Marseille, Prancis (ANTARA News/AFP) - Penemu implan payudara Prancis, Kamis, menyebutkan bahwa sebagian besar informasi yang muncul di tengah-tengah skandal implan payudara yang memicu ketakutan global sebagai tidak benar, namun ia menolak berkomentar lebih jauh.
Dalam sebuah pernyataan, Jean-Claude Mas mengecam "kebohongan besar" yang muncul tapi mengatakan ia akan menahan diri dari membuat komentar publik lainnya karena penyelidikan yudisial.
Menyusul munculnya keluhan dari ratusan wanita, peneliti di selatan Prancis telah melakukan penyelidikan atas dugaan penggunaan implan silikon yang dibuat oleh Prothese Implan Poli (PIP).
Sebuah tuduhan terhadap PIP telah memicu ketakutan di seluruh dunia, dengan beberapa negara termasuk Prancis sekarang menyarankan ribuan perempuan yang memiliki implan untuk membuang implannya.
Dalam pernyataannya, Mas (72) membantah ia bersembunyi dan mengatakan bahwa ia memilih diam, pertama untuk "menghormati dan bersikap sopan terhadap pasien yang terlibat", dan juga karena adanya proses pengadilan yang masih berlanjut.
"Jumlah kebohongan, omong kosong dan penyimpangan yang menyebar menyebabkan Mas menjauhkan diri dari komentar," kata pernyataan itu.
"Jean-Claude Mas bermaksud untuk menyimpan pernyataannya untuk pihak berwenang di pengadilan saat ia menerima panggilan, yang sampai hari ini belum tiba," kata pernyataan itu.
Sekitar 300 ribu wanita di 65 negara diyakini memiliki implan PIP. Sebuah proporsi yang tidak diketahui dan dibuat dengan gel sub-standar, akibat perusahaan itu, yang sebelumnya adalah produser terbesar ketiga implan silikon, memotong biaya.
PIP ditutup dan produknya dilarang pada 2010 setelah terungkap
telah menggunakan gel silikon yang memiliki tingkat pecah abnormal tinggi.
Kekhawatiran atas implan itu tersebar secara global bulan lalu setelah pihak berwenang kesehatan Prancis menyarankan 30 ribu wanita yang memiliki implan PIP segera mengangkat implannya akibat peningkatan risiko.
Para pejabat itu juga mengatakan bahwa kanker, termasuk 16 kasus kanker payudara, telah terdeteksi pada 20 wanita Perancis dengan implan, namun bersikeras tidak ada kaitan yang membuktikan hubungannya dengan penyakit itu.
(Uu.G003/H-RN)