai saat ini sudah tercatat sekitar 118 peserta pameran yang bakal mengisi booth IFW dengan berbagai kreasi produk lokal.
Selain itu, IFW juga akan menghadirkan berbagai UKM atau industri fashion dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Medan, Bali, dan lainnya. "Harga koleksi produk mereka bisa terjangkau masyarakat, dan ada pembedaan harga untuk pembelian grosir dan ritel," bebernya. Acara ini secara tidak langsung akan membantu para pengusaha untuk bisa bersaing dan meningkatkan perekonomian mereka dan negara.
Empat fashion show desainer kelas atas Tak hanya sebagai ajang bisnis fashion, IFW juga akan menghadirkan berbagai acara yang menarik seperti peragaan busana dari para perancang top Indonesia, talkshow, seminar, dan kompetisi untuk berkreasi dengan sarung, yang menjadi highlight dari tema Colorful Indonesia. IFW akan menghadirkan lebih dari 12 desainer terkenal yang dirangkum dalam empat show besar. Sebut saja perancang seperti Ali Kharisma, Ardistia Dwiasri, Carmanita, Irna Mutiara, Ida Royani, Ghea Sukasah, Defrico Audy, Musa, Fery Sunarto, sampai Anne Avantie, yang akan menggabungkan seni budaya menjadi sebuah inspirasi karya mode yang indah.
Akan ada pula berbagai seminar yang bermanfaat untuk pembinaan UKM dan industri fashion. Sebut saja seminar tentang branding produk oleh pembicara yang didatangkan dari Norwegia dan APINDO, serta seminar tentang tren mode dari pembicara yang didatangkan dari Perancis. "Ada juga kompetisi untuk merancang busana ready to wear dengan hadiah mengikuti ajang Hongkong Fashion Week," paparnya.