KOMPAS.com - Perempuan bekerja memiliki berbagai tuntutan dari berbagai peran yang dilakoni, dan ini bukan hal yang mudah. Sebagai ibu, Anda kerap dihadapkan pada masalah anak yang sulit makan, kurang mandiri, prestasi yang menurun, dan lain sebagainya. Sebagai istri, tantangan yang dihadapi antara lain menjaga keharmonisan rumah tangga, suami yang workaholic, selingkuh, dan lain sebagainya. Sedangkan sebagai perempuan bekerja, masalah yang dihadapi antara lain tuntutan untuk bekerja lembur, mengatur staf, menghadapi tenggat waktu pekerjaan, hingga politik kantor, tentunya juga membebani pikiran perempuan. Tak jarang tuntutan kesempurnaan dalam bekerja, keluarga, dan urusan pribadi membuat perempuan menjadi stres, yang berakibat pada menurunnya produktivitas bekerja.
"Tekanan-tekanan ini harus diatasi agar berbagai permasalahan yang dihadapi tidak berakibat buruk pada menurunnya produktivitas bekerja dan bisa menghancurkan karier Anda," papar Dra Rustika Thamrin, Spsi, CHt, CI, MTLT, psikolog dari Brawijaya Women and Children Hospital, dalam bincang-bincang "How to be a Healhty & Productive Career Women" di Thamrin Nine, Jakarta Selatan, Jumat (27/1/2012) lalu.
Situasi penuh tekanan atau stres ini memang tidak bisa dihindari, namun harus disikapi dengan tepat agar Anda bisa tetap sehat jasmani dan rohani. Ketika stres berkepanjangan tidak segera diatasi, selain mengakibatkan menurunnya produktivitas juga menimbulkan gangguan kesehatan seperti migrain atau maag. Menurut hasil riset di New York yang dilakukan oleh Harvard University, 80 persen penyakit fisik disebabkan oleh emosi negatif yang menumpuk. Sebab emosi negatif bisa menyebabkan gangguan fungsional yang mengganggu hormon dalam tubuh, sehingga mengganggu kesehatan Anda.
Stres juga "baik" untuk produktivitas Meski bisa membuat seseorang merasa "tidak sehat", namun stres juga memiliki sisi positif bagi seorang pekerja, yaitu meningkatkan produktivitas bekerja. Jika diatur dan diterima dengan baik, stres akibat pekerjaan bisa membuat Anda lebih produktif bekerja, dan justru menghasilkan output yang baik dalam pekerjaan. Dalam dunia pekerjaan, jika tidak ada tekanan atau tenggat waktu yang diberikan kepada pekerja, pasti Anda akan merasa tidak ada tantangan dalam pekerjaan, membuat Anda menjadi malas bekerja, dan selalu berada di zona nyaman. Zona nyaman ini lah yang berbahaya bagi produktivitas. Namun, jika tidak diatur dengan baik maka masalah pekerjaan yang membuat stres ini hanya berakhir menjadi tekanan psikologis dan jasmani saja.
"Untuk mengatur stres agar berdampak baik bagi kesehatan dan produktivitas, maka salah satu kuncinya adalah dengan menyelaraskan semua bagian tubuh dan hati," bebernya.
Stres bisa memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang yang mengalaminya. Untuk mengatasinya, jujur dan ikhlaslah pada diri sendiri, serta tunjukkan kemauan untuk mengarahkan stres pada posisi yang positif. Menyelaraskan pikiran, perasaan, dan perilaku untuk ikhlas menerima stres berarti menyatukan seluruh elemen diri untuk bisa menerima stres. "Yang paling penting adalah jujur pada diri sendiri ketika Anda sedang mengalami stres. Jangan menghindarinya, tapi hadapi dan selesaikan agar tidak stres lagi," pungkasnya.