Jakarta (ANTARA News) - Pasien yang diduga atau suspek flu burung di RSUD Tangerang R (18) untuk sementara dinyatakan negatif terjangkit virus H5N1 atau flu burung, setelah dilakukan dua kali pemeriksaan laboratorium untuk
Polymirasea Chain Reaction (PCR).
"Sudah dua kali tes, tidak H5N1, tapi baru dua kali. Jadi ditunggu pemeriksaan selanjutnya," ujar Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih ketika ditemui usai pelantikan Kepala Badan POM di gedung Kementerian Kesehatan, Jakarta, Selasa.
R yang merupakan warga Panongan, Kabupaten Tangerang itu dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu (21/1) dengan gejala demam dan flu dan melakukan kontak dengan unggas-unggas piarannya.
Karena itu, pasien langsung mendapatkan perlakuan bagi suspek flu burung untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, karena penyakit yang disebarkan oleh unggas itu telah menewaskan dua orang pada bulan Januari 2012.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengatakan pasien itu telah dirawat dengan tata laksana bagi suspek flu burung dan diberikan oseltamivir sebagai pencegahan.
"Jika diberikan lebih awal, maka kemungkinan sembuhnya lebih besar," ujar Tjandra.
Ia juga menyangkal bahwa telah terjadi kekebalan virus terhadap obat (resistensi) seperti yang dikhawatirkan masyarakat.
"Memang sudah ada laporan resistensi. Tapi disini virusnya masih sensitif sama oseltamivir," katanya.
Menteri Kesehatan juga mengatakan pihaknya selalu melakukan perbaikan kualitas laboratorium bagi penelitian virus flu burung itu, untuk semakin memperbaiki kepekaan terhadap flu burung.
"Ada 42 laboratorium (yang bisa melakukan uji virus flu burung) di Indonesia. Kita lakukan berbagai perbaikan misalnya internal quality control, kita kirim spesimen tapi tidak diberi tahu ada apa, ini kita lakukan sekali atau dua kali dalam setahun," paparnya.
Selain itu, Kemkes tetap menyiagakan 100 rumah sakit diseluruh tanah air untuk menerima pasien flu burung. (A043)