Liputan6.com, Sleman: Prasetyo Wibowo dan Mei Wijayanti, pasangan suami istri asal Klaten, Jawa Tengah dilanda kebingungan. Prasetyo dan Mei tak tahu lagi harus bagaimana mengurangi penderitaan Hanif Ajrin Karim, putra kesayangan mereka yang menderita kanker darah. Mengingat mereka harus menanggung sendiri biaya pengobatan bayi berusia sepuluh bulan itu hingga mencapai puluhan juta rupiah.
Meski termasuk keluarga miskin pengelola Rumah Sakit Sardjito, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta terpaksa tak bisa menggratiskan biaya pengobatan bagi Hanif. Karena saat datang ke rumah sakit tak mengantongi satu pun kartu peserta Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dari Pemerintah Kabupaten Klaten.
Hanif kini berada di bangsal Kartika II kelas tiga RS Sardjito. Tangis pilu balita asal Ceper, Klaten itu terdengar hampir setiap saat sejak sebulan terakhir. Maklum, penyakit yang diderita Hanif makin parah. Hanif dirujuk ke RS Sardjito setelah sebelumnya dilarikan ke sebuah rumah sakit di Klaten.
Prasetyo dan Mei sebenarnya sudah berusaha mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah baik melalui Jamkesmas maupun Jamkesda. Tapi terus menemui jalan buntu karena ditolak Pemkab Klaten dengan alasan tak ada dana.
Akibat ketiadaan dana, orangtua Hanif yang hanya berprofesi sebagai buruh di sebuah toko besi ini pun mengaku tak tahu harus kemana lagi mencari dana untuk pengobatan anaknya. Menurut pihak rumah sakit, sesuai prosedur pengobatan terhadap Hanif akan dilakukan sebanyak 110 kali hingga kelak berusia dua tahun.(AIS)