Liputan6.com, New York: Meningkatnya penderita kanker prostat, membuat banyak cara yang bisa ditempuh dalam menangkal jenis kanker ringan ini. Menurut laman
Foxnews.com, Rabu (25/1), tahun ini saja ada sekitar 90 ribu orang akan menjalani operasi kanker prostat.
Menurut para ahli, efek samping yang ditimbulkan seperti impotensi, inkontensia, dan ada kemungkinan alami bocor urin selama melakukan hubungan seks.
"Saya pikir itu adalah sesuatu yang berada di bawah pengawasan karena jika Anda melihat melalui semua diskusi, semuanya selalu bicara tentang disfungsi ereksi setelah operasi prostat," ujar Dr Herbert Lepor, seorang urolog di New York University, mengatakan pada Reuters Health.
Ia meminta para penderita untuk menyadari efek tersebut dan mengimbau untuk mencari cara lain. "Saya pikir, bagi mereka yang melakukan prostatektomi radikal harus menyadari efek tersebut dan berkonseling pada kami, dan juga dalam hal mencari cara lain untuk mengobati ini jika akhirnya menjadi masalah," katanya.
Bulan Mei tahun lalu, sekelompok urologi lain melaporkan hanya satu dari 20 laki-laki yang mengaku terganggu oleh inkontinensia, atau kebocoran kantung kemih selama satu tahun atau lebih setelah operasi prostat dilakukan.
Hasil senada diungkapkan Dr Neil Fleshner, seorang peneliti dari University of Toronto yang mengatakan kalau dirinya terkejut mengetahui beberapa orang yang melaporkan masalah itu setelah operasi prostat. Biasanya ahli bedah menghapus otot sfingter di leher kandung kemih yang menutup dari aliran urine selama orgasme .
"Saya cenderung mengatakan pada pasien kami sebelum operasi bahwa ini bisa saja terjadi," kata Fleshner kepada Reuters Health.
Pembedahan dapat membantu meringankan inkontinensia pada beberapa pria yang masalahnya berkembang setelah pengangkatan prostat. Kendati demikian, Flesher mengingatkan mungkin ini bisa diantisipasi dengan latihan yang memperkuat otot panggul, meskipun manfaat dari rehabilitasi tersebut belum terbukti. (MEL)