KOMPAS.com - Tak bisa dipungkiri bahwa tabungan sangat diperlukan sebagai jaminan kehidupan seseorang. Akan tetapi, masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya hal ini. Survei "Financial Quotient: Kecerdasan Finansial" yang dilakukan Citi Indonesia pada Desember 2011 lalu menunjukkan, 74 persen perempuan Indonesia belum memiliki rencana pensiun yang matang.
"Kemandirian finansial dan kesiapan menjelang hari tua merupakan dua hal yang harus dipersiapkan sejak dini oleh semua perempuan Indonesia," tukas Harsya Prasetyo, Senior Vice President Retail Investment and Consumer Treasury Head Citi Indonesia, dalam acara "Smart Investment in Ladies Way, Informed, Discipline, and Patience", di Hotel Four Seasons, Jakarta, Rabu (3/10/2012) lalu.
Salah satu cara untuk mempersiapkan hari tua adalah dengan berinvestasi melalui reksadana. Dana ini dikelola oleh Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa saham, obligasi, pasar uang, dan lain-lain. Diungkapkan Hario Soeprobo, President Director First State Investment Indonesia, Anda tak bisa sembarangan memilih sekuritas (lembaga pengelola investasi uang non bank). Untuk itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat memilih investasi berbentuk reksadana.
1. Reputasi sekuritas
Saat memilih investasi dalam bentuk reksadana, sebaiknya pilih sekuritas yang sudah terpercaya dan punya reputasi yang baik. "Reputasi ini bukan hanya sekadar untuk 'gaya-gayaan', tapi lebih karena adanya jaminan atas nasib investasi Anda beberapa tahun ke depan," tukas Hario.
Namun, agar lebih terjamin sebaiknya pilih sekuritas yang punya reputasi dunia yang baik. Reputasi sekuritas dunia bisa menjadi jaminan sekuritasnya lebih kompeten. Selain itu, lamanya usia sekuritas dan reputasi yang dimiliki juga akan berpengaruh dalam menentukan pengalaman sekuritas tersebut dalam menangani kliennya. "Pengalaman akan memengaruhi bisa tidaknya mereka survive dari krisis dan resesi," jelasnya.
2. Turn over
Ketika memutuskan untuk berinvestasi reksadana, tak ada salahnya untuk melihat siapa yang akan menjadi Manajer Investasi aset Anda. Jika MI Anda terlalu sering berganti-ganti karena berbagai alasan (pindah kerja dan lain-lain), hal ini bisa jadi pertimbangan Anda untuk memilih sekuritas lain. Ini bisa dilakukan dengan cara memantau perkembangan sekuritas dan MI-nya selama beberapa waktu. Hario mengungkapkan, terlalu sering terjadi pergantian MI akan mengganggu konsistensi kebijakan dan juga investasi Anda.
3. Study growth MI
Perkembangan dan potensi MI juga patut jadi pertimbangan Anda. Kemampuan MI dalam mengelola reksadana akan membantu Anda mendapatkan banyak keuntungan dan pengaturan keuangan yang tepat. Sebisa mungkin pelajari portfolio perkembangan MI, dan pilih yang memiliki grafik perkembangan yang meningkat naik dan menunjukkan keberhasilannya. "Atau paling tidak pilih MI yang study growth-nya stabil, dan jangan terlalu fluktuatif naik turunnya," pungkasnya.
Editor :
Dini