Jangan Sepelekan Gangguan Organ Intim Ini

VIVAnews - KOSMO
VIVAnews - KOSMO
Jangan Sepelekan Gangguan Organ Intim Ini
Jan 10th 2012, 06:34

VIVAnews - Sebagai wanita, hukumnya wajib untuk selalu menjaga kesehatan organ intim. Selain selalu menjaga kebersihan vagina, Anda juga tak boleh menyepelekan gejala tertentu, yang bisa jadi pertanda adanya gangguan kesehatan.

Gejala yang muncul merupakan cara tubuh untuk memberitahu Anda adanya masalah. Misalnya, rasa sakit yang luar biasa saat berhubungan intim, atau kejang otot vagina.

"Meskipun Anda merasa malu dengan gejala yang muncul, hal terbaik adalah berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter," kata  Michele Curtis, MD, a profesor obstetri dan ginekologi University of Texas, Amerika Serikat, dikutip dari Woman's Day.   1. Keputihan "Saat Anda berovulasi di tengah siklus menstruasi, tubuh dalam puncak kesuburan. Vagina akan mengeluarkan cairan lebih banyak dibandingkan biasanya," kata  Sandra Reed, MD, juru bicara American Congress of Obstetricians and Gynecologists. Kondisi tersebut merupakan hal normal. Namun, jika cairan bergumpal, putih dan bentuknya seperti keju cottage, kemungkinan Anda mengalami infeksi jamur. Hal ini disebabkan Ini pertumbuhan berlebih  jamur candida, yang selalu ada dalam vagina. Stres, sakit, konsumsi obat tertentu bisa jadi penyebabnya.

Tapi, jika keputihan berkepanjangan, warnanya juga berubah jadi kehijauan atau kekuningan, bisa jadi Anda mengalami penyakit menular seksual. Untuk itu, segera periksakan diri ke dokter.

2. Gatal kemerahan Jika vagina terasa gatal, kemerahan dan terlihat meradang, Anda mungkin mengalami dermatitis vulva. Ini merupakan reaksi alergi terhadap suatu iritan, yang sumbernya bisa apa pun, seperti gel mandi atau serat pakaian sintetis.

"Kadang-kadang ruam yang muncul setelah berhubungan seksual, mungkin karena sang wanita alergi terhadap kondom lateks atau cairan pelumas. Bisa jadi juga alergi terhadap sperma, urin atau keringat pasangan," kata Dr Curtis.

Ruam juga bisa jadi gejala herpes. Biasanya dimulai dengan sensasi kesemutan dan kemudian terdapat benjolan merah kecil atau luka lecet berwarna putih. Jika Anda atau pasangan Anda memiliki gejala herpes, sebaiknya hindari dulu berhubungan seksual dan periksakan diri ke dokter. 

3. Nyeri saat buang air kecil

Jika frekuensi buang air kecil Anda cukup sering dan disertai rasa sakit, bisa jadi dipicu infeksi saluran kemih. Faktanya, hubungan seksual yang terlalu sering dapat meningkatkan risiko infeksi kandung kemih.

"Hubungan seks juga dapat memperparah infeksi kandung kemih dan menyebabkan infeksi yang lebih serius, disebut sistitis," kata Dr. Curtis.

4. Kejang otot Apakah vagina Anda mengatup atau terasa menekan saat disentuh atau ketika mencoba untuk berhubungan seks? Jika demikian, bisa jadi Anda mengalami vaginismus.

Vaginismus memengaruhi 6 persen wanita dan menyebabkan kejang tak terkendali pada otot-otot dinding vagina, yang membuat penetrasi menyakitkan. Penyebab kejang dan nyeri belum diketahui secara detail.

Kemungkinan besar pemicunya adalah kondisi emosi, seperti trauma seksual masa lalu atau kecemasan tentang hubungan. Dibutuhkan terapi fisik dan konseling, untuk mengatasi hal ini.

5. Sakit saat berhubungan seksual Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 22 persen wanita mengalami kondisi yang disebut dyspareunia atau rasa sakit saat berhubungan seksual. Biasanya, disebabkan posisi bercinta  yang tidak nyaman.

Tapi jika kondisi terus-menerus terjadi penyebabnya bisa banyak hal. Seperti, kista, infeksi pada rahim atau saluran tuba, bekas luka jaringan, endometriosis atau fibroid. Jangan menunda, untuk segera memeriksakan diri ke dokter. (umi)

• VIVAnews

Belum ada komentar untuk ditampilkan pada artikel ini.

Kirim Komentar

Anda harus Login untuk mengirimkan komentar

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post