Salah Kaprah Diet dan Olahraga Bikin Anorexia

KOMPASfemale
KOMPASfemale
Salah Kaprah Diet dan Olahraga Bikin Anorexia
Jan 24th 2012, 10:11

KOMPAS.com - Jika sebagian besar perempuan muda sangat mendambakan tubuh yang langsing, dan melakukan diet ekstra maupun olahraga berlebihan, tidak demikian dengan  Pevita Cleo Eileen Pearce. Pengalaman buruk Pevita sebagai penderita anorexia empat tahun silam, membuatnya tak lagi terjebak dalam diet ketat yang tak sehat.

"Sekarang ini saya sama sekali tidak melakukan diet apapun, saya makan semua makanan," ungkap pemeran film Dilema ini kepada Kompas Female, beberapa waktu lalu. Pevita mengaku hanya melakukan diet ketika diminta oleh produser filmnya untuk memainkan sebuah peran yang mengharuskannya bertubuh kurus. "Itu kan tuntutan profesi jadi harus diikuti," ungkap perempuan kelahiran 6 Oktober 1992 ini.

Menurutnya, banyak orang yang salah persepsi mengenai diet. Ia berpendapat, selama ini orang berpikiran bahwa diet sama artinya dengan mengurangi porsi makan demi mendapatkan tubuh langsing. "Sebenarnya diet juga merupakan sebuah cara untuk menggemukkan badan dengan cara sehat mengatur porsi makan," tukasnya. Perempuan keturunan Inggris ini tak lagi menjalankan diet dengan alasan sederhana, "Saya tidak merasa membutuhkan diet," katanya melanjutkan, "Saya berusaha untuk bersyukur dan hidup senang dengan keadaan saya sekarang ini.".

Pevita makan sewajarnya, tidak pantang dan tidak juga membuat daftar pola makanan sehat. Sampai saat ini ia hanya menghindari makanan pedas karena alasan kesehatan. Program diet menurunkan berat badan pun tak dilakukannya demi menjaga vitalitas tubuhnya lantaran harus menjalani aktivitas yang padat. "Saat jadwal padat, dan saya kurangi porsi makan bisa-bisa justru malah sakit," ujarnya.

Meski gemar menyantap berbagai makanan, Pevita menyeimbangkannya dengan berolahraga untuk menjaga kebugaran dan stamina tubuhnya. "Tahun lalu saya pilates, tapi karena tubuh sudah kurus jadi tidak lanjut lagi. Sekarang ini hanya berenang saja," tukasnya.

Pengidap Anorexia Pevita enggan diet ketat lantaran pernah punya pengalaman buruk di usia 15 tahun. "Di usia 15, saya sempat terobsesi dengan olahraga ekstra keras. Saya ke gym tiga kali seminggu, fitness dan lainnya," bebernya. Olahraga ekstra keras ini memang membuahkan hasil, ia sukses mendapatkan tubuh kurus. Namun tubuh kurus yang tak diimbangi asupan gizi seimbang menimbulkan risiko lain.

Ia pun mengakui, melakukan olahraga berat di masa pertumbuhan, dengan frekuensi yang berlebihan tanpa diimbangi dengan nutrisi tepat, merupakan sebuah kesalahan. Kesalahan berlipat dilakukannya lantaran terjebak dalam pergaulan tak sehat. Lantaran berkawan dengan teman yang terobsesi untuk kurus dan memiliki tubuh langsing bak model, Pevita ikut terseret masuk dalam lingkaran penderita anorexia.

"Sahabat saya adalah pengidap anorexia. Awalnya saya tidak terpengaruh namun karena ia terus-menerus bilang saya gemuk dan berlemak akhirnya jadi kepikiran dan terkena anorexia," paparnya.

Menjadi penderita anorexia, Pevita mulai tertutup dengan keluarga. Ia terobsesi mengeluarkan kembali makanan yang sudah disantapnya demi mendapatkan tubuh kurus. Perlengkapan seperti sendok atau sikat gigi, menjadi teman setianya untuk memuntahkan kembali makanan. "Akhirnya dalam waktu sebulan tubuh saya sudah sangat kurus tinggal tulang," tukasnya.

Meski kurus, bagi penderita anorexia tak pernah puas dengan tubuhnya dan merasa masih gemuk dan harus terus berupaya lebih kurus. "Meski orangtua dan teman-teman lain bilang saya sudah kurus banget dan harus makan, tapi saya justru mengganggap peringan itu sebagai pujian," tukasnya.

Titik balik Pevita untuk meninggalkan impiannya menjadi kurus berawal saat ia memutuskan untuk menjauh dari lingkungan dan pengaruh buruk. Menurutnya, seseorang harus memiliki keinginan kuat dari dalam diri untuk terbebas dari anorexia dan mulai melangkah menjauhi kalangan penderita anorexia. Selain tentunya dibutuhkan dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat.

"Orangtua dan sahabat lainnya selalu mendukung saya untuk keluar dari hal ini," aku Pevita yang berhasil mengembalikan bobot tubuhnya seperti semula setelah dua bulan mengidap anorexia.

Bagi Pevita, pengalamannya menderita anorexia memberikan pelajaran berharga. Setiap orang perlu mensyukuri kondisi yang dimilikinya, dan selalu menjaga tubuh dengan cara positif dan sehat agar dapat menikmati kehidupan yang lebih nyaman dan menyenangkan.

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.
If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post