Jum'at, 06 Januari 2012 | 11:48 WIB
TEMPO.CO - Erat hubungan antara bangku di pusat kebugaran dan ranjang di kamar tidur kita. Keduanya seperti bejana berhubungan yang saling mempengaruhi. Semakin aktif kita mengencangkan otot di gym, semakin aktif pula aktivitas di atas ranjang. demikian juga sebaliknya. Hanya mitos yang mengatakan bahwa seks akan mengendurkan otot dan membuat kita loyo.
Hormon Apa yang menghubungkan ranjang dan bangku gym? Hormon testosteron. Ya, inilah jembatan yang membuat kedua aktivitas itu bisa saling mempengaruhi. Ini adalah hormon kejantanan yang terimbas oleh latihan dan seks.
Selama ini, yang kita pahami, hormon testosteron amat terkait dengan seks. Artinya, saat hormon ini tinggi, maka gairah seksual juga tinggi. Sebaliknya, saat hormon testosteron mulai berkurang—baik karena usia atau penyakit—maka gairah seksual pun melorot drastis. Biasanya, jika sudah melorot, dokter menyarankan suntikan sulih hormon.
Angkat Beban Tapi sulih hormon bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan hormon testosteron. Ada cara lain yang lebih menyehatkan: angkat beban. Ya, saat pria melakukan latihan angkat beban, tingkat testosteron dalam tubuhnya akan melonjak tinggi. Tapi, jangan terlalu ngotot, karena latihan yang berlebih (overtrain) akan menyebabkan tubuh lemas dan hormon testosteron pun menurun.
Tapi, sebaliknya, jangan pula latihan terlalu ringan. Mengangkat beban yang asal-asalan tak akan berdampak apa-apa terhadap produksi hormon ini. Untuk memancingnya berproduksi, kita harus mengangkat beban sampai batas maksimum. Beban yang berat adalah kuncinya. Jadi, kita harus berada di tengah-tengah antara undertrain dan overtrain. Ingat umur juga. Latihan beban di atas 40 tahun tak terlalu berdampak—kecuali Anda telah terbiasa latihan beban sejak umur 20-an.
Squat Selain angkat beban, latihan squat juga dipercaya mampu meningkatkan hormon testosteron. Sebenarnya, ini tak beda dengan latihan beban, hanya kita menggunakan tubuh sendiri untuk melatih otot pinggul dan paha.
Mulai dari Ranjang Banyak orang yang begitu fokus pada latihan di gym hingga mengurangi aktivitas ranjang. Asumsinya, jika tenaga terkuras oleh kegiatan seksual, maka latihan di fitness center akan berkurang. Ini salah. Yang terjadi justru sebaliknya: seks yang aktif akan membantu pembentukan otot. Kok bisa?
Lagi-lagi ini soal hormon testosteron. Saat orgasme, otak memerintahkan hormon testosteron untuk menyebar ke seluruh bagian tubuh lewat aliran darah. Pelepasan inilah yang membuat kita lega setelah bercinta. Nah, semakin banyak hormon testosteron yang dibagi ke seluruh tubuh, semakin produktiflah pembentukan jaringan otot.
Rileks Langsung latihan setelah seks amat bagus. Tapi tak semua orang bisa melakukannya. Ada yang semakin kuat setelah bercinta, ada yang butuh istirahat beberapa jam. Demikian juga sebaliknya.
Jika Anda terserang stres hingga tak bernafsu untuk berhubungan ranjang, silakan latihan dahulu. Banyak orang yang bisa mengendurkan stres dengan latihan. Nah, begitu stres berkurang, libido baru akan berani muncul.
QARIS TAJUDIN