KOMPAS.com – Konseling pernikahan tidak hanya dibutuhkan bagi Anda yang sedang berada di ujung perceraian. Padahal ada hal-hal lain di luar ambang perceraian yang bisa saja membutuhkan jasa terapi pasangan.
Inilah 7 tanda-tanda Anda mungkin perlu konseling perkawinan:
1. Kejadian traumatis
Peristiwa kehidupan traumatis seperti kehilangan anak atau penyakit yang serius memiliki potensi untuk merusak kebahagian rumah tangga. Konseling pernikahan dapat membantu pasangan dalam mengelola stres dan mengenali perasaan yang asing serta campur aduk.
2. Masih saling mencintai
Jika Anda masih mencintai pasangan tetapi menemukan pernikahan di tempat yang sulit. Tak ada salahnya mengambil pendekatan proaktif dengan konselor pernikahan untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah kecil sebelum menjadi lebih besar.
3. Sudah jarang bicara
Komunikasi merupakan dasar keintiman emosional . Jika Anda dan pasangan sudah tidak saling mengobrol santai serta berbagi cerita saat mencari bantuan ahli. Seorang terapis perkawinan dapat menawarkan strategi komunikasi yang tidak hanya membantu untuk mendapatkan Anda berbicara, tetapi untuk membuat Anda berbagi.
4. "Affair" emosional
Perselingkuhan secara emosional (tanpa kontak fisik) juga berpotensi merusak pernikahan. Sebab, ada orang lain selain pasangan yang diam-diam Anda cintai. Cari bantuan sebelum terlambat.
5. Uang
Uang adalah sumber konflik perkawinan bagi banyak pasangan. Jika Anda dan pasangan sedang bertengkar soal uang, Terapis dapat membantu Anda berdua sampai ke akar masalah keuangan Anda dan mengarahkan pada resolusi.
6. Kemarahan
Setiap kali berbicara selalu berakhir dengan salah satu berteriak marah. Atau sebentar-bentar Anda mudah sekali terpancing emosi olehnya. Perkataan serta tindak-tanduk pasangan gampang sekali menyulut kemarahan Anda. Butuh seorang professional untuk membantu Anda melihat hal-hal yang mendasari permusuhan.
7. Perubahan dramatis
Jika kehidupan seks Anda tiba-tiba dingin atau tiba-tiba bergejolak intens, Anda mungkin memiliki alasan untuk khawatir menurut Valerie Jencks, Pendiri dan Direktur, Prairie Family Therapy, di Chicago, AS, yang menyarankan seks kurang bisa mengindikasikan hubungan intim dengan orang lain, sedangkan peningkatan nafsu seksual mungkin dipicu oleh gairah dari orang lain.
Sumber: Shine