KOMPAS.com – Jalan pintas yang dipilih kaum perempuan ketika ingin menurunkan berat badannya pastilah mengurangi asupan kalorinya. Padahal, cara ini justru akan memperlambat metabolisme tubuh. Akibatnya, membuang bobot yang berlebih menjadi dua kali lipat lebih sulit.
Penelitian baru yang diadakan US National Institute of Diabetes and Kidney Diseases di Maryland mengungkapkan, setelah tiga tahun mengurangi asupan kalori secara stabil, ternyata turunnya berat badan yang diinginkan tidak terjadi. Sebelumnya, ada petunjuk resmi yang menyarankan pengurangan sebanyak 500 kalori dalam sehari, sehingga berat badan turun 450 gram dalam seminggu.
“Namun, orang menggunakan aturan ini untuk menurunkan berat badan selama 10 tahun, dan ternyata salah,” ujar Kevin Hall, pembuat model matematika di US National Institute of Diabetes and Kidney Diseases. “Aturan itu tidak menghitung perubahan metabolik yang terjadi ketika orang mengubah dietnya. Jika Anda mengurangi kalori pada pola makan seseorang, metabolismenya akan melambat.”
Meski begitu, jangan putus asa. Para ahli telah menciptakan kalkulator online yang memungkinkan Anda untuk menyesuaikan harapan untuk mendapatkan gambaran yang lebih realistis mengenai apa yang ingin Anda capai. Situs The Body Weight Simulator, misalnya, membuat estimasi berapa banyak seseorang harus mengurangi asupan kalorinya, dan seberapa sering latihan yang harus dilakukan untuk mendapatkan berat badan yang diinginkan.
Yang perlu ditekankan juga adalah, program penurunan berat badan itu ibarat lari marathon, bukan lari sprint. Karena itu, saran Boyd Swinburn, pakar obesitas dari Deakin University di Melbourne, Australia, Anda yang sedang memprogram diet harus ekstra sabar.
Sumber: Marie Claire