Gizi Buruk, Tinggal Kulit Membalut Tulang...

New Feature - Kompas
http://4skripsi.blogspot.com/
Gizi Buruk, Tinggal Kulit Membalut Tulang...
Oct 19th 2012, 10:38

Marni (2) tidak henti menangis saat dua perawat di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berusaha memasukkan jarum infus ke lengannya, Kamis (18/10) siang. Wajahnya tampak begitu kesakitan, tetapi tak ada air mata menetes.

Ia bergeliat, berusaha melepas jarum infus, tetapi seorang perawat dengan hati-hati memegang kaki dan tangan Marni, menenangkannya. Bocah itu begitu kurus. Tulang lengannya yang mungil menonjol di balik kulitnya yang mengeriput. Tulang pipinya juga menonjol.

"Hasil pemeriksaan sementara, ia kekurangan energi protein dan cerebral palsy (gangguan fungsi otak dan jaringan saraf)," kata Kepala Bidang Perawatan pada RSUD Cibinong dr Endang S Budi.

Menurut Endang, berat badan Marni hanya 5,8 kilogram dengan panjang 69 sentimeter. Berat dan panjang badan Marni jauh dari kondisi ideal, yakni 9 kg, dengan panjang sekitar 90 sentimeter.

Dia mengaku, pada penanganan pertama, Marni diinfus dan dirawat agar kondisi tubuhnya membaik serta bisa makan. Sementara untuk mengetahui penyakit lain yang mungkin diderita Marni, pihaknya akan merontgen bocah perempuan itu serta mengikutkannya dalam serangkaian pemeriksaan laboratorium.

"Biaya akan ditanggung pemerintah lewat jaminan kesehatan daerah," ujar dr Endang.

Hari itu, Marni, putri ketiga pasangan Suja'i (42) dan Amiyati (38), dirujuk ke RSUD Cibinong karena diduga menderita gizi buruk. Menurut Suja'i, putrinya lahir dengan berat badan normal sekitar 3 kg. Ia mulai sakit-sakitan sejak berusia 1 tahun. Sesekali suhu tubuhnya tinggi, lalu ia kejang-kejang.

Menurut Suja'i, sejak saat itu Marni sulit makan. Berat badannya perlahan turun. Hanya sesekali ia membelikan putrinya susu untuk makanan tambahan. Ia sempat memeriksakan putrinya, tetapi penyakit sang anak tidak terdeteksi.

"Tiga kali saya bawa ke puskesmas, tetapi katanya hanya sakit biasa saja. Sejak enam bulan lalu, saya tidak lagi bawa ke puskesmas," tutur Suja'i.

Ia mengaku tidak berani membawa anaknya ke dokter karena khawatir biaya pengobatan yang harus dikeluarkan besar. Sehari-hari, ia hanya bekerja sebagai tukang ojek di Desa Rumpang, Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Penghasilannya tidak tetap, berkisar Rp 30.000-Rp 50.000 sehari. Setelah dipotong uang makan dan bensin, ia hanya bisa membawa pulang uang Rp 15.000-Rp 30.000 per hari.

Hanya dari penghasilan itulah ia menghidupi istrinya yang tinggal di rumah mengurus anak serta dua anaknya yang berusia 16 tahun dan 9 tahun.

Rumah mereka pun terbilang sederhana, dengan dinding batu bata tanpa plester, tetapi lantai sudah berkeramik.

Menurut Ny Uun (45), warga Parung Panjang, yang menjadi relawan di bidang gizi buruk, kasus yang dialami Marni bukan yang pertama terjadi di Bogor bagian barat. Dia berharap pemerintah lebih tanggap dan berusaha menemukan anak-anak yang menderita gizi buruk.

Dia mengakui belum semua petugas pemerintah mengubah paradigma bahwa gizi buruk merupakan aib. Tahun lalu, Solehwanto (4), juga bayi asal Parung Panjang, meninggal dunia karena terlambat mendapat perawatan. Berat tubuh Soleh saat dibawa ke RSUD Cibinong hanya 2,8 kg, jauh dari normal sekitar 5 kg.

Harus ada upaya lebih keras untuk memberdayakan perangkat pemerintahan guna mendeteksi anak-anak gizi buruk. Dengan begitu, lebih banyak anak diselamatkan..... (Antony Lee)

You are receiving this email because you subscribed to this feed at blogtrottr.com.

If you no longer wish to receive these emails, you can unsubscribe from this feed, or manage all your subscriptions
Next Post Previous Post